Padang, majalahintrust.com – Pada tanggal 23 Maret 2025, Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) mengadakan taklimat peluncuran Pekan Nan Tumpah dan buka bersama di Ruangtemu Nan Tumpah.
Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa pewarta dari berbagai media massa, rekan-rekan KSNT, sekaligus anak-anak warga Korong Kasai. Taklimat ini diselenggarakan untuk menyampaikan informasi terbaru tentang penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2025.
Fajry Chaniago, Manajer Program KSNT mengatakan, “Pekan Nan Tumpah akan diselenggarakan pada tanggal 6 – 12 Juli 2025. Pekan Nan Tumpah 2025 akan menjadi pertemuan antara seniman antardisiplin yang juga terwujud ke dalam bentuk karya yang hadir.”
Taklimat peluncuran Pekan Nan Tumpah ini berlangsung dari pukul 17.00 WIB. Dibuka oleh penampilan musik dari anak-anak warga Korong Kasai yang telah mengikuti kelas dari program terbaru Komunitas Seni Nan Tumpah yaitu Kelana Akhir Pekan; mereka menampilkan pertunjukan komposisi music yang digarap bersama dengan mentor Kelas Musik Kelana Akhir Pekan yaitu Rijal Tanmenan dan Tenku Raja Ganesha.
Kemudian dilanjutkan oleh penampilan musik puisi dari Komunitas Seni Nan Tumpah yang membawakan dua buah lagu yang berjudul Lembah Anai dari puisi Syarifuddin Arifin dan Musim-musim Burung dari puisi Irmansyah. Selepas pertunjukan musik puisi, para undangan diberikan informasi tentang latar belakang dan sejarah Pekan Nan Tumpah sekaligus linimasa Pekan Nan Tumpah 2025.
Pekan Nan Tumpah 2025 memiliki beberapa rangkaian kegiatan prafestival. Dan itu sudah dimulai pada bulan ini dengan beberapa kegiatan, di antaranya penerbitan Panggilan Terbuka Sekolah Tujuan Nan Tumpah Masuk Sekolah (NTMS) 2025. Panggilan terbuka ini bermaksud untuk menjaring sekolah-sekolah yang bersedia bekerjasama dengan KSNT dalam pelaksanaan NTMS 2025. “Kami mencari 14 (empat belas) sekolah menengah di Sumatra Barat yang akan menjadi sekolah tujuan NTMS 2025. Informasi panggilan terbuka ini bisa diakses di website Komunitas Seni Nan Tumpah. Rencananya, akan ditutup pada 9 April 2025,” ujar Fajry.
Selain itu juga ada Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pekan Nan Tumpah 2025 yang juga menjadi bagian dari prafestival. DKT ini akan terdiri dari 7 (tujuh) seri dan 2 (dua) seri pertama sudah diselenggarakan pada 20 – 21 Maret 2025 di Fabriek Padang, Kota Padang.
Diskusi hari pertama dengan tajuk “Pekan Nan Tumpah 2035: Masih Ada Atau Sudah Jadi Mitos?” membahas soal bagaimana keberlanjutan Pekan Nan Tumpah untuk ke depannya dengan narasumber Adi Wicaksono dan Nasrul Azwar. Kemudian pada hari kedua dengan tajuk “Dramaturgi Oplosan dan Post Past Post Passport Post Passfoto Di Pos P8l!$!#^%&^)(+#^%” yang membahas soal dramaturgi baru yang basisnya adalah multidisiplin dengan narasumber Dr. Hoirul Hafifi.
Lebih lanjut Fajry menjelaskan, “Prafestival Pekan Nan Tumpah 2025 tidak hanya berhenti pada Nan Tumpah Masuk Sekolah dan Diskusi Kelompok Terpumpun saja. Namun akan ada seminar membaca ekosistem seni di Sumatera Barat, Nan Tumpah Akhir Pekan yang merupakan program pelatihan penguatan SDM pengkarya dan pengelola seni, dan Ke Rumah Nan Tumpah masuk sekolah yang merupakan program pemberdayaan kesenian tradisional Minangkabau sebagai dasar penciptaan karya seni kontemporer.”
Tentang Pekan Nan Tumpah 2025, Mahatma Muhammad, Direktur Festival Pekan Nan Tumpah 2025, menjelaskan bahwa orientasi penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2025 adalah memperluas peran seni dalam menghadapi tantangan kontemporer melalui kolaborasi lintas disiplin dan manajemen yang lebih partisipatif. KSNT menggandeng dan memberikan ruang bagi komunitas, seniman, dan pelaku budaya untuk mengeksplorasi batasan disiplin seni mereka, berkolaborasi dengan sesama seniman maupun pelaku dari disiplin lain, dan terlibat dengan masyarakat secara mendalam.
Dalam penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2015 Komunitas Seni Nan Tumpah menggandeng Angelique Maria Cuaca, Nessya Fitryona, dan Jumaidil Firdaus sebagai kurator. Yusuf Fadly Aser selaku direktur artistik. Dan Nasrul Azwar sebagai supervisor.
Taklimat peluncuran Pekan Nan Tumpah ini ditutup dengan dua lagu musik puisi yang dibawakan lagi oleh Komunitas Seni Nan Tumpah, yaitu Matahari yang digarap dari puisi Bakdi Soemanto dan Pesan dari Banda yang merupakan puisi Ferlita Rahman. r-ns
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.