Padang, majalahintrust.com – DPD SatuPena Sumbar mengadakan bedah buku Bung Hatta dan Boven Digoel Ketika Seorang Papua Menangis Padaku karya Ketua SatuPena Sumbar Sastri Bakry di XD House Café Jl. Samudera Padang, Kamis sore (20/6).
Bertindak sebagai nara sumber Dr. Abdullah Khusairi, dosen UIN Imam Bonjol dan mantan wartawan Padang Ekspres serta Dr. Andria C Tamsin, dosen FPBS UNP Padang sekaligus Seniman. Sedang moderator Armaidi Tanjung, seorang penulis sekaligus Sekretaris SatuPena Sumbar.
Ketua DPD SatuPena Sumbar Sastri Bakry menyebutkan acara bedah buku ini adalah acara SatuPena. Ia menyebutkan usai mengadakan IMLF (Internasional Minangkabau Literacy Festival), DPD SatuPena Sumbar mengadakan bedah buku Bung Hatta dan Boven Digoel. Usai ini, DPD SatuPena juga akan mengadakan bedah buku Menulis Untuk Ibu.
“Alhamdulillah, DPD SatuPena tetap memiliki kegiatan. Setelah IMLF, berikut acara bedah buku kita adakan. Pokoknya, DPD SatuPena tetap akan ada acara,” ujar Sastri Bakry.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat diwakili Sekretaris Yayat Wahyudi mengatakan baru pertama kali mengikuti acara bedah buku ini. Namun ia merespon positif setiap kegiatan yang dilaksanakan. “Apalagi dalam bedah buku ini, tentu kekurangan dan kelebihan seorang penulis akan menjadi kajian dalam hal ini. Apapun itu, itu jelas akan sangat bermanfaat untuk pengembangan dan kreatifitas seorang penulis ke depan,” ujarnya.
Sementara Andria C Tamsin dalam pengantarnya mengatakan tak ingin membedah buku ini. Namun ia lebih tepatnya melihat sejauh mana sebuah karya disampaikan kepada khalayak. “Karena itu karya Uni Sastri ini saya lihat pantas untuk ditampilkan ke masyarakat. Karena bagaimana pun, antara satu penulis dengan penulis lain memiliki karakter masing-masing. Ini kuncinya,” ujar Andria C. Tamsin.
Sementara Abdullah Khusairi senada dengan Andria C Tamsin, karena ia pun tak mau membedah buku karya Sastri Bakry ini. Namun ia lebih kepada memberikan penghargaan kepada penulisnya. “Bagi saya jika karya itu sudah dibaca orang banyak, itu sudah cukup. Apalagi, Uni Sastri pandai memilih judul puisi yang ditampilkannya pada masyarakat. Sebab apa hubungannya Boven Digoel yang orang tahu bahwa itu tempat pembuangan tahanan politik di masa lalu dengan seorang papua yang menangis padanya,” ujarnya.
Acara bedah buku itu juga diramaikan dengan kehadiran seniman dan budayawan Taman Budaya Sumatera Barat. Sebutlah di antaranya Syarifuddin Arifin, Rizal Tanjung, Dr. Hermawan, Fauzul, Zamzami dan lain-lain. Bahkan tak hanya hadir, beberapa seniman juga ikut membacakan puisi pada saat itu. Di antaranya Rizal Tanjung, Zamzami, Yeni Ibrahim dan lain-lain.
Pada saat yang bersamaan, juga diserahkan beberapa buku Bung Hatta dan Boven Digoel Ketika Seorang Papua Menangis Padaku kepada Perpustaan dan Taman Bacaan Masyarakat oleh pengarangnya Sastri Bakry. Tujuannya agar buku ini dapat menjadi bahan bacaan nanti di perpustakaan atau taman bacaan masyarakat itu. ns
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.