Padang – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat membutuhkan anggaran sekitar Rp 30 miliar, guna menghadapi iven Pekan olahraga wilayah (Porwil) maupun Kejuaraan nasional (Kejurnas) Pra PON tahun 2019.
Jika tidak mendapat anggaran memadai, KONI Sumbar terancam tak akan mengirimkan atlet ke kedua iven tersebut. Apabila hal itu terjadi, dipastikan juga kontingen Sumbar tak akan ambil bagian di PON 2020 Papua.
Padahal Pra PON mempertandingkan 36 cabang olahraga, serta Porwil yang ditabuh 3-9 November mempertandingkan 11 cabor, yang pastinya membutuhkan anggaran tidak sedikit.
“Benar kita membutuhkan anggaran sebesar itu. Anggaran tak ada, otomatis kami tak bisa kirimkan atlet. Anggaran sekarang hanya Rp 5 miliar, itupun tak cukup untuk atlet berangkat serta persiapannya,”kata Ketua KONI Sumbar Syaiful didampingi Plt Sekum Irnaldi kepada wartawan, Senin (20/5).
Syaiful mengakui, beberapa cabor sudah melaksanakan pertandingan Kejurnas Pra PON, seperti atletik yang meloloskan Lusiana Satriani dan cabor menembak yang berhasil meraih medali perunggu.
” Sehabis lebaran ini cabor wushu, angkat berat, angkat besi, dan gulat yang mengikuti Pra PON. Belum lagi cabor lain yang rata rata melaksanakan pertandingan di Bulan Agustus. Terpaksa lah kita mengambil kebijakan tak populer, karena anggaran tak cukup,”terangnya.
Ia pun mengakui siap untuk di bully dalam menjalankan kebijakan yang sudah dirancang, karena menghadapi keadaan yang serba dilematis seperti saat sekarang ini.
“Kebijakan KONI yang tidak populer adalah tidak membantu cabor dalam memberangkatkan semua atlet ke Kejurnas Pra PON maupun Porwil. Kita berharap cabor memahami situasi, karena yang kita bantu berangkatkan cabor dan atlet yang benar benar berpotensi meraih prestasi,” Ungkap Syaiful dengan nada lirih sambil menyeka mata.
Pihaknya berharap Anggota DPRD Sumbar terpilih, mau memperjuangkan anggaran untuk olahraga di Ranah Minang. Agar duta olahraga Tuah Sakato bisa berprestasi di pesta olahraga terbesar di Tanah Air. (Ridho)