Padang – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sumatera Barat Bustavidia buka kegiatan Coaching Clinic Pelatih cabang olahraga lolos ke PON Sumatera Barat, Selasa (11/8) di Nuansa Hotel Maninjau.
Dalam sambutannya, Bustavidia mengharapkan kegiatan ini berimplikasi positif kepada keolahragaan di Sumbar. Selain ilmu baru didapatkan oleh pelatih, juga sebagai ajang memperkuat silaturahmi dengan pelatih.
“Harapan saya ikuti pelatihan ini dengan baik dengan teori lebih ke program pencapaian target. Laksanakan tugas dengan matang jauh dari gesekan dan utamakan silaturahmi. Lakukan komunikasi dengan intens,”pintanya.
Bustavidia juga mengusulkan, selain penguasaan keterampilan fisik sangat perlu bagi pelatih dengan mengadopsi ilmu yang diberikan narasumber, juga perlu penguasaan Ilmu Teknologi (IT).
“Tentunya pelatih dapat mengadopsi ilmu yang diberikan narasumber. Selain itu IT juga perlu lebih dikembangkan kedepannya. Jangan hanya mengandalkan fisik saja,”kata Kadispora.
Ketua KONI Sumbar Syaiful di kesempatan yang sama mengatakan, program coaching clinic ini sudah lama direncanakan KONI, untuk meningkatkan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) pelatih Ranah Minang.
“Jadi program yang kita buat ini bukan program ujuk-ujuk , tapi sudah lama kita rencanakan dari tahun lalu dan sudah masuk dalam RKA KONI. Semula direncanakan April, tapi karena Covid 19, terpaksa baru dilaksanakan sekarang,”ujarnya
Ia menginginkan seluruh pelatih yang ikut serta dalam program ini bisa meningkatkan kompetensi kepelatihannya, dan menyerap ilmu yang diberikan oleh narasumber dari KONI Pusat Universitas Negeri Jakarta, UPI Bandung, serta narasumber dari UNP dan Unand.
“Kita menggelar pelatihan ini bukan karena pelatihnya kekurangan ilmu, justru peserta hari ini adalah pelatih berpengalaman dan berhasil membawa atlet meraih prestasi di PON maupun iven lebih tinggi. Tapi kita punya sasaran besar kedepan agar bisa meraih emas lebih banyak di PON mendatang,”ujar pengacara senior Sumbar ini.
Syaiful juga mengungkapkan, KONI Sumbar pada PON mendatang memiliki target minimal bisa mempertahankan raihan pada edisi PON lalu. Namun demikian, KONI juga menginginkan, kontingen Tuah Sakato di medan laga dapat membawa pulang 16 emas dan naik satu digit di peringkat sebelumnya.
“Di Papua sasaran kita adalah emas. Karena ini PON paling mahal. KONI Sumbar punya target tak muluk-muluk, minimal bertahan diperingkat 11 atau bisa naik satu digit diperingkat 10 besar, sesuai dengan target yang diucapkan Bapak Wakil Gubernur beberapa waktu lalu. Oleh sebab itu mari kita semua berusaha untuk seayun selangkah mencapai target dimaksud,”ungkap Syaiful.
Ketua Tim Teknis KONI Sumbar Fazril Ale menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini adalah mendapatkan database pelatih fisik kedepan, dimana pelatih bisa memahami dan membuat program khusus untuk menunjang fisik atlet.
Ia menyebut, untuk tenaga pelatih fisik di Indonesia sangat kurang, bahkan hanya bisa dihitung dengan jari. Apalagi di Sumbar, pelatih fisik yang paham dengan pelatihan fisik sistematis sesuai kebutuhan kecaboran boleh dikatakan belum ada.
“Indonesia berhasil berprestasi di Sea Games Filipina karena ada konsultan pelatih fisik. Terbukti juga performa atlet menjadi meningkat, karena ditangani dengan detail. Kita ingin juga di Sumbar banyak lahir pelatih fisik,”harapnya.
Fazril Ale juga meminta kepada seluruh peserta saat ini untuk membuang jauh jauh maindset pelatih teknis juga melatih fisik, keduanya harus dipisah. Karena pelatih masa lalu terkuras energinya karena sekaligus melatih dua hal ini.
“Pelatihan fisik dan teknik adalah dua hal yang berbeda, tidak bisa disamakan. Wajar saja pelatih dulu terkuras energinya karena dua hal ini digabung, sehingga tak bisa memberikan hasil maksimal,”tukasnya.
Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Irnaldi Samin menyampaikan, peserta kegiatan diikuti oleh 52 orang pelatih dari 25 cabang olahraga yang berhasil lolos ke PON XX Papua.
Narasumber yang dihadirkan adalah Irwan T Amrun dari KONI Pusat, Dr Dikdik dari UPI Bandung, Dr Iwan Hernawan dari Universitas Negeri Jakarta, Dr Alnedral Dekan FIK UNP, Dr Afriwardi dari Universitas Andalas, serta Dr Pudia M Indika dari UNP.
“Pelaksanaan kegiatan menerapkan protokol Covid 19 dengan melaksanakan rapid test kepada semua peserta, memakai face shield, pakai masker, menyediakan tempat cuci tangan, serta mengatur jarak,”pungkasnya. (ridho)