Pemko Padang Rakor Bersama Mr. Michell Rohmann dan Pemerhati Sungai Bahas Revitalisasi Sungai Batang Arau
PADANG – Wali Kota Padang Hendri Septa membuka secara resmi Rapat Koordinasi (Rakor) Revitalisasi Kualitas Air Sungai Batang Arau yang digelar di Ruang Abu Bakar Ja’ar Balai Kota Padang, Kamis (29/4/2021).
Rakor ini beragendakan pembahasan sekaitan rencana serta evaluasi strategis dan induk dalam pengelolaan air Sungai Batang Arau yang ditargetkan pengerjaannya hingga tahun 2024 mendatang.
Selain itu, kegiatan tersebut sekaligus perkenalan Mr. Michell Rohmann selaku tenaga ahli GIZ Integrated Expert dari Jerman kepada publik/masyarakat Kota Padang.
Sebagaimana diketahui, pria berkebangsaan Jerman itu pun telah tiba di Padang sejak 29 Maret 2021 lalu. Sebagai seorang ‘hydrologist’ Mr. Michell selama dua tahun ini bakal berperan sebagai ‘integrated expert’ untuk mendukung program Waste Management of Batang Arau River (pengelolaan limbah Sungai Batang Arau) di Kota Padang.
Wali Kota Padang mengatakan, atas nama Pemerintah Kota Padang dan warga Kota Padang tentu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas hadirnya Mr Michell Rohmann di Kota Padang.
“Beliau (Mr Michell Rohmann) merupakan seorang tenaga ahli yang akan memberikan transfer ilmu dan hal penting lainnya dalam upaya peningkatan pengelolaan limbah sungai di Kota Padang dalam hal ini Sungai Batang Arau,” sebutnya.
Wako berharap melalui rakor ini tercapai beberapa target yang diinginkan. Antara lain seperti diperolehnya rekomendasi terkait kualitas dan manajemen dari Sungai Batang Arau serta diperolehnya proposal projek untuk dikirimkan ke lembaga pendanaan. Selanjutnya didapatkannya akses untuk pendanaan dari tindakan perbaikan, terlaksananya pengaturan stakeholder terkait yang bekerja di dalam Kota Padang. Begitu juga terlaksananya pertukaran pegawai dengan Kota Hildesheim.
“Kami dari jajaran Pemko Padang tentu sangat membutuhkan saran dan masukan untuk pelaksanaan pengelolaan Sungai Batang Arau ini. Data dan hal teknis yang telah dan dapat dilakukan terhadap Sungai Batang Arau juga agar dibagikan kepada kita sebagai rujukan dan basis data untuk perencanaan selanjutnya. Kami menginginkan dukungan penuh dari semua stakeholder di Kota Padang agar cita-cita tersebut tercapai. Bagaimana kualitas air Sungai Batang Arau menjadi lebih baik, sekarang berada pada level 4 semoga nanti menjadi level 2,” harap wali kota milenial tersebut.
Sementara itu Kepala DLH Kota Padang Mairizon mengatakan, adapun yang mendasari rakor tersebut adalah, menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota Padang dengan Pemerintah Kota Hildesheim (Jerman) perihal sister city (kota kembar-red) yang ditandatangani pada 6 Agustus 2018 lalu.
Kemudian disusul adanya kontrak kerja antara Pemko Padang melalui DLH dengan Mr. Michell Rohmann dengan nomor : 800/06.20/DLH-III/2021 yang ditandatangani pada 23 Maret 2021.
“Selain itu juga adanya rencana pembangunan Gedung Maritim Center oleh PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur yang nantinya direncanakan sebagai salah satu destinasi wisata baru di Kota Padang,” jelasnya.
Dijelaskan Mairizon, rakor ini memiliki maksud dan tujuan diantaranya penyamaan persepsi mengenai pengelolaan Sungai Batang Arau agar konsep ‘one river’, ‘one plan’, ‘one management’ dapat tercapai sehingga Sungai Batang Arau dapat dimanfaatkan dan juga dapat menjadi salah satu objek wisata di Kota Padang.
“Pada pelaksanaan rencana aksi nantinya, diharapkan semua pemanfaat dan pengguna Sungai Batang Arau terlibat dan berkontribusi langsung dalam pengelolaan dan pemulihan daerah aliran sungai (DAS) Batang Arau,” harapnya.
Ia memaparkan lagi, target yang ingin dicapai pada rakor tersebut diantaranya yakni mendapatkan data sumber polusi dari Sungai Batang Arau, mengingat air limbah dan limbah padat dari sektor yang berbeda seperti rumah tangga, industri, komersial, rumah sakit dan lain-lain.
Kemudian, mendapatkan strategi terintegrasi untuk memperbaiki kualitas limbah yang masuk ke Sungai Batang Arau dan mendapatkan teknik atau metode yang cocok untuk peningkatan efektifitas pengelolaan yang dilakukan.
“Terutama sekali adalah bagaimana mendapatkan strategi untuk memperbaiki kualitas air di Sungai Batang Arau dari kelas 4 menjadi kelas 2 nantinya. Sehingga, apabila menjadi kelas 2 berarti masuk ke dalam kategori air wisata,” imbuhnya.
Peserta rakor tersebut juga dihadiri diantaranya Sekda Kota Padang Amasrul, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Endrizal serta perwakilan OPD terkait. Selanjutnya dari Pusat Kajian di tingkat universitas serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan hidup di Kota Padang.(*)