Padang – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat minim anggaran dalam menghadapi dua iven besar di Tahun 2019, yakni Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) di Bengkulu dan Kejurnas Pra PON.
Organisasi induk cabang olahraga itu hanya mendapatkan anggaran kurang dari Rp 4 miliar. Padahal dua iven besar dimaksud membutuhkan bujet yang tidak sedikit untuk diikuti. Mengingat ada sekitar 45 cabang olahraga yang terlibat di dalamnya.
Guna mengakali minimnya anggaran yang ada, Ketua KONI Sumbar Syaiful menjelaskan, tidak semua nomor cabang olahraga yang mengikuti Porwil dan Kejurnas Pra PON dibantu KONI. Namun melihat asas kemampuan dan kepatutan atlet. Sehingga anggaran yang dikelola KONI Sumbar difokuskan untuk atlet yang berkualitas, bukan untuk kuantitas.
Syaiful menjelaskan, ada beberapa kriteria cabor yang akan dibantu KONI Sumbar. Diantaranya yakni atlet dan nomor cabang olahraga yang berpotensi lolos ke PON.
“Misalnya tinju ada 17 nomor yang dipertandingkan. Tidak semua nomor itu yang dikirim, bisa saja hanya tiga atau empat nomor yang berpotensk, itu yang kita bantu. Contoh lagi cabor kempo, mana nomor andalan itu yang kita bantu,” terangnya.
Untuk itulah, Pengurus Provinsi (Pengprov) masing-masing cabang olahraga diminta untuk mempersiapkan atlet yang memiliki prestasi dengan matang.
Ia meminta kepada cabang olahraga yang atletnya tidak memiliki potensi, jangan dipaksakan untuk tampil di arena. Karena ajang Pra PON dan Porwil bukan ajang coba-coba, namun ajang pembuktian kemampuan untuk lolos PON.
“Sah sah saja cabor membawa atlet yang belum berpotensi. Akan tetapi mereka mengirim atlet dimaksud pakai dana cabor. KONI tak bisa membantu atlet yang tidak mengerti,” tutupnya.(ridho)