Bogor – Untuk memenuhi target ketahanan air dan pangan nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan bendungan di berbagai daerah. Pembangunan bendungan ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat salah satunya melalui budidaya ikan air tawar dan sayur organik berteknologi akuaponik.
“Hal ini merupakan arahan dari Bapak Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Untuk itu kami diminta untuk mempelajari teknologi akuaponik yang nantinya akan diterapkan di sempadan-sempadan bendungan,” kata Staf Ahli Menteri PUPR (SAMPU) Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudirman saat meninjau tempat teknologi akuaponik yang berlokasi di Gadog, Ciawi, Puncak Bogor, Kamis (1/4/2021).
Dikatakan Sudirman, pemanfaatan area budidaya teknologi akuaponik rencananya akan diterapkan di bendungan-bendungan yang dibangun dekat dengan kota karena kebutuhan akan ikan dan sayur organik. Di antaranya adalah Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang lokasinya tidak jauh dari Kota Bogor maupun Jakarta sehingga akan memberi nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Untuk mendukung budidaya ini setiap bendungan harus ditata dan memiliki kawasan sabuk hijau yang memadai melalui penanaman pohon yang disesuaikan dengan struktur tanah,” tambah Sudirman.
Akuaponik adalah sistem budidaya ikan dan tanaman bersama dalam sebuah ekosistem yang saling menguntungkan. Sistem ini menggunakan bakteri alami yang dapat mengubah kotoran dan sisa pakan ikan menjadi nutrisi bagi tanaman.
Bendungan Ciawi sendiri direncanakan memiliki volume tampung 6.05 juta m3 dan luas genangan 39.40 ha dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna dengan biaya pembangunan sebesar Rp 798,7 miliar dengan progres mencapai 85%.
Sedangkan Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 ha dengan kontraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO dengan biaya senilai Rp 447,39 miliar dengan progres mencapai 71%. Kedua bendungan tersebut ditargetkan akan rampung Juni 2022.
Kedua bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung. Rampungnya pembangunan Bendungan Ciawi akan mereduksi banjir sebesar 111,75 m3 per detik.
Sutisna salah satu warga di Desa Megamendung Ciawi Kabupaten Bogor menyampaikan rasa senangnya dengan rencana Kementerian PUPR mengembangkan budidaya akuaponik di sempadan bendungan Ciawi dan Sukamahi,” ini akan memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar selain menghasilkan tanaman (buah maupun sayur) yang tinggi nutrisi juga menghasilkan ternak ikan. (*)