Padang – Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Andalas menyelenggarakan International Conference on Educational Development and Quality Assurance (ICED-QA) ketiga pada tanggal 27-28 Oktober 2020. ICED-QA III itu dilaksanakan secara online dengan tema “Quality Assurance on Merdeka Belajar: Giving students more control over their learning experiences”.
Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof. Dr. Mansyurdin, MS mengatakan, acara ini merupakan forum internasional yang bertujuan untuk mempresentasikan dan mendiskusikan serta berbagi pengalaman tentang kemajuan pengembangan pendidikan dan penjaminan mutu pendidikan tinggi.
“Penjaminan mutu menjadi sangat penting bagi institusi pendidikan karena melalui penjaminan mutu kita dapat menjamin sistem pendidikan terstandarisasi,” ujarnya.
Saat ini, Universitas Andalas telah terakreditasi A oleh BAN-PT. Selain itu, 3 Program Studi (Prodi) telah terakreditasi Internasional ABET, dan 7 Prodi telah terakreditasi AUN QA. Pencapaian ini membuat Universitas Andalas untuk terus mendorong agar lebih banyak lagi Prodi yang diakui secara nasional maupun internasional.
Lebih lanjut Prof. Mansyurdin mengungkapkan, kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayan, bertujuan untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai disiplin ilmu yang bermanfaat, untuk memasuki kehidupan kerja nyata dengan memberikan siswa fleksibilitas, untuk belajar di luar inti keilmuannya dan di luar perguruan tinggi.
“Kebijakan ini juga sebagai upaya untuk menyiapkan pemimpin masa depan yang berkualitas. Sebagai respon terhadap Merdeka Belajar, perguruan tinggi harus terus berperan dalam mendidik generasi penerus dan menciptakan inovasi pembelajaran yang lebih fleksibel, berorientasi pada praktik, dan menggunakan paradigma pendidikan berbasis hasil (OBE),” terangnya.
Sementara itu, dr. Yose Ramda Ilhami, SpJP Ketua Panitia menyampaikan ICED-QA 3 merupakan kegiatan tahunan LP3M yang menjadi media publikasi hasil pendidikan dan penelitian penjaminan mutu. Dikatakannya ada beberapa akademisi dari berbagai negara di wilayah Asia Pasifik berpartisipasi sebagai pembicara kunci (keynote speakers) pada konferensi internasional ini.
Dari Indonesia yang diwakili oleh Prof. Dr. Ir. Marsudi Kisworo dengan materi The author of ‘Revolusi Mengajar’ (Teaching Revolution) dan Prof. Dr. Apt. Henny Lucida yang merupakan Ketua LP3M Universitas Andalas, membicarakan respon pendidikan tinggi terhadap perkembangan teknologi informasi dan pandemi covid-19.
Lalu, Professor Chris Roberts dari The University of Sydney mempresentasikan tentang keterlibatan masyarakat dalam proses belajar mengajar (community-engaged learning). Kemudian, Dr. Kiruthika Ragupathi – The National University of Singapore berdiskusi tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran tanpa nilai (grade-less learning). Dr. Abdulkhaleq A Al-Qahtani – King Khalid University berbicara tentang pengaruh budaya dalam pembelajaran yang digerakkan oleh pembelajar. Selanjutnya, Prof. Rozinah Jamaludin – University Sains Malaysia berdiskusi tentang peran teknologi pembelajaran.
“Selain presentasi oleh pembicara kunci, pada konferensi ini dipresentasikan juga 104 artikel hasil penelitian dalam bidang pengembangan pendidikan dan penjaminan mutu pendidikan tinggi pada sesi parallel,” ujar dr. Yose.
Ditambahkannya artikel dari presentasi pada sesi paralel ini akan dimuat dalam prosiding ilmiah yang diterbitkan oleh Atlantis Press dan terindex web of science. (*)