Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada sisi dilematis yang terjadi jika bicara tentang Bank Nagari. Di satu sisi Gubernur sebagai penguasa utama di provinsi ingin menjadikan Bank Nagari sebagai Bank Syariah. Ini tentu suatu cita-cita mulia dan sungguh pantas kita pujikan. Selain itu sesuai harapan Presiden Republik Indonesia, kebutuhan akan Bank Syariah itu juga sesuai dengan kondisi Bank Nagari yang berada di Minangkabau, daerah yang sangat kuat adat istiadat dan agamanya.
Namun ketika keinginan menjadikan Bank Nagari menjadi Bank Syariah dilaksanakan, ternyata masih banyak hal-hal yang belum terselesaikan dalam persoalan alih status ini. Persoalan kesepakatan kabupaten kota yang justru lebih banyak menolak, juga diikuti persoalan permodalan yang tidak sedikit, rasanya cukup sulit didapat pada saat ekonomi Sumatera Barat maupun nasional masih menuju perbaikan dari sakit akibat covid 19.
Kondisi Bank Nagari Saat Ini
Di sisi lain, tak bisa dipungkiri, perkembangan dan kemajuan Bank Nagari akhir-akhir ini begitu luar biasa. Sampai pada HUT ke 61 tahun ini pada 12 Maret 2023 kemaren, pencapaian yang didapat Bank Nagari sungguh sangat mengagumkan. Dari catatan yang ada, laba bersih Bank Nagari di tahun 2022 sebesar Rp481,18 M atau 108,72% dari target, dengan pertumbuhan sebesar Rp72,47 M (17,73%) dari tahun 2021. Sedang total asset mencapai Rp 30,19 Triliyun.
Capaian laba ini tidak terlepas dari optimalisasi penyaluran kredit/pembiayaan yang berdampak kepada pendapatan bunga kredit bank yang mencapai Rp2,42 T atau 100,22% dari target. Juga ada efisiensi dalam penghimpunan dana pihak ketiga yang mendorong beban bunga DPK terealisasi Rp719,58 M dengan capaian 92,02% dari target. Dimana secara tahunan, beban bunga DPK turun Rp95,49 M dari tahun 2021 yang dipengaruhi oleh penurunan beban deposito sebesar Rp88,76 M dan beban giro sebesar Rp12,90 M.
Dijelaskan, pendapatan operasional tahun 2022 terealiasi sebesar Rp2,84 T atau 98,46% dari target. Namun, hal tersebut dapat diimbangi oleh efisiensi beban operasional yang terealisasi Rp2,23 T atau 97,21% dari target. Lalu Nominal NPL pada tahun 2022 sebesar Rp494,82 M dengan rasio sebesar 2,20%, berhasil diturunkan dari posisi Desember 2021 yang sebesar Rp521,34 M dengan rasio sebesar 2,49%.
“Hal ini merupakan hasil dari upaya penagihan yang dapat dijalankan secara optimal dan turut berdampak kepada capaian rasio kinerja bank. Misalnya ROA 2022 sebesar 2,12% diatas target 2,06%, dan ROE 2022 sebesar 14,46% diatas target 13,97%. Antara lain dipengaruhi oleh laba bersih yang terealisasi Rp481,18 M atau Rp17,25 M (103,72%) dari target. Bisa dikatakan secara umum, Bank Nagari masih menguasai pasar di Sumatera Barat,” ujar Muhammad Irsyad, Direktur Utama Bank Nagari.
Selain keberhasilan dari sisi pencapaian laba, Bank Nagari di tahun 2022 juga banyak mendapat penghargaan. Di antara penghargaan itu adalah The Most Competitive Rate dalam pencapaian kinerja LPDB-KUMKM tahun 2021. Lalu meraih peringkat 1 untuk kategori Unit Usaha Syariah Bank Umum Konvensional – BUK (aset Rp2,5 triliun hingga Rp5 triliun), dan Peringkat 3 kategori BUK KBMI 1 (modal inti hingga Rp6 triliun) dalam ajang 11th Infobank Digital Brand Awards 2022.
Juga peghargaan The Best Rating BUMD Keuangan Versi Infobank 2022. Lalu Meraih Golden Trophy dan Kelas Modal Inti (KBMI) dalam ajang 27th Infobank Awards 2022 dan meraih Prediket “Excellence” dalam ajang Infobank 11 th Sharia Awards 2022. Tak lupa juga meraih 2nd The Best Finance Sharia Regional Bank Company Asset 25 T – 50 T dalam ajang Economic Review Indonesia Finance Award -V 2022.
Selain itu Bank Nagari meraih penghargaan Bank Umum dengan peserta literasi terbanyak dalam ajang Bulan Inklusi Keuangan 2022. Lalu meraih pengargaan dalam kategori Bank Pembangunan Daerah dengan Pembiayaan UMKM Terbaik pada ajang Anugerah Syariah Republika Th 2022.
Ada lagi penghargaan Terbaik 3 kategori Bank Pembangunan Daerah sebagai Bank Penerima Setoran – Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) serta penghargaan sebagai Bank dengan Pengelolaan Zakat BUMD Terbaik dalam Baznas Awards I yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional Sumatera Barat
Selain penghargaan untuk Bank Nagari, Dirut Bank Nagari Muhammad Irsyad juga masuk dalam TOP 100 CEO 2022 versi Infobank. Om Jack, demikian panggilan Irsyad, juga terpilih sebagai Top Leader on Digital Implementation 2022 selaku Direktur Utama Bank Nagari. Sedang Top CIO on Digital Implementation 2022 diraih oleh Sania Putra Direktur Keuangan Bank Nagari.
Undian Simpeda di Sela HUT ke 61
Di bagian lain Bank Nagari juga dipercaya menjadi tuan rumah Pencabutan Undian Simpeda Tingkat Nasional yang telah berlangsung 7-9 Maret 2023. Di alek gadang yang berlangsung seiring peringatan HUT Bank Nagari ke 61 itu hadir semua Direksi dan sejumlah Kepala Divisi Bank Pembangunan Daerah dari seluruh Indonesia. Tak hanya mereka, para isteri mereka yang tergabung dalam ISBANDA pun ikut serta. Acara yang berlangsung di hampir semua hotel bintang 3 dan 4 di Padang itu juga semakin mengukuhkan keberadaan Bank Nagari sebagai bank yang sangat diperhitungkan, setidaknya di provinsi Sumatera Barat.
Seperti dikatakan Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Daerah Wimran Asmaun, Bank Nagari saat ini betul-betul telah dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Itu makanya pengaruh dan keberadaan Bank Nagari betul-betul terasa di Sumatera Barat. Pasalnya, tidak bisa dipungkiri, dunia perbankan Sumatera Barat memang dikuasai oleh Bank Nagari.
Entah mungkin karena itu atau mungkin karena pelaksanaan acara pencabutan undian simpeda yang berlangsung meriah dan luar biasa, membuat Mahyeldi Gubernur Sumatera Barat seperti lupa dengan target yang berulang-ulang dikatakannya bahwa Bank Nagari harus berubah menjadi Bank Syariah. Ia malam itu juga terlihat sangat gembira karena apa yang menjadi target kerjanya yaitu Visit Beautiful West Sumatera 2023 minimal terjawab dengan banyaknya tamu yang datang. Tak hanya sekedar datang tapi mereka belanja dan menghabiskan banyak uang untuk akomodasi, menyantap kuliner, berbelanja di UMKM yang memiliki produk aneka ragam dan juga menikmati berbagai pemandangan indah yang ada di Sumatera Barat.
Benar saja, malam itu Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi tidak sepatah katapun menyinggung tentang harus berubahnya Bank Nagari menjadi Bank Syariah. Namun Gubernur lebih banyak bicara soal digitalisasi sistem bank yang menurutnya mau tidak mau sudah menjadi wajib dan harus. Sebab sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin hebat, sistem digitalisasi adalah mutlak sangat diperlukan.
Ia juga mengatakan digitalisasi dimaksud haruslah juga diiringi dengan inovasi-inovasi yang cerdas. Sebab jika tidak begitu maka bank tersebut akan ketinggalan dibanding bank-bank lain, disamping juga akan ditinggalkan oleh nasabahnya. Apa jadinya kalau sebuah bank ditinggalkan oleh nasabahnya hanya karena ketinggalan dalam soal digitalisasi ini. Sebab wajib hukumnya di zaman yang semakin hebat dan canggih ini, digitalisasi menjadi syarat utama untuk mendapatkan kesetiaan dari nasabah.
“Satu lagi yang tidak kalah penting adalah bahwa Bank Pembangunan Daerah jangan hanya berharap dari ASN saja. Karena itu teruslah berinovasi dan melahirkan kreasi baru di dunia perbankan ini,” tegas Mahyeldi.
Masih soal pelaksanaan acara, Wakil Ketua Umum Asbanda (Asosiasi Bank Daerah) Fitri Rinaldi mengatakan apa yang dilihatnya selama tiga hari berada di Padang, panitia pelaksana betul-betul sukses memanjakan tamu-tamunya dari seluruh Indonesia.
“Jujur saya salut dan sangat respek dengan layanan panitia selama di Sumatera Barat ini. Respek juga untuk Pak Jack sebagai Pimpinan Bank Pembangunan Daerah di sini yang telah melayani Kami dengan luar biasa,” ujar Fitri Rinaldi.
Di bagian akhir sambutannya Fitri Rinaldi yang juga Dirut Bank DKI menyebutkan sangat terkesan dengan semua acara yang telah disiapkan panitia. Karena itu pada pelaksanaan pencabutan undian Simpeda berikutnya yang akan berlangsung di Makasar Sulawesi Selatan, ia berharap agar bisa dilaksanakan semeriah mungkin sebagaimana pelaksanaan di kota Padang tahun ini
Bank Syariah, Haruskah Tetap Dipaksakan
Terlepas semua keberhasilan sebagaimana dikatakan di atas dan kembali kepada inti dari tulisan ini, maka salah satu pertanyaan penting, masihkah perubahan Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah menjadi pilihan utama? Pertanyaan ini tentu bukan sembarang pertanyaan. Kalau pun tidak dilematis, namun pertanyaan ini juga menyita perhatian dari semua pejabat dan pegawai Bank Nagari. Masalah dasarnya adalah karena keinginan untuk menjadikan Bank Nagari menjadi Bank Syariah ini adalah keinginan dari Gubernur, sebagai penguasa provinsi atau pemilik modal terbesar dari bank ini.
Tidak bisa dipungkiri Bank Nagari adalah bagian dari pemerintahan. Sesuai dengan sejarahnya, pendirian Bank Nagari pada tanggal 12 Maret 1962 dipelopori oleh Pemerintah Daerah bersama dengan tokoh masyarakat dan pemimpin bisnis swasta di Sumatera Barat berdasarkan pemikiran perlunya lembaga keuangan dalam bentuk Bank, yang secara khusus membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di daerah. Sama dengan BPD-BPD lain di Indonesia, Bank Nagari juga adalah Bank Pembangunan Daerah.
Dari keadaan di atas, tidak dipungkiri, Bank Nagari adalah milik pemerintah provinsi Sumatera Barat. Itu makanya ketika Gubernur sebagai penguasa utama meminta agar Bank Nagari berubah menjadi Bank Nagari Syariah, maka mau tidak mau, suka tidak suka, ini harus dicoba untuk dilaksanakan. Beberapa upaya telah dilakukan, namun ujung-ujungnya belum ada kesepakatan. Selain kekurangan dari modal pendukung agar bisa mencapai 51 % seperti yang diminta Peraturan Pemerintah No 54, kesepakatan para Kepala Daerah Kabupaten Kota juga belum tercapai.
Bahkan jika diambil persentase memilih atau menolak jadi Bank Nagari Syariah, maka lebih banyak yang menolak. Kalau tidak salah dari 19 Kabupaten Kota di Sumatera Barat, baru 7 daerah yang setuju perubahan Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah.
Namun begitu, bukan berarti bank syariah tidak menjadi perhatian oleh para Direksi saat ini. Sampai saat ini justru telah terbentuk Unit Usaha Syariah (UUS) yang telah mempunyai 3 Kantor Cabang Syariah, 6 Kantor Cabang Pembantu Syariah, 35 unit Layanan Syariah, dan 1 Kantor Kas Syariah. Ketiga Kantor Cabang Syariah berada di, Padang, Payakumbuh dan Solok, sedangkan 6 Kantor Cabang Pembantu Syariah berada di, Bukittinggi, Pariaman, Padang Panjang, Simpang Ampek, Sikabau Koto Baru dan Batu Sangkar.
“Kita bukan tidak berusaha untuk bagaimana mewujudkan apa yang menjadi keinginan dari Bapak Gubernur. Namun rasanya mungkin kondisi saat ini yang belum memungkinkan kita untuk total berubah menjadi Syariah. Selain persetujuan Pemkab/Pemkot yang belum penuh kita dapatkan, mungkin dari sisi permodalan kita masih membutuhkan Rp 1 Triliyun lagi untuk memenuhi ketentuan sebagai Peraturan Pemerintah nomor 54,” ujar Jack Muhammad Irsyad.
Kolaborasi untuk Mencapai Pertumbuhan
Irsyad juga menyampaikan bahwa ke depan bank tidak bisa lagi mendahulukan egonya dan mengatakan dirinya saja yang terbaik. Sebaliknya bank saat itu sudah harus merangkul semua pihak kalau ingin berhasil. “Itu sebabnya tema yang kita pilih untuk HUT ke 61 ini adalah Kolaborasi untuk Mencapai Pertumbuhan yang menggambarkan bahwa kita semua harus bekerja sama untuk dapat mencapai kesuksesan,” tegas Irsyad.
Di bagian lain Irsyad juga menyebutkan banyak hal yang juga akan menjadi pekerjaan berikutnya dari Bank Nagari. Selain masalah digitalisasi yang terus digenjot agar tetap menghasilkan karya-karya terbaik sebagai syarat sebuah bank maju, Bank Nagari juga sudah punya Yayasan dan Koperasi yang diharapkan nanti bisa berkontribusi banyak untuk Bank Nagari termasuk soal pendidikan, kesehatan dan berbagai hal lain.
Semua itu seperti juga sejalan dengan banyaknya cita-cita dan harapan yang disampaikan banyak pihak termasuk oleh para direksi sebelum Muhammad Irsyad. Nazwar Nazir salah satu Drektur Utama sebelum Irsyad juga mengingatkan agar semua Direksi dan Komisaris Bank Nagari yang sekarang agar selalu kompak dan sehati. Sebab menurutnya, tanpa kekompakan maka akan sulitlah untuk mencapai cita-cita, kata pria bergelar Datuak itu saat Bank Nagari mengadakan acara syukuran pada 12 Maret 2023 lalu di Aula Lantai IV Bank Nagari, persis di hari ulang tahun Bank Nagari ke 61
“Satu hal lain yang juga perlu saya ingatkan adalah soal tanah untuk pandam pekuburan keluarga besar Bank Nagari. Harus diakui, Bank Nagari mungkin banyak memiliki asset tanah. Namun harus saya ingatkan bahwa tanah untuk pekuburan untuk kita-kita sendiri, belum serius kita pikirkan. Ini perlu mengingat banyak di antara kita yang berasal dari Kabupaten Kota, yang mungkin saja nantinya berpulang di kota Padang,” tegas Nazwar Nazir.
Sesungguhnya pada saat ini persoalan Bank Nagari menjadi Bank Syariah mungkin bukan merupakan sebuah persoalan yang harus dianggap berlebihan dan harus diblow-up berlebihan. Bahwa Bapak Gubernur sebagai penguasa di daerah yang ketat dengan adat, budaya dan agamanya ingin menjadikan Bank Nagari jadi Bank Syariah, itulah adalah cita-cita mulia dan sangat hakiki. Tapi bahwa banyak hal dan banyak sisi yang masih belum tuntas dan perlu disiapkan, itu juga merupakan bagian yang tidak boleh dilupakan.
Ibaratnya waktu, biarkanlah segala sesuatunya berjalan sebagaimana apa adanya. Bank Nagari yang sekarang berikan kesempatan untuk terus berkembang dan berkembang. Sebaliknya pemerintah daerah juga perlu mempersiapkan sejumlah jurus untuk bagaimana memenuhi apa yang masih menjadi kekurangan untuk mencapai perubahan Bank Nagari menjadi Bank Syariah ini.
In Shaa Allah jika telah sampai pada waktunya, apa yang menjadi cita-cita, Bank Nagari menjadi Bank Syariah murni, akan tercapai dengan sendirinya. Semoga, semuaya akan indah pada waktunya. nns
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.