Padang, Intrust – Ada yang menarik ketika berlangsungnya Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2022 yang diadakan di Kantor Bappeda Jalan Raya Km 4 Tuapejat, Sipora Utara, Mentawai, Senin (28/03/2022)
Pasalnya, salah satu materi yang dibicarakan adalah tentang peluncuran buku berjudul “Menghantar Pariwisata Mentawai ke Level Dunia”.
Buku tersebut karya Dr. Ir. Basril Basyar, MM., wartawan senior Sumatera Barat yang kini menjadi Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumbar, dan sehari-hari seorang staf pengajar di Fakultas Peternakan Universitas Andalas.
Buku yang berisi tulisan bernas dan dilengkapi foto-foto bagus tentang pariwisata Kepulauan Mentawai ini ditulis Basril bersama mantan wartawan Harian Kompas Yurnaldi.
Buku “Menghantar Pariwisata Mentawai Ke Level Dunia” ini memberikan inspirasi dan pandangan bagaimana pengembangan pariwisata Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk bisa berbicara di level dunia dan menjadi tujuan wisata unggulan.
“Bagaimana wisatawan mancanegara maupun dari dalam negeri datang dan betah berlama- lama di Mentawai,” terang Basril Basyar.
Basril Basyar mengaku ingin membuat buku ini karena ketertarikannya dengan wisata pantai dan alam yang begitu indah dari Kepulauan Mentawai. Apalagi dengan daya tarik “Tato Mentawai” sebagai salah satu tato tertua di dunia.
“Tato yang mempunyai daya tarik, penuh dengan teka-teki, mempuyai arti dan makna tersendiri bagi kaum Mentawai. Di sini awal ketertarikan saya membuat buku ini. Apalagi mendapat restu dari Bupati Mentawai Yudas Sabagagalet. Makanya saya bersama Yurnaldi mantan wartawan Kompas, cukup antusias membuatnya” papar Basril.
Basril Basyar yang juga mantan Komisaris PT Semen Padang ini mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pembuatan buku ini. Antara lain Pemkab Mentawai, Ketua PWI Mentawai dan wartawan di Kepulauan Mentawai, Kakan SAR Mentawai, Pembangunan, Ketua PWI Mentawai, Kejaksaan Mentawai dan lain-lain.
Menyinggung berapa jumlah buku yang dicetak, Yurnaldi menyebutkan bahwa ia kurang tahu. Namun ia memperkirakan buku itu belum dicetak banyak.
“Berapa jumlah yang dicetak saya memang kurang tahu. Tapi melihat kondisi waktu Musrenbang itu banyak yang tidak diberi buku. Padahal yang hadir kepala dinas dan forkompinda. Kami penulis pun hanya dikasih satu buku untuk arsip saja,” ujar Yurnaldi.
Menurut Yurnaldi yang juga telah melahirkan beberapa buku, literasi tentang Mentawai langka. “Nah ketika buku ini hadir, harusnya Pemkab Mentawai berinisiatif untuk mencetak banyak. Sebab saya sama Uda BB berpikir bagaimana bisa buku ini dibaca publik di mana saja,” tambah Yurnaldi. Rel
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.