Jakarta – Di tengah Pandemi COVID-19, belanja pemerintah melalui pembangunan infrastruktur merupakan salahsatu andalan untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua tujuan ini juga merupakan bagian dari upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Untuk itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengajak para pelaku konstruksi untuk kembali bangkit menggerakkan industri jasa konstruksi.
“Pada TA 2021, kami sudah melakukan lelang dini sebanyak 1.900 paket dari indikasi total 4.900 paket. Lelang dini kami laksanakan sejak sebulan lalu dan kini sudah masuk proses evaluasi. Kami harap pada Januari 2021 sudah bisa kita tandatangani kontrak setidaknya 30%, dari seluruh total rencana paket di Kementerian PUPR” kata Basuki Hadimuljono dalam sambutan pembukaan acara Indonesia Infrastructure Week dan Konstruksi Indonesia 2020 di Auditorium Kementerian PUPR, Selasa (24/11/2020).
Sebagai momentum untuk mendorong kebangkitan industri jasa konstruksi, Basuki yang didampingi Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) Ruslan Rivai, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Rosan Perkasa Roeslani meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Pengalaman (SIMPAN) sebagai inovasi digital sistem pengadaan barang dan jasa.
“Harapan saya dengan adanya SIMPAN ke depannya maka data seluruh badan usaha konstruksi yang mengikuti proses pengadaan/lelang akan sama dan mengurangi subjektivitas. Dengan demikian proses pengadaan barang dan jasa bisa lebih efisien, lebih cepat dan lebih transparan sehingga panitia pengadaan barang dan jasa tidak perlu memverifikasi terlalu lama. Kalau data sudah ada di SIMPAN berarti sudah terverifikasi (verified). Mudah-mudahan ini upaya menuju kebaikan,” tutur Basuki.
SIMPAN merupakan aplikasi yang memuat data/dokumen dan informasi pengalaman serta kinerja penyedia jasa khususnya Badan Usaha dan Profesional di bidang Jasa Konstruksi.
Sistem ini dikembangkan sebagai salah satu upaya mendorong transparansi data, akuntabilitas dan profesionalisme pengalaman Badan Usaha dan Profesional melalui keterbukaan informasi dan kemudahan akses terhadap data/dokumen pengalaman dan kinerja penyedia jasa.
Aplikasi SIMPAN terkoneksi dengan data DUKCAPIL, Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI) LPJK, e-Monitoring Kementerian PUPR, LPSE dan Direktorat Jenderal Pajak. Dengan tersimpannya data pengalaman pada aplikasi SIMPAN maka Badan Usaha dan Profesional tidak perlu lagi menyampaikan data pengalamannya setiap kali mengikuti seleksi/tender pengadaan barang/jasa.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Trisasongko Widianto mengatakan penyedia jasa konstruksi diberi waktu satu tahun ke depan untuk self-declare menginput data dan informasi pengalaman serta kinerja masing-masing.
“Mudah-mudahan setelah setahun teman-teman penyedia jasa konstruksi input data, SIMPAN bisa kita manfaatkan untuk proses pengadaan barang dan jasa yang lebih efisien. Kami optimis pembangunan infrastruktur tidak akan berhenti dan semakin berkualitas ke depannya,” ucap Trisasongko.
Sementara Ketua LPJKN Ruslan Rivai mengatakan saat ini LPJKN tengah mengembangkan big data Sistem Infromasi Konstruksi Indonesia (SIKI) yang akan terintegrasi dengan pengalaman penyedia jasa yang tersimpan di SIMPAN.
“Sebagai contoh, ada tender pengerjaan jalan di Makassar senilai Rp 30 miliar, langsung keluar list pendek siapa saja kontraktor jalan di Makassar yang bisa mengerjakan. Besok-besok tender bukan lagi pertarungan administrasi, tetapi bagaimana penyedia jasa beradu metode dan harga,” kata Ruslan.
Senada dengan Ruslan, Wakil Ketua Komite Tetap Pengembangan SDM bidang Konstruksi dan Infrastruktur KADIN Dandung Sri Harninto mengatakan, selama ini energi badan usaha banyak terserap di masalah administrasi sehingga kurang bisa mengembangkan diri mengikuti teknologi yang ada pada era industri 4.0. Padahal saat ini banyak teknologi konstruksi dari negara maju yang bisa kita serap dan aplikasikan di Indonesia.
Indonesia Infrastructure Week 2020 dan Konstruksi Indonesia 2020 dilaksanakan pada 24 November 2020 – 3 Desember 2020 secara virtual. Kegiatan ini terdiri dari seminar/workshop di mana setiap hari terdapat tiga agenda, pameran yang terdiri dari 50 exhibitor dari berbagai negara, serta seminar global meeting program. (*)