Padang, majalahintrust.com – Dinas Bina Marga Cipta Karya Tata Ruang (BMCKTR) Sumatera Barat terus mengebut pembangunan jembatan menuju Rumah Sakit Universitas Andalas. Pembangunan jembatan dikerjakan oleh PT Indothara Multi Artha dengan nilai kontrak Rp 7,5 miliar lebih.
Kepala Dinas BMCKTR Sumbar Era Sukma Munaf melalui Kabid Bina Marga Adratus Setiawan mengatakan, infrastruktur jembatan menuju RS Universitas Andalas tersebut merupakan permintaan dari Rektor Prof Yuliandri ke Gubenur Sumbar Mahyeldi tahun 2020.
Kata Adratus, infrastruktur jembatan dibangun dengan tujuan agar memudahkan masyarakat Limau Manis Kecamatan Pauh maupun masyarakat luas untuk mengakses fasilitas kesehatan yang berada di kampus terkemuka di Ranah Minang tersebut.
“Tentunya juga dapat menimbulkan multiplier effect yang banyak bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya jembatan, RS Unand dapat juga melayani masyarakat Limau Manis yang dibagian belakang selama 24 jam,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan, terwujudnya infrastruktur jembatan yang sedang dibangun ini, berkat kolaborasi yang bagus antara kedua belah pihak. Pembagian tugas yakni pihak Universitas Andalas melakukan pembebasan lahan di sekitar jembatan, sementara Pemprov Sumbar membangun infrastrukturnya.
“Unand bertugas membebaskan lahan tahun 2021. Begitu lahan selesai dibebaskan, 2021 kita langsung buatkan desainnya. Kemudian pada tahun 2023 ini kita mulai pembangunan infrastrukturnya. Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada kendala lahan dalam pembangunannya,” ucapnya
Sementara itu, Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas BMCKTR Sumbar Yufrizal menyampaikan, progres pekerjaan jembatan saat ini sudah mencapai 43 persen. Pekerjaan yang dilakukan saat ini adalah pengecoran abutment (abt) dan pilar jembatan.
Ia juga menerangkan, jembatan RS Unand memiliki spesifikasi jembatan Kelas B dengan bentang jembatan 90 meter, dimana bentang pertama sepanjang 50 meter dan bentang kedua sepanjang 40 meter dengan kontrak Rp 7.586.632.312 miliar. Pekerjaan dimulai pada 3 April dan berakhir pada akhir November mendatang.
Sementara itu, untuk kendala di lapangan diakui Yufrizal boleh dikatakan tidak terlalu mengganggu progres pekerjaan. Mengingat pekerjaan pengecoran pilar jembatan dibawah juga sudah selesai, dan tidak akan terkendala dengan curah hujan yang saat ini sedang tinggi di Kota Padang.
“Alhamdulillah kendala yang kita alami dilapangan sangat minim. Karena sebelum pembangunan dimulai, sudah kita sosialisasikan sejak awal tahun dengan memakan waktu 1,5 bulan, dengan mempertimbangkan kearifan lokal. Alhamdulillah masyarakat mendukung dan pembangunannya juga kondusif,” pungkasnya. (Ridho)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.