Oleh : drg. Yona Ladyventini M.Kes
Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Salah satu masalah kesehatan gigi yang umum pada anak sekolah dasar adalah karies gigi, yang sering kali disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi yang tidak benar. Hal ini dapat dicegah melalui penerapan teknik menyikat gigi yang tepat sejak dini (Nila et al., 2023).
Metode Fones merupakan salah satu teknik menyikat gigi yang direkomendasikan untuk anak-anak karena gerakannya sederhana, berupa lingkaran besar, dan mudah dipahami serta dilakukan oleh anak-anak prasekolah hingga usia sekolah dasar.
Teknik ini terbukti efektif membersihkan plak gigi tanpa menyebabkan trauma pada jaringan lunak jika dilakukan dengan benar, dan sangat cocok diterapkan pada masa gigi campuran (Wulandari et al., 2024).
Di Indonesia, masalah kesehatan gigi dan mulut masih tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi masalah gigi dan mulut pada penduduk Indonesia mencapai 57,6%.
Di SD Telkom Kota Padang, hasil observasi menunjukkan bahwa banyak siswa belum menyikat gigi dengan teknik yang benar. Oleh karena itu, pelatihan menyikat gigi menggunakan metode Fones menjadi penting untuk meningkatkan keterampilan anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut (Sari et al., 2023).
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjudul “Pelatihan Menyikat Gigi yang Efektif dengan Metode Fones untuk Anak Sekolah Dasar dalam Meningkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut” telah dilaksanakan pada tahun 2025 di Sekolah Dasar Telkom Kota Padang.
Pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan tahapan yang direncanakan dalam proposal, meliputi tahap persiapan, pelaksanaan edukasi dan pelatihan, serta evaluasi hasil kegiatan.
Pada tahap persiapan, tim pengabdian menyusun media edukasi berupa buku saku kesehatan gigi dan mulut yang berisi informasi dasar mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut, waktu menyikat gigi, serta langkah-langkah menyikat gigi menggunakan metode Fones.
Buku saku ini dirancang dengan bahasa sederhana dan ilustrasi menarik agar mudah dipahami oleh anak sekolah dasar, serta digunakan sebagai media utama dalam kegiatan edukasi dan praktik.
Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui dua kegiatan utama. Pertama, pelatihan dokter gigi kecil yang melibatkan 60 siswa. Kegiatan ini bertujuan membentuk kader kesehatan gigi di sekolah. Peserta mendapatkan materi teori dan praktik mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta teknik menyikat gigi dengan metode Fones. Kedua, dilakukan praktik menyikat gigi secara langsung menggunakan metode Fones pada 600 siswa sekolah dasar.
Kegiatan ini dilaksanakan secara demonstratif dan partisipatif dengan pendampingan oleh tim pengabdian, guru, dan dokter gigi kecil.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan target yang ditetapkan.
Seluruh dokter gigi kecil (100%) mampu mendemonstrasikan kembali teknik menyikat gigi metode Fones dengan benar. Pada kegiatan praktik massal, sebagian besar siswa menunjukkan kemampuan mengikuti gerakan menyikat gigi metode Fones secara tepat, terutama pada gerakan melingkar dan cakupan permukaan gigi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menyikat gigi pada siswa setelah dilakukan edukasi dan praktik langsung.
Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa metode Fones efektif dan mudah diterapkan pada anak usia sekolah dasar serta berperan dalam peningkatan kebersihan gigi dan mulut.
Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta membentuk peran aktif dokter gigi kecil sebagai agen edukasi di lingkungan sekolah.
Hasil ini mendukung pencapaian tujuan pengabdian dan menunjukkan bahwa intervensi edukatif berbasis metode Fones efektif sebagai upaya promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dasar.(***)