Jakarta – Maldives tak luput dari pandemi Corona. Meski begitu, banyak traveler yang lebih memilih dikarantina di Maldives dari pada di rumah. Kasus pertama Corona di Maldives dilaporkan pada tanggal 8 Maret lalu. Saat itu ada dua karyawan yang dinyatakan positif Corona.
Untuk mencegah penyebaran Corona, Maldives memutuskan untuk tutup sementara pada tanggal 12 Maret. Semua visa ditolak. Wisatawan dari China, Italia, Bangladesh, Iran, Spanyol, Inggris, Malaysia, Sri Lanka, Jerman, Prancis dan Korsel menjadi daftar larangan utama di Malvdives.
Semua penerbangan dari dan ke Maldives dibatalkan. Kapal pesiar asing pun tak diperbolehkan untuk berlabuh. Namun sebelum kebijakan itu dijalankan, rupanya banyak turis yang sudah berencana untuk karantina di resor-resor mewah Maldives.
Menurut Forbes, akhir Februari hingga awal Maret, Maldives kedatangan banyak turis kaya. Mereka datang menggunakan jet pribadi dan superyacht. “Ada sekitar 1.000 turis di Maldives. Mereka tersebar di 27 resor mewah dan ingin mengisolasi diri di sini,” ujar Menteri Pariwisata Maldives, Ali Waheed dilansir detikcom.
Para turis ini bisa dibilang menjadi pemasukan besar bagi Maldives. Mereka harus membayar USD 3.000 per malam untuk bisa diisolasi di resor mewah. Maldives menjadi pilihan dari pada harus mengkarantina diri di rumah atau di tempat lain. Hal ini tentu saja karena keindahan Maldives.
Selain fasilitas yang fantastis, pulau-pulau pribadi juga menawarkan dokter dan rumah sakit jika dibutuhkan. Sehingga kesehatan mereka akan tetap terjamin.
Karena pencegahan yang cepat, Maldives baru mengkonfirmasi 20 kasus Corona tanpa kematian.(***)