Padang – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menerima kunjungan Eksportir asal Sumbar Adrian Akhza, pemilik Perusahaan PT CASSIA COOP, Kamis (29/7/2021). Pria asal Kota Padang ini telah sukses mengembangkan pabrik kulit manis dengan kualitas ekspor dan merambah pasar Eropa dan Amerika Serikat.
Dalam sambutannya, Mahyeldi berujad bahwa upaya untuk meningkatkan ekspor produk unggulan Sumatera Barat harus dimulai dari peningkatan kualitas hasil pertanian di tingkat petani, sehingga bisa diterima oleh pasar internasional.
“Kita punya banyak produk unggulan terutama rempah yang dibutuhkan oleh pasar internasional. Tetapi persoalannya adalah kualitas produk yang belum memadai. Ini harus menjadi perhatian ke depan,” kata Mahyeldi.
Untuk meningkatkan kualitas produk tersebut, pemerintah perlu menurunkan penyuluh ke tingkat petani untuk memberikan transfer ilmu agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Terkait kualitas juga perlu adanya lembaga sertifikasi yang bisa mengeluarkan sertifikat untuk memastikan kualitas produk telah sesuai dengan permintaan pasar internasional.
Selain kualitas, juga dibutuhkan kuantitas atau volume produksi sehingga bisa memenuhi permintaan pasar yang jumlahnya cukup besar.
Mahyeldi menyebut, saat ini produk-produk unggulan di Sumbar seperti kayu manis, minyak atsiri, pala, cassiavera bahkan kopi belum memiliki luasan kebun yang memadai sehingga secara volume masih terbatas. “Untuk produk-produk unggulan ini perlu ditambah luasan lahan agar bisa memenuhi permintaan pasar,” katanya.
Setelah kualitas dan volume juga penting untuk menjamin keberlangsungan. Artinya tidak hanya untuk satu dua kali ekspor saja kemudian habis, tetapi harus ada keberlanjutan. “Karena prosesnya memang panjang maka perlu ditentukan peran dari masing-masing, baik pemerintah, pengusaha atau eksportir maupun petani agar benar-benar bisa masuk ke pasar internasional,” ujar gubernur.
Sementara itu, Adrian Akhza mengatakan, Sumbar memiliki semua syarat untuk mengembangkan pasar ekspor. “Sumbar punya lahan yang subur, petani yang tangguh bahkan pelabuhan untuk pengapalan produk keluar negeri. Tinggal mau melakukan atau tidak,” katanya.
Pengalamannya di dunia ekspor produk kayu manis dan nilam, kualitas adalah hal yang tidak bisa ditawar dalam perdagangan internasional. Ada standar yang harus diikuti agar produk bisa dilirik oleh pembeli.
“Saat ini kualitas produk rempah yang dihasilkan petani sebagian belum bisa mencapai standar tersebut karena itu memang perlu intervensi dari pemerintah untuk mewujudkannya,” katanya.
Selain penyuluh dari pemerintah, akademisi, Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) perlu mendukung standarisasi produk.
Ikut hadir dalam pertemuan itu Ketua DPRD Kota Padang, Syafrial Kani, Kepala Biro Perekonomian, dan pimpinan bidang perdagangan dan peindustrian, Kehutanan, Pertanian Sumbar dan beberapa kepala dinas dari kota Padang.(*)