Perjalanan Hidup Asri Mukhtar; Pernah Jadi Loper Koran dan Penjual Es Batu, Kini Direktur Operasi PT Semen Padang
PADANG – Leader Cafe kembali digelar PT Semen Padang. Rabu (10/3/2021) pagi. Leader Cafe ke XXXII yang digelar secara virtual itu, mengupas tuntas sosok sang leader, yaitu Direktur Operasi PT Semen Padang Ir.Asri Mukhtar, M.M.
Dihadiri Direktur Utama Yosviandri, Direktur Keuangan Tubagus Muhammad Dharury dan Komisaris Khairul Jasmi, serta sejumlah staf dan ratusan karyawan/ti PT Semen Padang, Leader Cafe dengan tema Leading With Wisdom itu juga diikuti kerabat, keluarga, dan orang-orang terdekat Asri Mukhtar.
Asri Mukhtar lahir di Pariaman pada 23 Januari 1966 dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, pasangan Alm. Sutan Muhktar dan Husnidar. Sejak kecil, Asri Mukhtar dikenal sebagai sosok disiplin, pekerja keras dan bertanggung jawab.
Meski ayahnya seorang pengusaha pabrik rokok Arjuna dengan karyawan mencapai 500 orang, namun Asri Mukhtar termasuk orang yang mandiri. Bahkan, Asri Mukhtar pernah membantu ayahnya dalam menjual rokok lokal yang diproduksi perusahaan ayahnya.
Perjalanan hidup Asri Mukhtar sempat diwarnai jatuh bangun. Menjalani hidup serba ada ketika sang ayah berjaya di bisnis rokoknya, namun kondisi itu berbanding terbalik tatkala perusahaan rokok milik ayahnya gulung tikar. Kondisi ekonomi keluarganya saat itu berada pada titik nol.
Di sinilah kemandirian Asri Mukhtar diuji. Ia pernah menjadi loper koran dan penjual es batu. Meski berstatus sebagai pelajar, Asri muda tidak gengsi menjalani pekerjaan sebagai loper koran dan penjual es batu.
Di mata keluarga, Asri Mukhtar tidak hanya pekerja keras, rajin bertanggung jawab, namun juga pintar dan berprestasi di sekolah. Ketika SMP Negeri 2 Padang, Asri Mukhtar selalu meraih juara umum. Begitu juga ketika di SMA Negeri 1 Padang, ia selalu juara 1.
Tamat SMA, Asri Mukhtar melanjutkan Pendidikan Sarjana (S1) di Teknik Elektro Arus Kuat Institut Teknologi (ITB) Bandung tahun 1989. Setelah itu, International Business Agder University Norwegia tahun 2001, dan Program S2 Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun 2001 lulus dengan predikat cumlaude.
“Uda Asri ini sejak SD selalu juara. Waktu SMP, dia juara umum di sekolah dan ketika SMA juga sering dapat juara. Kami sebagai keluarganya, bangga dengan apa yang diraih Uda Asri,” kata Aklima, adik kandung Asri Mukhtar melalui video yang diputar di aplikasi zoom acara Leader Cafe ke-XXXII itu.
Aklima sendiri, merupakan Wakil Direktur sekaligus Pejabat Direktur RSJ HB Saanin Sumatera Barat. Selain Aklima, pada Leader Cafe tersebut juga hadir kakak kandung Asri Mukhtar, yaitu Prof.Dr. Ismansyah, SH,MH, Guru Besar Fakultas Hukum Unand.
Ismansyah menyebut, Asri Mukhtar tidak hanya pintar, tapi juga selalu fokus dalam setiap hal, terutama pekerjaan.
Ismansyah berpesan kepada Asri Mukhtar untuk tidak berubah, meskipun kini Asri Mukhtar sudah menjadi leader di perusahaan semen kebangaan masyarakat Sumatera Barat dan Indonesia.
“Dulu kita pernah menjalani masa-masa sulit, setelah ayah meninggal dunia dan kondisi ekonomi keluarga berada di tingkat paling rendah. Sekarang, Asri Mukhtar telah sukses menjadi seorang leader. Untuk itu, teruslah berbuat yang terbaik untuk keluarga, perusahaan, dan bangsa Indonesia. Kami bangga dengan apa yang telah diraih Asri Mukhtar,” ujarnya.
Selain saudaranya, pada Leader Cafe tersebut juga hadir sahabat Asri Mukhtar, yaitu Ahmad. Melalui rekaman video yang diputar pada Leader Cafe virtual itu, Ahmad yang merupakan teman satu kos dengan Asri ketika kuliah di ITB mengatakan, meski Asri sosok yang fokus, tapi pandai bergaul.
Tidak hanya dengan sesama mahasiswa, tapi Asri Mukhtar juga dekat dengan dosen di kampus. “Asri Mukhtar pun termasuk orang pertama di angkatannya yang diwisuda dengan masa studi 4,5 tahun. Masa tersebut, termasuk masa studi yang paling cepat di ITB,” katanya.
Sebelum bergabung di PT Semen Padang, Asri Mukhtar sempat bekerja di luar negeri, yaitu di perusahaan minyak asing. Namun karena permintaan sang ibu untuk kembali ke Indonesia, Asri kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan minyak asing tersebut.
Setelah itu, Asri Mukhtar kemudian bergabung di PT Semen Padang pada tahun 1991. Sebelum menjadi Direktur Operasi PT Semen Padang sejak 9 November 2020, berbagai jabatan diamanahkan perusahaan kepada Asri. Di antaranya, menjadi Kepala Biro dan ikut membangun pabrik Indarung V.
Setelah itu, menjadi Pj Kepala Departemen Perbendaharaan (13 Mei 2004 – 12 Mei 2005) dan Kepala Departemen Perbendaharaan (13 Mei 2005 – 31 Agustus 2011). Kemudian, Kepala Departemen Distribusi & Transportasi (1 September 2011 – 28 Februari 2014).
Selanjutnya, dipercaya perusahaan untuk menjadi Kepala Departemen Penjualan (1 Maret 2014 – 31 Desember 2014), Kepala Departemen Legal & GRC/MR (1 Februari 2016 – 31 Desember 2017), dan Kepala Internal Audit (1 Januari 2018 – 9 November 2020).
Dari buah perkawinannya dengan Prof.Dr.dr. Rizanda Machmud, M.Kes, Asri Mukhtar dikaruniai 4 anak, masing-masing dr. Rizkia Chairani Asri, Fadhita Maisa Asri, Nabila Hana Asri dan Faris Hadi Asri.
Pada Leader Cafe yang dipandu Andayani Joseph, Asri Mukhtar menyampaikan bahwa sebelum masuk ITB, dirinya diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur mahasiswa undangan. Namun begitu, dirinya memilih ITB melalui jalur PMDK.
“Saya memilih ITB, karena ITB merupakan perguruan favorit di Indonesia dan saya memilih ITB, karena melihat contoh yang telah ada. Orang yang sekolah di tempat yang baik, kehidupannya akan baik. Apalagi ketika itu, kondisi ekonomi keluarga sedang sulit. Jadi, itulah kenapa saya ambil ITB,” kata Asri Mukhtar.
Apa yang diraih hari ini, lanjutnya, tidak terlepas dari kerja keras dan berusaha, serta dukungan dan doa dari orangtua serta keluarga. Namun di samping itu, juga ada prinsip dari orangtua. “Prinsip itu adalah, berbuatlah yang terbaik dan jangan memikirkan kesusahan di saat kita susah,” ungkap Asri.
Pada kesempatan itu, Asri Mukhtar juga memotivasi insan perusahaan. Kata dia, di era industri 4.0 saat ini, insan perusahaan harus meningkatkan kemampuan. Apalagi di tahun ini, PT Semen Padang telah berusia 111 tahun. Untuk itu, direksi berusia 55 tahun ini juga mengajak seluruh insan perusahaan untuk terus maju dan sama-sama memikirkan tagline perusahaan, yaitu “Kita Telah Berbuat Sebelum yang Lain Memikirkannya”.
“Ada tagline yang sudah dibukukan sejak bertahun-tahun lalu. Dan saya rasa tagline ini harus dipahami bersama. Supaya PT Semen Padang terus menjadi lebih baik ke depan,” katanya.
Sebagai leader, Asri mengakui bahwa dirinya butuh dukungan dari seluruh insan perusahaan, meskipun dirinya punya kompetensi. Sebab, apapun yang dirinya lakukan, itu tidak bisa dilakukan tanpa adanya bantuan dan dukungan orang lain.
“Terkadang saya dibilang pemarah dan keras oleh bawahan, karena saya itu konsen dengan janji. Tapi sebetulnya, saya orangnya open dan cenderung untuk berdiskusi. Apa yang saya tahu, saya sharing dengan rekan-rekan,” ujarnya.
Di akhir Leder Cafe, Asri mengajak seluruh insan perusahan untuk terus mendukung kinerja Semen Padang Group (SIG) saat ini, terutama dalam melakukan inovasi terhadap produk turunan semen. Karena kalau hanya untuk memproduksi semen, semua orang bisa melakukannya.
“Jadi, terkait inovasi SIG terhadap produk turunan, menurut saya hal ini merupakan peluang bagi kita untuk selangkah lebih maju dari pesaing. Karena selangkah saja maju dari pesaing, kita dapat merebut pasar dan kita bisa menjadi leader di industri semen,” pungkas Asri Mukhtar. (*)