Padang, majalahintrust.com – Tak selalu duka berkepanjangan membuat menangis karena bencana yang menimpa Sumatera. Doa dan aksi terus dilakukan banyak pihak. Di tengah kegalauan hati melihat penderitaan korban bencana, ada sedikit kebahagiaan hati mendapat pesan yang ditunggu-tunggu.
Saya sedang berada di Malaysia ketika acara pengumuman pemenang BRICS Literature Award 2025 di Khabarovsk, Rusia, akan berlangsung. Dmitry Kuznetsov, Deputy Duma BRICS Brasil, petinggi BRICS Literature Network, menulis pesan WhatsApp pada saya,
“Saya akan segera mengumumkan pemenang”. Saya berdebar, menanti, dan memastikan dua pemenang yang akan diumumkan.
Terbayang peristiwa jumpa pers menetapkan hasil daftar pendek nominasi pemenang beberapa waktu lalu di PDS HB Jassin, Jakarta. Ada penolakan terkait nominasi tiga nama dalam daftar panjang BRICS Literature Award 2025. Beberapa sastrawan Indonesia, seperti Remmy Novaris dan Maman S. Mahayana, menolak nominasi Denny JA dan mengklaim bahwa mereka mewakili suara para penyair Indonesia.
Namun, pihak BRICS Literature Award membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa juri dari Indonesia tidak memiliki hak untuk memilih nominee dari Indonesia, dan hanya juri dari negara lain yang berhak memilih. Perdebatan ini juga memunculkan pertanyaan tentang objektivitas dan transparansi proses seleksi BRICS Literature Award.
Di akhir jumpa pers, wakil ketua BRICS Literature Network, Vadim Terekhin, yang hadir langsung pada saat jumpa pers, menegaskan untuk menghormati keputusan dewan juri dari berbagai disiplin ilmu yang tentu saja tak dapat diganggu gugat.
Salwa Bakr, seorang penulis Mesir, telah memenangkan hadiah utama BRICS Literature Award 2025. Kekuatan Salwa Bakr terletak pada karya-karyanya yang menyoroti perjuangan perempuan marginal Mesir dan kehidupan masyarakat kelas bawah. Karyanya yang terkenal, “The Golden Chariot” dan “The Man from Bashmour”, telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan mendapatkan pengakuan internasional.
Salwa Bakr dikenal sebagai penulis feminis yang kuat dan kritis terhadap masyarakat Mesir. Karyanya sering kali menyentuh isu-isu sosial dan politik, serta memperjuangkan hak-hak perempuan. Dengan latar belakang pendidikannya di bidang bisnis dan kritik sastra, Salwa Bakr memiliki kemampuan untuk menulis dengan gaya yang unik dan mendalam.
Penulis dari Indonesia, Denny JA, juga menjadi pemenang hadiah khusus pertama di Penghargaan Sastra BRICS. Ia meraih BRICS Award for Literature Innovation 2025. Denny JA, seorang penulis dan penggagas genre puisi esai dari Indonesia. Penghargaan ini diberikan karena kontribusinya dalam melahirkan dan mengembangkan genre puisi esai, yang menggabungkan unsur liris, naratif, dan data faktual dalam satu karya.
Karyanya telah membawa pengaruh besar di Indonesia dan Asia Tenggara. Ia juga telah menerbitkan lebih dari 150 buku puisi esai dan menerima berbagai penghargaan, termasuk ASEAN Award dan Satupena Award. Beberapa karyanya yang menonjol adalah Atas Nama Cinta (2012), karya perdananya dalam genre puisi esai yang menciptakan gelombang baru dalam sastra Indonesia, dan Naga Seribu Wajah, novel epik yang mengeksplorasi kehidupan manusia dengan cara unik dan mendalam.
BRICS Literature Award 2025, sebuah penghargaan sastra internasional bergengsi yang didirikan oleh negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) untuk mempromosikan karya sastra dan pertukaran budaya antar negara. Pemenang BRICS Literature Award 2025 diumumkan pada iven BRICS Art Festival pada 30 November 2025 di Khabarovsk, Rusia.
Penghargaan ini merupakan pengakuan atas pentingnya suara sastra dari Global South, termasuk Indonesia, yang menawarkan perspektif sejarah, luka sosial, dan imajinasi berbeda. Meski Denny tak sempat hadir pada acara bergengsi tersebut, namun Denny menyampaikan pidato secara online atas kebanggaannya menerima penghargaan dan usaha panitia untuk menyuarakan sastra dunia.
Akhirnya, saya, selalu koordinator Jaringan Sastra BRICS Indonesia dan tentu saja bangsa Indonesia merasa bangga dengan kemenangan Denny JA yang telah menyuarakan Indonesia di pentas dunia. Semua proses tidak akan sia-sia meski penuh onak dan duri, justru mematangkan batin kita. Terima kasih untuk seluruh pendukung maupun penolak, karena kalianlah semua menjadi penting mengantarkan Denny ke kemenangan. Satu lagi sastrawan Indonesia bersuara dunia!