Padang – Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat Novrial menyebutkan, target RPJMD Sumbar hingga tahun 2021 pesimis akan tercapai. Alasannya karena Pandemi Covid 19, membuat dunia pariwisata Ranah Minang drop.
Tidak tercapainya target Pariwisata Sumbar sebut Novrial, dilihat dari sisi jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar, lama tinggal wisatawan di Sumbar, memperbesar jumlah belanja wisatawan di Sumbar, serta dari sisi penambahan jumlah unit usaha pariwisata.
“RPJMD Sumbar akan berakhir 2021, namun tidak tercapai semua targetnya karena covid 19,” Ucap Novrial dalam kegiatan MoU dengan Politeknik Negeri Padang.
Ia tak memungkiri, dengan kondisi saat ini, banyak yang beranggapan Dinas Pariwisata Sumbar terlalu regulatif. Namun substansi regulatif itu diperlukan untuk memajukan kembali pariwisata Sumbar.
Selain itu kata Novrial, Gubernur Sumbar juga memposisikan pariwisata diletakkan diposisi terdepan pasca Covid 19 untuk menggerakkan roda ekonomi Sumbar. Tentunya banyak tantangan dihadapi untuk memajukan pariwisata itu sendiri.
Diantaranya semua orang berbicara tentang pariwisata, namun belum menyentuh substansi pengembangan. Lalu tantangan berikutnya semua orang melakukan pariwisata dengan persepsi masing masing. Selanjutnya ide tentang pariwisata lebih cepat di eksekusi daripada koordinasi. Serta perbedaan pemikiran konservatif dengan moderat.
“Ada beberapa tantangan yang bisa saya simpulkan. Seperti tantangan pariwisata dengan persepsi masing-masing, memang diakui kita punya jalan masing masing mengeksekusi atau challenge aktiftas pariwsata dengan cara masing masing. Lalu Ide dan eksekusi lebih cepat daripada koordinasi. Maksudnya kami di dinas baru membuat regulasi, tapi kawan kawan sudah eksekusi nya,”ungkapnya.
“Untuk pemikiran konservatisme dengan moderat, ini yang perlu dijernihkan kembali. Marilah kita kembali meletakkan dasar pariwisata, yang lama kita lupa , sehingga harus kemasi dan sempurnakan kembali dasar itu,”papar nya panjang lebar.
Ia juga menambahkan, Sumbar saat ini kekurangan beberapa kriteria untuk pengembangan pariwisata. Pertama karena kekurangan regulasi seperti Pergub rencana Induk Kepariwsataan Provinsi dan Perda Wisata Halal sudah dibuat, tapi turunan nya belum.
“Kita juga sedang menyiapkan tiga Ranpergub tentang standarisasi pembangunan pengembangan objek wisata. Pergub tentang mekanisme perhitungan data kepariwisataan. Pergub tentang pembangunan ekonomi kreatif berbasis kepariwisataan,” Jelasnya.
Kekurangan kedua kata Novrial Sumbar kekurangan data. Proses pendataan yang tak kunjung selesai, mustahil buat regulasi atau aturan tanpa ada data. Nah ini juga yang menjadi kendala ketidak validan data.
Kekurangan ketiga pelaku wisata kebanyakan solo karir, kedepan hendaknya kita bersatu. Keempat paridgma berpikir pada tatanan pariwisata baru perlu digalakkan. Kedepan konsep bersih, aman, nyaman sebagai dasar pembangunan kepariwisataan lebih dikedepankan.
“Harapan kita kepada petahelix pariwisata untuk berjalan dijalur yang sama agar target bisa terpenuhi, dengan target meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan di lokasi wisata, memperbesar jumlah belanja wisatawan, serta meningkatkan unit usaha kepariwisataan,”tutupnya.(rudho)