Padang – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat tak ingin bonus atlet yang telah berjuang keras di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 Provinsi Papua, dibayarkan terlalu lama.
“Reward dan bonus memang kewajiban pemerintah menyediakan. Namun kita ingin sebelum keringat atlet kering langsung dibagikan kepada atlet. Karena sesuai dengan Hadis Rasulullah (HR) Ibnu Majah,” Ungkap Ketua KONI Sumbar Syaiful ditemui wartawan disela sela Rapat kerja (Raker) dengan Pengprov Cabang Olahraga lolos PON baru baru ini.
Syaiful berharap penganggaran bonus untuk atlet berprestasi di PON nanti disahkan dalam APBD Perubahan 2020. Sebab tidak mungkin bonus atlet dimasukkan dalam APBD 2020 yang saat ini berjumlah Rp 36 miliar.
Ia khawatir kalau tidak dianggarkan pada APBD Perubahan 2020, maka bonus akan dianggarkan untuk tahun 2021. Jika dianggarkan tahun depan, tentu terlalu lama atlet menerima jerih payah perjuangan mereka.
“Anggaran APBD 2020 ini tak mungkin dipakai untuk bonus. Sebab sudah ada pos pemakaiannya, seperti persiapan Pelatda, pembelian peralatan pertandingan atlet, keberangkatan atlet, biaya selama berada disana, dan kepulangan atlet,” Ujar Syaiful merinci.
KONI Sumbar disebutkan Syaiful bakal mengusulkan bonus dan reward atlet lebih besar dibandingkan PON tahun 2016 yang diselenggarakan di Jawa Barat. Besarannya yakni untuk reward Pengprov cabor peraih emas sebesar Rp 50 juta, bonus spontan medali emas biasanya Rp 10 juta, di estimasi Rp 25-50 juta.
Lalu bonus medali emas, perak dan perunggu PON 2020, jaraknya akan dijauhkan. Sebagai contoh perbandingan, jika bonus emas Rp 250 juta, bonus perak diganjar 100 juta, bonus perunggu Rp 50 juta.
“Perbandingan dengan perak harus jauh
Sehingga motvasi atlet akan besar untuk meraih emas. Jika tidak besar jaraknya, maka motivasi atlet akan lemah. Sudah ada contohnya pada PON 2016 lalu, dimana atlet peraih emas Rp 200 juta, perak Rp 75 juta dan perunggu Rp 50 juta,”katanya. (Ridho)