Tak Ingin Kejadian Batang Kalu Terulang Kembali, BPJN Sumbar Benahi Tiga Jembatan Ruas Padang – Bukittinggi
Padang – Sekitar 101 unit jembatan berusia tua di ruas jalan nasional berada di wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat mesti dibenahi, dari 816 unit jembatan yang ada saat sekarang ini di Sumatera Barat, agar tidak terjadi dampak negatif di kemudian hari.
Pelan namun pasti, BPJN III berusaha membenahi jembatan berusia tua tersebut secara bertahap, mengingat anggaran yang dialokasikan terbatas. Seperti pada tahun 2020, BPJN Sumbar melakukan penggantian tiga unit jembatan yang digabung dalam satu paket pekerjaan, yakni Penggantian Jembatan Air Titi cs, dengan nilai Kontrak Rp 31,5 miliar lebih yang dikerjakan oleh rekanan PT Amar Permata Indonesia.
Jembatan pertama yang dibenahi adalah Jembatan Tabing yang berada di Jalan Prof. Dr Hamka yang dibangun sejak tahun 1975. Lebar jembatan yang akan dibuat nantinya mencapai 9 meter dengan lebar jalur kendaraan 7 meter serta trotoar 2 meter. Konstruksi bangunan bawah memakai sistem bore pile serta bangunan atas menggunakan kontruksi PCI girder.
Jembatan kedua adalah Air Titi yang dibangun pada tahun 1980, berada di Batas Kota Payakumbuh – Baso. Panjang bentang jembatan mencapai 33,5 meter dengan lebar 7 meter serta trotoar 2 meter. Konstruksi bangunan bawah memakai sistem bore pile serta bangunan atas menggunakan kontruksi PCI girder.
Jembatan ketiga adalah Jembatan Titian Panjang di Kayu Tanam yang dibangun pada 1945. Panjang bentang jembatan 54,8 meter dengan lebar jembatan 6 meter. Konstruksi bangunan bawah memakai sistem bore pile serta bangunan atas menggunakan kontruksi PCI girder.
Kepala BPJN Sumbar Bambang Pardede mengatakan banyak sekali hambatan pembangunan jembatan Air Titi Cs karena masa Pandemi Covid 19.Pekerjaan baru dilangsungkan setelah lebaran, mengingat masukan dan saran hasil dari koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Kepolisian, PT Kereta Api, Dinas Perhubungan, dan Pemerintah Daerah.
“Mudah -mudahan keterlambatan bisa dibalas dengan percepatan. Namun demikian apabila mengalami perlambatan pekerjaan, bisa diberikan dispensasi perpanjangan waktu, karena adanya Covid 19 ini,”ujar Bambang
Penggantian jembatan ini kata Bambang untuk mengantisipasi dampak negatif, Masih banyak jembatan di Sumbar ini yang bangunan lama dengan pondasi langsung maupun sumuran yang sebetulnya pembebanan tidak sesuai lagi dengan saat ini.
Kejadian di Jembatan Batang Kalu memberikan pengalaman bahwa secara visual jembatannya bagus, namun setelah terkena banjir langsung ambruk. Hal itu dikarenakan terjadinya perubahan morfologi sungai, perubahan tata guna lahan di hulu, sehingga debit air melimpah dan tidak memiliki kekuatan saat digerus.
“Saat ini standar Bina Marga tidak boleh lagi ada pondasi langsung. Biarpun secara struktur bisa, tapi kita harus safety. Saat ini harus menggunakan pondasi di dalam. Minimal ada mini pile di dalamnya untuk mengokohkan jembatan. Jangan sampai setelah rusak baru kita sibuk memperbaikinya, yasudah sekarang aja kita ganti,”ujarnya.
Ditempat terpisah, Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) I Sumatera Barat melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 Reni Marlisa ST.MT mengatakan, pekerjaan fisik jembatan sudah dilangsungkan oleh rekanan sesuai dengan Standar Covid -19.
Dirinya merinci, tahapan pekerjaan yang sudah dilakukan adalah dengan mendirikan dua unit jembatan bailey di lokasi Jembatan Air Titi di Baso
Lalu di Jembatan Titian Panjang di Kayu Tanam juga di pasang dua unit jembatan Bailey, Sebetulnya kata Reni, di Jembatan Titian Panjang ini karakteristiknya sama dengan Jembatan Batang Kalu yang sempat roboh. Pondasi bawahnya sudah tergerus air dan harus dilakukan normalisasi sepanjang 50 meter di hulu dan di hilir.
Sementara untuk lokasi pengerjaan Jembatan Tabing sebut Reni tidak menggunakan Jembatan Bailey, namun ditutup satu jalur. Arus lalu lintas dialihkan ke jalur sebelahnya, supaya kendaraan bisa melewati ruas jalan tersebut.
Jembatan di jalur sebelahnya tambah Reni, tidak dilakukan penggantian, karena sudah diremajakan pada tahun 2000 lalu berbarengan dengan pekerjaan pelebaran jalan Tabing – Bandara Internasional Minangkabau, menggunakan Dana Loan.
“Kita sudah koordinasi dengan Polresta Padang, untuk melakukan penutupan satu jalur. Koordinasi dilakukan agar bisa dilaksanakan rekayasa lalu lintas guna menghindari kemacetan di Tabing ini,”tukasnya
Reni juga menyebutkan, pembangunan infrastruktur ketiga jembatan tersebut schedulenya berbarengan dan masih dalam on the track. Bahkan paket pembangunan ini juga terkena relaksasi akibat Dampak Covid -19.
Namun demikian Ia optimis bisa dilaksanakan sesuai waktu yang sudah ditetapkan. Alasannya adalah PCI Girder atau rangka jembatan sudah sampai di Padang, sementara pengerjaan PCI Girder dilakukan di dalam kota. Istilahnya rangka jembatan itu tinggal menyusunnya saja seperti kepingan puzzle. Setelah ready semua, tinggal dipasang.
“Paket Pembangunan Jembatan Air Titi Cs ini kena relaksasi. Sebelumnya direncakana selesai tahun 2020, maka penyelesaiannya menjadi tahun 2021. Akan tetapi kita terus berupaya agar pembangunannya sesuai schedule,”pungkasnya.(ridho)