Padang – Politeknik Caltex Riau (PCR) jajaki kerjasama dalam pengembangan “Nagari Digital” berikut “Proyek Tugas Akhir Siap Pakai” serta “Kolaborasi Jurnal Ilmiah Internasional Terindeks”. Di sisi lain, Politeknik Negeri Padang (PNP) ingin mendalami sistem paperless yang diterapkan dan menjadi sistem komunikasi andalan PCR.
Hal itu mengemuka dalam kunjungan studi banding PCR pada 27 Agustus 2020 yang pada prinsipnya bertujuan sebagai koordinasi pelaksanaan seleksi bersama PNP-LL-Dikti X, studi banding pelaksanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPKM) kerjasama dengan desa/nagari, dan hal terkait lainnya.
Rombongan PCR diketuai oleh Dr. Muhammad Yanuar Hanriyawan, S.T., M.T. dan Mantan Direktur PCR sebelumnya, Dr. Dadang Syarif Sihabudin Sahid, S.Si., M.Sc., yang sekarang mengelola Sistem Informasi PCR, beranggotakan Dr. Ermansa Hasri Putra, S.T., M.Eng., Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, serta pejabat OCR lainnya yang relatif muda-muda, Muhammad Ihsan Zul, S.Pd., M.Eng., Ruli Lismawati, A.Md., Alif Syahrial, S.Kom., dan Zainal Arifin Renaldo, S.S., M.Hum.
Menurut Dr. Muhammad Yanuar Hanriyawan, S.T., M.T., selaku Ketua Rombongan PCR, sistem informasi dari paperbase menjadi paperless awalnya keterpaksaan semata bagi PCR. Sebagai perguruan tinggi swasta, dituntut untuk melakukan efisiensi.
“Penerapannya IT kian meningkat, sehingga hampir semua kegiatan operasional sudah paperless,” ungkap Yanuar merendah.
Direktur PCR ini sambil berseloroh menyatakan bahwa kedatangan mereka dikarenakan disindir oleh Direktur PNP Surfa Yondri penakut dan kebetulan mereka juga memiliki agenda kunjungan bulan ini ke LL-Dikti X.
Tiga poin penting yang mereka bahas dalam kunjungan singkat itu menyangkut pengelolaan mahasiswa, riset dan hibah yang didapatkan PNP. Diakui mereka, sampai saat ini setiap mereka ingin melibatkan masyarakat dalam proyek pengabdian selalu diposisikan sebagai pemberi hibah, termasuk di kalangan pemerintah sendiri.
Muahmmad Ihsan Zul, S.Pd, M.Eng., Wakil Direktur Bidang Pemasaran, Kerja l menyatakan keterkesanannya karena produk yang dihasilkan mahasiswa PNP sebagai proyek akhir bisa langsung diserahkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat, tidak mengendap di gudang.
Sementara, saat menerapkan program untuk membantu masyarakat, Politeknik Caltex Riay dipandang tak ubahnya sebagai bagian dari gugus tugas pemerintah, tidak membumi.
“Kami juga ingin tahu tentang konsep “Nagari Digital”, siapa tahu bisa diterapkan di daerah kami yang cuma memiliki konsep desa. Jikalau bisa, PNP juga mau menerima tawaran join dalam penerbitan jurnal karena kami dengar jurnal di PNP sudah terindeks dan berskala internasional,”imbuhnya.
Dalam sambutannya, Wakil Direktur 1, Revalin Herdianto menyatakan, menyongsong semester ganjil ini PNP yang dipimpinnya sedang menata server di setiap jurusan sekaitan dengan provider paket data dalam menunjang perkuliahan online.
Berbarengan dengan itu, kegiatan penelitian dosen PNP didiseminasikan ke masyarakat untuk mengatasi masalah yang dihadapi industri dan masyarakat dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Contohnya, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), menciptakan energi terbarukan, mengembangkan desa wisata, dan menciptakan teknologi tepat guna.
Di samping itu juga diselenggarakan pembukaan kelas khusus dari suatu daerah untuk meningkatkan potensi daerah dan angka partisipasi kasar masyarakat tersebut untuk kuliah di PNP, jelasnya.
Ke depan, PNP akan melakukan strategi pendekatan intensif pada industri dan dunia kerja sehingga jumlah mitra PNP kian meningkat.
Percepatan kemajuan dunia industri harus selalu diiringi oleh kegiatan perguruan tinggi dan saling mengedepankan sinergi untuk mencapai tujuan bersama.
“Jika ingin maju kita tidak bisa kerja sendiri, harus berkolaborasi, dan jangan menganggap mitra sebagai saingan, tapi partner. Kita bahkan membuka pendaftaran kelas mandiri barengan dengan 15 perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam LL-Dikti X,”papar Revalin.
Dijelaskan, sebelum Covid-19, sudah ada rencana warga tertentu untuk membeli alat yang akan dikerjakan mahasiswa untuk membantu lahan pertanian mereka. Pola kerjasama ini dinilai ampuh sebagai promosi kampus.
Alat rancangan mahasiswa yang dihibahkan ke nagari tersebut juga menjadi investasi yang kuat, sehingga anak nagari tersebut punya cita-cita untuk melanjutkan studi ke PNP di samping kebanggaan membangun kampung harus tertanam sedari dini,.
Menanggapi Dadang dan Ihsan, Yuhefizar, Kepala P3M PNP menjelaskan, UU Desa memprioritaskan penyaluran dana dalam bidang IT, itu artinya akses internet bagi suatu nagari sudah menjadi keharusan.
Perguruan tinggi harus jeli memanfaatkan peluang ini. Di sisi lain, untuk memperkuat eksistensi lembaga, Politeknik harus turun ke masyarakat atas nama Pusat Studi Pengembangan Desa dan Nagari, jadi kedengarannya lebih prestisius.
Umumnya permintaan Nagari stau tawaran PNP kepada nagari sekitar pembuatan UMKM Online, Nagari Digital, Website Nagari, dan Shop Online. Semua kita penuhi dengan syarat harus ada MoU antara lembaga dengan nagari tersebut.
Umumnya nagari belum memiliki website dan untuk bikinnya mudah dan biasa. Selain itu, adanya website nagari memudahkan kita sebagai perguruan tinggi memantau perkembangan nagari. Jadi, P3M bisa menyalurkan dosen dengan latar belakang ilmu tertentu untuk melakukan pengabdian dan penelitian begitu terdeteksi masalah di nagari tertentu melalui website mereka.
Selain itu, menurut Ephie pengurusan administratif di nagari sifatnnya langsung, to the point tidak banyak birokrasi. Kita gampang menyalurkan kegiatan pengabdian dosen yang kadang bisa mencapai 6-7 pelatihan di satu nagari dalam 1 semester itu.
“Keterampilan penguasaan IT saat ini sudah menjadi keharusan dan kebutuhan dan lapangan kerja mereka dalam setiap daerah bisa mencapai ribuan, SDM dalam penguasaan website,”contohnya.
Ephie juga menyambut tawaran kerjasama dalam pengelolaan jurnal terindeks dan terakreditasi. Tercatat, dari 9 peringkat Sinta (1-6), peringkat terbawah yang dicapai PNP adalah ranking 5. Hingga 2020 PNP tercatat memiliki 9 jurnal dan hampir setiap jurusan memiliki jurnal terindeks.
International Journal on Informatics Visualization (JOIV) awal Agustus 2020 setelah Lebaran Idul Adha tercatat di website scopus.com sebagai satu-satunya jurnal ilmiah dari Benua Asia yang Terindeks Scopus, pangkalan data pustaka yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik.
Posisi tersebut otomatis menempatkan JOIV sebagai 10 besar politeknik dunia yang memiliki jurnal terindeks Scopus dan menempati ranking ke-25 berdasarkan nilai impact pada Sinta-1.(*)