Padang – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Nasrul Abit-Indra Catri (NA-IC), menawarkan gagasan dengan membentuk Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) provinsi ini.
Secara konsep, gebrakan ini tidak jauh berbeda dengan gebrakan yang digagas Gubernur DKI, Anis Baswedan. Di Sumbar, NA-IC membuat tim ini untuk mengikat tokoh ranah, rantau, dan profesional.
Juru Bicara Tim Pemenangan NA-IC Hidayat menjelaskan, TGUPP adalah tempat berhimpunnya tokoh ranah dan rantau menjadi potensi besar untuk mempercepat pembangunan Sumbar.
“Ini salah satu tawaran NA-IC melibatkan tokoh ranah dan rantau. Mereka adalah profesional di bidangnya, seperti akademisi, praktisi, pengamat, dan sebagainya. Tujuan besar tim ini adalah mempercepat pembangunan daerah yang terganjal birokrasi,” ujarnya di Padang, Kamis (29/10).
Hidayat mengatakan bahwa TGUPP akan menganalisis, menginventarisasi, dan mempelajari masalah daerah. Setelah itu, tim tersebut mencarikan cara untuk memecahkan masalah itu.
“Secara teknis dan berapa anggota yang akan mengisi tim ini tentu kita bicara setelah kemenangan NA-IC. Tapi yang jelas, kita punya konsep gerak cepat agar pembangunan cepat dan tetap sasaran,” tuturnya.
Menurut Hidayat, TGUPP bisa saja menjadi organisasi yang diatur perundang-undangan. Dengan begitu, wilayah kerjanya tidak akan tumpang tindih dengan birokrasi pemerintah.
“Rencana kami tim ini langsung di-SK-kan gubernur. Akses dari tim yang berisi profesional di bidangnya ini langsung ke gubernur sebagai pemegang kebijakan. Jadi, kalau ada persoalan, tim ini bisa langsung menyampaikanya kepada gubernur dan bisa ada kebijakan langsung juga dari gubernur,” ucapnya.
Mengenai pelibatan tokoh rantau dan profesional dalam pembangunan, Hidayat mengatakan hal itu harus dilakukan. Alasannya, mereka akan diberi tugas untuk memecah kebekuan administrasi di pemerintahan. Pihaknya mengharapkan tim itu memberikan warna dan inovasi penelitian di pemerintahan.
“Selama ini perantau dan profesional kurang dilibatkan dalam pembangunan. Karena itu, kami mencoba merangkul potensi besar ini. Dalam visi misi NA-IC, ini sudah masuk, termasuk melibatkan perantau dalam pembangunan dan menyelenggarakan kongres ranah rantau sekali dua tahun,” tutur Hidayat.(*)