Minahasa – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan jumlah tampungan air di Indonesia melalui pembangunanan bendungan dan embung.
Selain pembangunan, Kementerian PUPR sejak tahun 2016 secara bertahap juga melaksanakan kegiatan revitalisasi 15 danau kritis yang menjadi prioritas nasional untuk ditangani, salah satunya adalah Danau Tondano di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, revitalisasi danau bertujuan untuk mengembalikan fungsi alami danau sebagai tampungan air melalui pengerukan, pembersihan gulma air/eceng gondok, pembuatan tanggul, termasuk penataan di kawasan daerah aliran sungai.
“Danau adalah tampungan air alami yang harus dijaga dengan baik. Untuk itu dalam program kerja PUPR bidang Sumber Daya Air (SDA) di Provinsi Sulawesi Utara akan difokuskan untuk revitalisasi Danau Tondano. Kami akan tambah alat harvester untuk membersihkan eceng gondok seperti yang sudah dilakukan di Danau Rawa Pening, Semarang, Jawa Tengah, ” kata Menteri Basuki saat meninjau Danau Tondano.
Tumbuhnya eceng gondok merupakan tipikal dari danau pada daerah tropis dengan kandungan nutrient terutama nitrogen, fosfat dan potasium yang tinggi di dalam sedimennya. Dengan jumlah dan pertumbuhan eceng gondok yang cepat, fungsi utama danau terganggu dan menjadi dangkal, sehingga mengurangi volume tampungan danau.
Selain pembersihan danau, Basuki menyatakan, pekerjaan prioritas yang harus diselesaikan dalam revitalisasi Danau Tondano adalah pembangunan tanggul pembatas badan air danau sepanjang 18 km. “Ditargetkan untuk pembangunan tanggul seluruhnya dapat selesai dalam waktu tiga tahun ke depan, atau paling lambat tahun 2024. Kebutuhan anggarannya sekitar Rp 1 triliun,” tuturnya.
Sebelumnya Kementerian PUPR telah menyelesaikan revitalisasi Sungai Tondano yang mengalir ke badan air Danau Tondano. Biaya pengerjaannya sebesar Rp 108,6 miliar dengan masa pelaksanaan tahun 2016-2018. Pada tahun 2019 pelaksanaan revitalisasi dianggarkan sebesar Rp 10 miliar diantaranya untuk pembangunan tanggul pembatas badan air danau sepanjang sekitar 108 meter.
Pada tahun 2020, pekerjaan revitalisasi dilanjutkan dengan pembangunan tanggul sepanjang 270 meter. Pembangunan tanggul bertujuan mencegah terjadinya alih fungsi dan okupasi lahan di kawasan tepi danau. Sejak tahun 2014 hingga tahun 2019 sudah terbangun tanggul sepanjang sekitar 3 km.
Selain pembangunan tanggul, juga dilaksanakan penataan sempadan, pembangunan cekdam sedimen hulu inlet, dan pembangunan drainase lokasi prioritas.
“Termasuk di bidang Cipta Karya akan dilakukan penataan kawasan, agar tidak timbul kawasan di sekitar danau dan dapat menjadi alternatif kawasan wisata selain KSPN Likupang, termasuk dengan memanfaatkan keberadaan ruas tol Manado-Bitung yang baru diresmikan dengan exit dari Air Madidi” tutur Menteri Basuki.
Danau Tondano memiliki volume tampung 668,6 juta/m2 dan luas 4.616 hektar. Luasnya mengalami penyusutan, dimana pada tahun 1992 luasnya sekitar 4.800 hektar, sehingga dalam kurun waktu 25 tahun terakhir telah menyusut 184 hektar.
Turut hadir dalam tinjauan tersebut Anggota DPR RI Komisi V Herson Mayulu, Bupati Minahasa Royke O Roring, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I Bastari, Kepala Balai Pengembangan Prasarana Wilayah Sulut Rus’an M. Nur Taib, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*)