Padang – Para pedagang di Anduring Kecamatan Kuranji menolak keras kehadiran Swalayan ternama di lokasi mereka mencari hidup. Pasalnya kehadiran swalayan tersebut bakal mematikan usaha yang telah mereka rintis selama puluhan tahun.
“Jika Swalayan Budiman jadi berdiri disini, otomatis akan menghancurkan usaha puluhan pedagang disini dan membunuh kehidupan pedagang kecil,” kata Buk Yenita (62) pedagang yang berlokasi di Simpang Anduring, kepada media Senin (15/11).
Dirinya tak menyangkal ada juga dampak positif jika Budiman Swalayan bisa hadir disini. Salah satunya akan membuka lapangan kerja bagi muda mudi sekitar. Namun demikian, lebih banyak mudarat yang ditimbulkan.
Jika dianalogikan, Budiman Swalayan menerima 60 orang pegawai baru, maka akan mematikan setidaknya 40 toko kelontong. Di toko kelontong ini, menghidupi setidaknya dua orang pegawai. Dua pegawai ini berapa pula anggota keluarga yang mereka hidupi.
Belum lagi kemacetan lalu lintas yang ditimbulkan akibat adanya Budiman ini. Sebagai contoh di lokasi Budiman Sawahan, Budiman By Pass Kurani, Budiman Bandar Buat dan tempat lainnya. Anduring ini saja, tak ada Budiman Swalayan sudah macet parah, apalagi jika Budiman ada disini.
“Coba hitung berapa orang yang kehilangan mata pencaharian akibat berdirinya Budiman ini. Berapa anggota keluarga yang teraniaya jika usaha mereka mati. Belum lagi kemacetan yang mereka timbulkan. Sebelum ada Budiman sudah macet parah, apalagi sudah ada, semakin parah macetnya,”rinci wanita pemilik kedai Humaira
Hal yang sama dikatakan Andrian, 47 yang merupakan pedagang kelontong di jalan M. Yunus. Ia menyebutkan, karena banyaknya mudarat inilah, membuat ini beserta puluhan pedagang meminta usaha Budiman Swalayan ini tidak usah hadir disini. Jikalau izinnya sudah diberikan, dimohon kepada Pemko Padang untuk membatalkan izinnya.
” Perlu diketahui saat ini sudah ada 50 orang tanda tangan dari para pedagang di Anduring yang menolak kehadiran Swalayan Budiman itu. Kami minta Pemko Padang untuk membatalkan berdirinya Budiman Swalayan disini. Kalau tidak digubris Pemko, maka kami berencana akan mendemo Walikota Padang. Baru satu bulan saja kami merasakan perputaran jual beli menggeliat, ini sudah timbul pula masalah baru dengan hadirnya Budiman Swalayan,”harapnya
Ia menambahkan, penolakan pedagang atas rencana adanya Swalayan Budiman karena sudah ada pula usaha retail semacam Citra Swalayan dan Dallas Swalayan yang juga sudah lama berdiri. Dua swalayan ini berdiri, malah tidak mematikan usaha kecil lain.
Kalau Budiman berdiri, mematikan dan juga memundurkan usaha yang sudah ada. Ia mencontohkan, sejak Budiman Swalayan berdiri di Sawahan, usaha Mini Market Sawahan, Heller Mama, 212 Mart, Minang Mart sudah mati.
“Citra Swalayan sudah lama berdiri. Dallas Swalayan yang juga dulu Rili Swalayan juga lama berdiri . Dimana dia hidup tak satupun kios yang mati. Nah Budiman ini berdiri, kita lihat mematikan usaha pedagang kecil. Kita tak ingin biarkan hal ini terjadi,” ujarnya.
Ditempat terpisah, dikonfimasi kepada Owner Budiman Swalayan ketika dikonfirmasi via telfon dan WhatsApp terkait persoalan ini tida ada jawaban.
Kepala Dinas Perdagangan ( Disdag) Kota Padang Andree H Algamar mengatakan, belum mengetahui aksi penolakan tersebut oleh warga Anduring Kecamatan Kuranji.
Andree menyebutkan, mengenai akan dibangunnya swalayan Budiman pihaknya belum mengetahui hal tersebut.
“Untuk perizinan ada di DPMPTSP Kota Padang. Tetapi kami akan kroscek terlebih dahulu,” tandasnya. (Kld)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.