AGAM — Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Nasrul Abit-Indra Catri, punya program unggulan di bidang keagamaan. Salah satunya ialah menggratiskan kegiatan keagamaan di Masjid Raya Sumbar.
“Saya akan gratiskan semua kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Raya Sumbar,” ujar Nasrul Abit dalam kegiatan safari politik di Jorong Sago, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung Agam, Kamis (5/11).
Saat ini, kata Nasrul Abit, pemakaian masjid milik Pemerintah Provinsi Sumbar itu masih dipungut biaya. Tak tanggung-tanggung, bagi kelompok keagamaan yang ingin memakai gedung masjid harus membayar Rp15 juta sekali acara.
“Ada laporan kelompok keagamaan kepada saya, mereka yang akan memakai gedung untuk kegiatan keagamaan harus bayar Rp15 juta. Karena itu, kami bertekad untuk menata ulang manajemen Masjid Raya Sumbar,” tuturnya.
Nasrul Abit menyampaikan bahwa masjid pemerintah harus dikelola dengan keuangan daerah dan tidak membebani umat. Tidak hanya menggratiskan kegiatan, ia akan menjadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat kajian Alquran dan menjadikan Masjid Raya Sumbar bercita rasa Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Program lain pihaknya pada bidang keagamaan, kata Nasrul Abit, ialah memperhatikan fasilitas rumah ibadah dan menyeragamkan pesantren Ramadan di Sumbar. Menurutnya, banyak fasilitasi rumah ibadah yang harus dibenahi, misalnya toilet masjid, ruangan garin, termasuk honor garin dan imam.
Pasangan nomor urut 2 itu juga memperhatikan kegiatan keagamaan. Dikatakan, pihaknya akan melibatkan pemerintah nagari dan kecamatan agar kegiatan kembali ke surau di setiap daerah.
“Selama berkeliling Sumbar, saya menemukan berbagai persoalan keagamaan. Ada di salah satu mushala, imamnya sudah tua dan tak ada penggantinya. Ketika salat berjamaah, laki- laki hanya imam, selebihnya perempuan dan itupun usia 60 ke atas. Jika imam tak bisa hadir, maka perempuan yang jadi iman, sungguh miris,” tuturnya.
Ia menilai bahwa kondisi seperti itu sangat memprihatinkan di provinsi yang 97,3 persen penduduknya beragama Islam, tetapi masjid sepi. Karena itu, pihaknya akan menciptakan fasilitas keagamaan untuk imam unggul dan sumber daya manusia unggul untuk semua.
“Ini kebutuhan rohani. Kita hadir dengan program dan fasilitas sebagai stimulus. Islam mayoritas dan harus unggul,” tegasnya. (*)