Tanjungpinang – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Kepulauan Riau, melakukan optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) pada tahun 2021 di Kota Tanjungpinang.
Optimalisasi dilakukan dengan penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 577, sehingga cakupan pelayanan Kota Tanjungpinang bertambah dari sebelumnya 879 SR menjadi 1.456 SR.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, prasarana dan sarana air minum merupakan infrastruktur dasar yang memberikan pengaruh vital pada kesehatan dan lingkungan.
Dengan tersedianya sarana air minum layak, diharapkan akan meningkatkan pemahaman tentang hidup bersih untuk mencegah penyebaran COVID-19, sekaligus mengurangi risiko penyakit yang berdampak pada kesehatan serta memperkecil kasus gizi buruk dan stunting.
Kepala BPPW Kepulauan Riau Albert Reinaldo mengatakan, pembangunan Unit Sistem Produksi SPAM SWRO Tanjungpinang berkapasitas 2 x 25 liter/detik dilaksanakan pada tahun 2012-2013 lalu dan dilanjutkan optimalisasi pada tahun 2021, untuk penyempurnaan baik penambahan jaringan maupun pergantian bagian-bagian elektrik mekanikal.
“Kementerian PUPR membangun SPAM SWRO ini untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air minum yang telah dilaksanakan PDAM Tirta Kepri. SPAM SWRO berkapasitas total 50 liter/detik ini merupakan terbesar di Indonesia yang mengolah air laut sehingga menjadi air tawar,” ujar Albert.
Selain SWRO yang dibangun Kementerian PUPR, akses air minum di Kota Tanjungpinang juga didukung oleh 2 lokasi instalasi pengolahan air yang dimiliki oleh PDAM Tirta Kepri, yaitu Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sungai Pulai dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Waduk Gesek dengan masing-masing zona jaringan distribusi pelayanan.
Albert mengungkapkan, optimalisasi SPAM SWRO Tanjungpinang telah mulai dilaksanakan sejak 20 Januari 2021 dengan alokasi pembiayaan Rp 7,68 miliar. “Progres fisik yang sudah terlaksana sampai saat ini sebesar 39,08% dan ditargetkan untuk selesai pada 17 September 2021,” ujarnya.
Lingkup kegiatan optimalisasi yang dilakukan yaitu pekerjaan unit Dissolved Air Flotation (DAF), pekerjaan unit SWRO, pekerjaan unit instrumentasi, serta pekerjaan unit distribusi yang terdiri dari jaringan pipa distribusi (pipa HDPE) dan Sambungan Rumah (SR).
Priscilla (37), salah satu warga Kota Tanjungpinang mengakui bahwa terjadi peningkatan kualitas air minum setelah adanya SPAM SWRO yang dibangun Kementerian PUPR.
“Dulu itu airnya kurang jernih dan airnya agak kekuning-kuningan. Selain itu juga, mengalir itu belum tentu setiap hari. Jadi terkadang 3 hari, 4 hari, kadang bisa satu minggu juga belum tentu mengalir. Jadi kesulitan air sangat lumayan dirasakan. Setelah ada SWRO saya rasakan sudah baik, kualitas airnya juga sangat jernih” ujarnya.
Lili, warga Kota Tanjungpinang lainnya juga mengaku senang dan puas dengan adanya pasokan air dari SPAM SWRO.”Sampai sekarang airnya sudah bersih, sudah tidak terasa asinnya juga. Sudah jernih betul” katanya.
Keduanya berharap pengoperasian SPAM SWRO ke depannya tetap berjalan dengan baik dan kualitas air minum di daerahnya dapat ditingkatkan lagi. (*)