Sawahlunto, majalahintrust.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Sawahlunto menggelar dialog kerukunan dengan instansi vertikal hingga TNI/Polri di Hotel Khas Ombilin, Selasa (6)12).
Selama diskusi, topik tentang perkembangan aliran pelindung kehidupan, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) serta hasil survei generasi muda terpapar paham radikalisme aktif dan pasif se-Indonesia menjadi sorotan utama pembahasan.
Difasilitasi oleh pemerintah, FKUB berperan dalam merawat dan menjaga kerukunan umat beragama seperti rekomendasi pendirian rumah ibadah, memberikan saran kepada pemerintah hingga penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama.
Ketua FKUB Kota Sawahlunto Adi Muaris mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara lembaga FKUB dengan instansi pemerintahan termasuk TNI/Polri.
“Sosialisasi tingkat desa/kelurahan, para pelajar dan ormas keagamaan telah kami lakukan sosialisasi kerukunan sebelumnya. Alhamdulillah Sawahlunto masih kondusif, tak ada konflik agama, dan mari kita jaga,” ucap Adi Muaris
Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdako Sawahlunto Irzam selaku narasumber mengajak tokoh-tokoh masyarakat tidak abai dalam meminimalisir gejala-gejala yang dapat merusak kerukunan di masyarakat. Ia menambahkan agar masyarakat harus diberikan pemahaman tentang moderasi beragama.
“Adapun 4 indikator utama moderasi beragama yakni komitmen berbangsa, toleransi, anti kekerasan, penerimaan terhadap tradisi,” ungkap Irzam.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto Dedi Wandra menyampaikan kehadiran FKUB tidak terlepas dari keunikan dan kemajemukan bangsa Indonesia. FKUB berupaya menjaga umat dapat bebas menjalankan agama menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing sebagaimana diatur undang-undang.
“Kita tidak bisa membangun jika bangsa ini tidak rukun. Dialog perlu diadakan secara berkala guna meningkatkan koordinasi, ketenteraman dan upaya pengembangan wawasan kebangsaan, moderasi beragama bagi generasi muda maupun tenaga pendidik,” ucap Dedi Wandra.
Dedi juga menambahkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama telah melaksanakan beberapa rencana strategis mewujudkan, memantapkan pemahaman dan memberikan pelayanan keagamaan tak terkecuali pembinaan kerukunan terhadap ormas. tri
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.