Kemacetan lalu lintas kerap terjadi di ruas jalan Tabing, tepatnya di perlintasan kereta api Pabrik Asia Biskuit dan perlintasan kereta api di Lubuk Buaya, tepatnya sebelum Pasar Lubuk Buaya. Apalagi ruas jalan di dua titik ini memiliki kepadatan lalu lintas tinggi.
Tak jarang juga kecelakaan lalu lintas hingga memakan korban jiwa sering terjadi pada dua titik ini, baik itu sepeda motor yang sering tergelincir akibat rel kereta api yang licin ketika hujan, maupun mobil yang tertabrak oleh kereta api akibat kelalaian.
Berbagai upaya pun telah dilakukan, agar korban berjatuhan tak bertambah dan kemacetan lalu lintas dapat dihilangkan, namun belum menemui hasil yang diharapkan. Hanya ada satu solusi terbaik agar semua masalah disana menjadi clear, yakni membangun Fly Over di dua titik tersebut,
Sebagai langkah awal, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang melalui Satuan kerja (Satker) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Sumbar telah membuat desain strategis, untuk pembangunan Fly Over.
Kasatker P2JN Sumbar Endro Kusmojoyo ST.MT kepada Majalah INTRUST Mengungkapkan, spesifikasi Fly Over Tabing memiliki lebar 18,3 meter, panjang bentang utama 110 meter, panjang jembatan 390 meter, serta panjang fly over 825 meter.
Sementara Fly Over Lubuk Buaya ditambahkan Endro memiliki spesifikasi lebar jembatan 18,3 meter, Panjang bentang utama 150 meter, panjang jembatan 470 meter, serta panjang fly over 950 meter
Lebih lanjut Dirinya menyampaikan, Fly Over yang telah dirancang sejak tahun 2015 lalu, didesain agar mengakomodir faktor gempa. “Bangunan Fly Over dirancang bisa menahan gempa, karena gempa sering terjadi di Kota Padang. Insya Allah kuat menahan goncangan gempa,” Ulasnya.
Hanya saja diungkapkan Endro, biaya pembangunan dua Fly Over ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk Fly Over Tabing diperkirakan memakan biaya lebih kurang Rp 262 miliar lebih. Sementara Fly Over Lubuk Buaya diperkirakan membutuhkan biaya lebih kurang Rp 297 miliar lebih.
Ditempat terpisah, Kepala BPJN III Padang Ir H.Aidil Fiqri MT bakal berupaya keras merealisasikan dua Fly Over ini. Karena kebutuhannya sangat mendesak, menghindari dampak negatif, demi kepentingan masyarakat Kota Padang.
Sebenarnya diakui Aidil, desain untuk Fly Over di Sumbar ini sudah banyak dikerjakan oleh P2JN. Baik itu Fly Over Sitinjau Laut, Fly Over By Pass, Fly Over Pasar Koto Baru, Fly Over Pasar Padang Luar, dan lainnya.Hanya saja banyak kendala yang ditemui di lapangan untuk mewujudkannya.
“Selain BPJN III yang bergerak, tentunya juga butuh upaya keras dari Gubernur Sumbar dan Walikota Padang melobi pemerintah pusat, agar realisasi pembangunan Fly Over Tabing dan Lubuk Buaya dapat diwujudkan. Untuk Fly Over lainnya juga butuh peran aktif Gubernur Sumbar,, karena sulitnya pembebasan lahan,”tuturnya.
Sementara itu Walikota Padang Mahyeldi Anshallah menyambut baik, apabila pembangunan Fly Over dapat terwujud, seraya bakal mempersiapkan dengan baik pembebasan lahan di dua titik untuk bangunan fisik disana.
Seandainya pembangunan jalan layang ini dapat terlaksana di tahun 2020, pihaknya akan bekerja maksimal untuk melaksanakan realisasi pembebasan lahan.
” Kita sudah ancang-ancang kearah sana, melakukan koordinasi dengan Pemprov Sumbar khususnya Dinas PUPR Sumbar terkait titik lahan mana yang akan dibebaskan, sembari melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat terlebih dahulu, agar pembebasan lahan tak menemui kendala,”tutupnya.(ridho/wil)