PADANG – PT Semen Padang kembali menggelar Leader Cafe. Kali ini, Senin (20/12/2021), Leader Cafe ke XXXIII dengan tema “The End Game” itu, menghadirkan Komisaris Utama PT Semen Padang, Muhammad Agus Samsuddin.
Digelar secara virtual, Leader Cafe tersebut diikuti oleh hampir seribu insan PT Semen Padang dan Semen Indonesia Group.
Muhammad Agus Samsuddin menjabat sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang sejak 1 Oktober 2020. Lahir di Magelang, 25 Agustus 1963, Muhammad Agus Samsuddin yang akrab disapa Agus, merupakan kader Muhammadyah yang menjadi Anggota Konsil Kedokteran Indonesia 2020-2025.
Agus merupakan senior eksekutif dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di pelbagai perusahaan internasional yang memulai karir dari bawah hingga sukses menjadi General Manajer CoCa-Cola Amatil Indonesia, Direktur SDM di PT Sari Husada tahun 2005, Vice President Human Resources Danone Aqua tahun 2012, dan Direktur Cluster Business Service Danone Indonesia sampai tahun 2017.
Bungsu dari enam bersaudara itu merupakan anak seorang petani. Masa kecilnya dihabiskan di Magelang dengan sekolah di SD Magelang 7 dan SMP Negeri 2 Magelang.
Kemudian, pindah ke Yogyakarta dan melanjutkan pendidikan ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Di bangku SMA inilah, sosok leader mulai terlihat di diri Agus.
Itu berawal ketika Agus terpilih sebagai Ketua OSIS dan Ikatan Pelajar Muhammadyah (IPM) Yogyakarta. Ia juga terpilih sebagai siswa pertukaran pelajar ke Amerika Serikat selama 1 tahun. Tamat SMA, Agus kuliah Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1989 dan mengambil jurusan Geografi.
Setelah tamat, Agus kemudian melanjutkan studinya ke program Magister Manajemen di UGM, meskipun ketika itu beliau sudah menikah dan belum bekerja.
“Bapak itu sempat diterima bekerja di Unilever setelah selesai S1, tapi bapak memilih bekerja setelah S2, makanya bapak lanjut S2 dan dibiayai oleh kakaknya,” kata Siti Rachma Yuliati, istri Agus di acara Leader Cafe PT Semen Padang.
Selesai S2, Agus diterima bekerja di berbagai perusahaan. Namun, sang istri berpesan untuk memilih perusahaan yang pertama menerima bekerja. Akhirnya, Agus pun memilih bekerja di perusahaan pengeskpor udang yang berada di Jakarta, yaitu perusahaan yang pertama kali menerima Agus bekerja.
“Bapak memulai karir dari nol. Saya memilih bapak, karena orangnya gigih dan pekerja keras,” ujar Siti.
Setelah di perusahaan ekspor udang, Agus pindah bekerja di perusahaan Singapura, Makro dan lanjut ke CoCa-Cola. Di CoCa-Cola Agus mengabdi lebih kurang 10 tahun dan sempat menjabat menjadi General Manajer CoCa-Cola Makassar.
Selanjutnya, Agus yang senang dengan tantangan pun, pindah ke PT Sari Husada, yang kantornya berada di kampung halamannya, Yogyakarta.
Kurang lebih 6 tahun di PT Sari Husada, Danone pun mengakuisi perusahaan tempatnya bekerja, dan Agus kemudian diberikan amanah untuk menjabat sebagai Direktur SDM, hingga akhirnya Agus pensiun dini dari perusahaan tersebut dan kembali aktif di organisasi Muhammadyah dan mengejar impian menjadi seorang dosen.
Namun karena pandemic Covid-19, Agus pun oleh muhammadyah, dipercaya menjadi Ketua Tim Satgas Covid 19 Muhammdiyah.
Dengan berbagai prestasi dan capaian luar biasa selama Agus berkarir, ia kemudian dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Semen Padang.
Dengan amanah baru ini, Agus yang oleh saudara dan orangtuanya disapa Udin itu pun bertekat untuk berbuat banyak tantangan dan inovasi.
Di mata keluarga, Agus adalah sosok pemimpin, sekaligus sahabat dan teman bagi ketiga anak-anaknya, Zafirra Amalia, Mumtaz Iqbal
dan Khairunisa Izdihar.
“Bapak itu orang yang mudah diajak ngobrol segala macam, curhat dan lain sebagainya. Bapak ini contoh teladan yang baik bagi kami anak-anaknya,” kata Zafirra Amalia, anak sulung Agus.
Berbeda dengan anak keduanya Mumtaz Iqbal. Sebagai satu-satunya anak laki-laki, pria yang akrab disapa Iqbal itu menyebut bahwa ayahnya sosok tegas dan disiplin. Bahkan, untuk membentuk karakter disiplin terhadap dirinya sebagai satu-satunya anak laki-laki, ayahnya pun menyekolahnnya di SMA semi militer.
“Di sana semuanya serba teratur, keras dan disiplin,” ujarnya.
“Di tahun pertama saya sekolah di sana, bapak tahu saya tidak betah, tapi bapak tahu kalau saya melewati ini, saya akan jadi orang yang lebih baik secara personal, meskipun ketika itu saya sempat stres, pingin cabut dan pindah. Kemudian, ketika saya kuliah rambut saya gondrong, bapak gak larang, karena bagi ayah, gondrong boleh asalkan pintar, IP tinggi,” imbuhnya.
Bagi Agus, hidup itu pilihan dan pilihannya ada dua, mencoba atau tidak, meskipun mencoba juga ada dua pilihan, yaitu gagal atau sukses.
Namun begitu, bagi dirinya pribadi, kesuksesan yang diraih sekarang ini, tidak terlepas dari setiap pelajaran di mana pun dia bekerja. Bahkan 10 tahun di Coca-Cola, ia pun mengalami 7 kali ganti posisi hingga terakhir, menjadi General Manager CoCoa-Cola Makassar.
“Bagi saya ketika menghadapi sesuatu yang sulit, saya tulis kesulitannya. Misalnya orangnya kasar, saya dapat pelajaran sabar yang saya ambil dari orang kasar, kemudian orangnya by pass, kita juga ada dapat pelajaran dari sana. Dan menurut saya, apapun kesulitan yang kita alami harus disikapi positif. Menurut saya, ini adalah best practice yang sederhana,” katanya.
Sebagai seorang leader atau pemimpin, menurutnya yang paling berat itu adalah konsistensi, karena konsistensi menjadi suatu kritikal bagi dirinya.
“Beberapa orang mengatakan kita harus fleksibel dengan perubahan, tetapi ada prinsip-prinsip dasar yang tidak bisa dilakukan, dan itu membuat kita tetap kuat, ada value yang diperjuangkan. Ketika value tidak ada, maka leadership itu hambar bagi saya,” ujarnya.
Kemudian terkait jabatan sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang yang berkolaborasi bersama Komisaris Khairul Jasmi dan Werry Darta Taifur, menurutnya ini bisa membantu transformasi PT Semen Padang ke depan.
Di mana, Khairul Jasmi dengan latar belakang sebagai jurnalis dengan pengalaman yang luar biasa dan Werry Darta Taifur sebagai akademisi yang pernah menjadi sebagai Rektor Unand.
“Kombinasi saya bersama Prof Werry dan Pak Khairul Jasmi ini saya harap bisa menjadi sebuah kekuatan untuk membantu transformasi PT Semen Padang ke depan, karena tugas komisaris itu mengawasi. Saya belajar banyak dengan Pak Khairul Jasmi dan Prof Werry, karena saya berasal dari swasta. Jadi kombinasi ini saya harap betul-betul menjadi sebuah kekuatan dan saling mengisi,” ujarnya.
Komisaris PT Semen Padang Werry Darta Taifur, mengatakan bahwa Agus merupakan seorang leader yang selalu membuka ruang untuk berkomunikasi, baik secara personal maupun dalam hal pekerjaan.
Namun begitu, ia berharap agar Agus yang merupakan eksekutif dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di perusahaan swasta asing, dapat memperkenalkan budaya-budaya di perusahaan asing ke PT Semen Padang.
“Artinya, virus-virus kebaikan di perusahaan asing selama ini dapat ditularkan di PT Semen Padang, supaya bisa menjadi motivasi bagi insan perusahaan PT Semen Padang,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Komisaris Khairul Jasmi. Kata dia, Agus merupakan sosok leader profesional yang memiliki komunikasi yang baik, humanis, tajam melihat persoalan-persoalan yang tumbuh di tengah perseroan dan bisa mencarikan solusi.
“Saya berharap, ke depan kita terus bersama dan bisa menularkan ilmunya kepada banyak orang dan memperjuangkan banyak hal tentang PT Semen Padang,” katanya.(*)
Ruangan komen telah ditutup.