Padang, Intrust — Universitas Andalas (Unand) Padang tak mau kasus kekerasan sosial dan perundungan di kampus terjadi. Apalagi Mendikbud RI telah menerbitkan Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.
“Tindak lanjut dan implementasi dari Permendikbud itu, Unand gelar Workshop Penguatan Karakter Calon Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Andalas, ” ujar Rektor III (WR3) Unand Insannul Kamil, Kamis (24/3-2022) di Padang.
Insannul Kamil menegaskan, Unand tak ingin kecolongan dan tak akan memberikan toleransi atas kasus pelecehan seksual di lingkugan kampus. Siapapun pelakunya, akan ditindak tegas.
“Unand sebagai Kampus merdeka harus merdeka dari kekerasan seksual, mahasiswa tidak akan bisa belajar dengan baik jika lingkungan belajarnya tidak aman dan nyaman,” ujar pria yang akrab disapa Nanuk.
Pria yang ramah ini melanjutkan, kemajuan teknologi dan inovasi digital yang sedang terjadi secara masif memberi peringatan kepada siapa saja atas terdapatnya potensi terjadinya pergeseran perilaku seksual yang dapat mengancam keamanan dan kenyamanan kampus.
“Kekerasan seksual tidak lagi hanya terjadi pada ruang fisik, tetapi pada ruang virtual seperti media sosial. Perlu kita kawal bersama agar tidak terjadi kekerasan seksual itu,” ujar Insannul Kamil.
Kuncinya kata Mantan Dekan Fakultas Teknik Unand itu adalah kolaborasi dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. “Kolaborasi itu harus menjadi motor penggerak utama agar kekerasan seksual tidak terjadi di kampus Universitas Andalas,” ujar Nanuk.
Sebelum diterbitkannya Kememdikbud Ristek Nomor 30 tahun 2021, Unand sendiri kata Nanuk telah memiliki Peraturan Rektor Nomor 18a tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan seksual dan Perundungan, yang sejalan dengan terbitnya Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021.
Adanya Permendikbud, Unand kata Nanuk semakin memantapkan dan memperkuat kesiapan menghadapi tindak kekerasan seksual di lingkungan kampus Universitas Andalas.
“Workshop akan berlangsung selama 3 hari mulai 24-26 Maret 2022 dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari 11 orang dosen, 6 tendik dan 8 orang mahasiswa dengan fasilitator diketuai oleh Dr. Jendrius, M.Si, Direktur Pusat Pengembangan Gender, Anak dan Keluarga Unand,” ujar Nanuk.
Ia melanjutkan, Workshop ini baru pertama kali digelar kampus di Sumbar. Bertujuan meningkatkan kapasitas calon Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) yang akan bertugas di Unand sesuai penugasan yang diberikan Rektor. (*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.