Banjarmasin – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tapin, di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (18/2/2021).
Bendungan Tapin merupakan bendungan kedua yang diresmikan Presiden pada awal 2021 setelah Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan dengan tujuan untuk menambah kapasitas tampungan air dalam rangka mewujudkan kedaulatan air dan pangan di Indonesia.
Peresmian bendungan yang terletak di Desa Pipitak, Kecamatan Piani tersebut ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti. Dilanjutkan dengan penebaran benih ikan oleh Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko beserta Pj Gubernur Kalsel Safrizal Za.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan Bendungan Tapin memiliki kapasitas tampung cukup besar 56,7 juta m3 yang perannya sangat penting dalam pengendalian banjir di Provinsi Kalsel dan juga memperkuat ketahanan pangan melalui penyediaan irigasi seluas 5.472 hektar.
“Tadi juga disampaikan Bapak Gubernur bahwa karena adanya Bendungan Tapin ini, banjir di Kabupaten Tapin bisa kurang sangat drastis sekali,” kata Presiden Jokowi.
Menurut Jokowi, banjir di Provinsi Kalsel yang terjadi pada pertengahan Januari 2021 lalu mencakup area yang luas sekitar 10 kabupaten/kota di Kalsel. Untuk itu, dibutuhkan penanganan yang komprehensif dari hulu sampai hilir, terutama penghijauan kembali (reboisasi) pada kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS), termasuk pembangunan bendungan di wilayah hulu.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, selain pentingnya manfaat bendungan sebagai pengendalian banjir serta ketahanan air dan pangan, Bendungan Tapin memiliki potensi besar sebagai destinasi pariwisata di Kalimantan Selatan.
“Setelah melihat kondisi keindahan di sekitar bendungan saya setuju kalau Bendungan Tapin bisa menjadi objek pariwisata tidak hanya di Kabupaten Tapin, tetapi di Provinsi Kalimantan Selatan,” tuturnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilakukan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. “Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki.
Pj Gubernur Safrizal Za mengatakan Bendungan Tapin telah bekerja sangat efektif dalam pengendalian banjir khususnya di Kabupaten Tapin. Bendungan Tapin memiliki luas genangan 425 hektar dapat mereduksi banjir sebesar 172 m3/detik.
“Dalam banjir besar kemarin, salah satu keuntungan multipurpose bendungan ini telah berhasil menahan banjir di Kabupaten Tapin, sehingga Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah yang paling kecil mendapat efek dari banjir,” ujar Safrizal.
Keberadaan bendungan ini juga diharapkan dapat menyediakan air baku untuk wilayah Rantau yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Tapin sebesar 500 liter/detik, konservasi air (ground water recharge), dan sumber air untuk PLTA sebesar 3,30 MW.
Warga setempat Atal Amos mengaku bersyukur dengan adanya pembangunan Bendungan Tapin. Menurut dia, selain berfungsi sebagai pengendali banjir dan pengairan bagi sawah pertanian, juga berpotensi untuk menjadi area wisata. Potensi tersebut hendak dimanfaatkan oleh masyarakat di desanya sehingga dapat menjadi sumber mata pencaharian baru.
“Dengan adanya bendungan ini kami berharap agar masyarakat di sini tidak hanya sebagai penonton, tapi kami ingin masyarakat diberdayakan melalui desa pariwisata di tempat ini karena nantinya akan terbuka usaha untuk masyarakat,” tutur Atal Almos.
Bendungan Tapin dibangun dengan tipe Timbunan Batu Zonal Inti Tegak, dilengkapi dengan akses jalan masuk sepanjang 21 Km dengan lebar 7 meter, kantor pengelola, rumah dinas, tempat ibadah, toilet, gardu pandang, dan rumah genset. Untuk bendungan utama memiliki tinggi 70 meter dengan konstruksi terowongan pengelak sepanjang 430 meter, cofferdam setinggi 29 meter serta spillway (pelimpahan) sepanjang 234 meter. Pembangunan bendungan telah dimulai akhir 2015 dengan biaya sebesar Rp 986,5 miliar.
Turut hadir dalam peresmian, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Airlangga Marjono, Kepala Biro Komunikasi Publik Krisno Yuwono, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan III Fikri Abdurrachman, Bupati Tapin Arifin Arpan, Komisaris Utama PT Brantas Abipraya Haryadi, dan Komisaris Utama PT Waskita (Persero) Tbk Bambang Rianto. (*)