Oleh : Nugi
Lebah Institute
Majalah intrust – Walaupun pendaftaran perhelatan Pilkada bagi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat baru digelar September mendatang, dengan telah munculnya beberapa Paslon sudah mulai mengerucut.
Mulyadi dan Ali Mukhni yang awalnya diperkiraan banyak orang akan berpasangan dengan Shadiq Pasadiqoe kalau melihat sebaran wilayah, ternyata tidak jadi. Alhasil dua kali sudah Shadiq gagal berpasangan dengan Mulyadi
Calon lainnya Nasrul Abit dan Indra Catri , ini pasangan yang sudah berani memasang gambar berdua.
Kandidat berikut Faldo – Febby yang masih belum jelas kepastian partai dan apakah Fakhrizal – Genius juga akan keluar gelanggang Pilkada pasca putusan KPU Sumbar ,karena KTP dianggap belum memenuhi syarat. Saat ini konsentrasi team FAGE sedang melakukan gugatan ke Baswaslu dan aduan ke DKPP bahwa KPU Sumbar tidak profesional dan tidak adil dalam penyelanggaraan verifikasi faktual.
Sementara dari PKS , antara Reza yang didukung Gubernur Irwan Prayitno akhirnya harus berhenti disalip Mahyeldi yang akan berpasangan dengan Audy , Pengusaha dengan banyak Gelar Akademis dan tentu punya modal besar untuk bertanding.
Bahkan di salah satu media kompas.com (21/05) Audy pernah sampaikan akan siapkan Rp 50 M untuk memenangkan pertandingan ini.
Tapi namanya politik , bergerak selalu dinamis dan |umbar ini selalu penuh kejutan. Hampir semua edisi Pilgub di Sumbar dimenangkan oleh paslon yg last minute ditetapkan Partai. Bahkan yang sudah punya SK juga tidak ditanda tangani di KPU.
Apakah PKS bisa Jomblo ? banyak yang bertanya tentang ini , tentu saja jawabannya bisa ya bisa tidak. Bisa iya karena pengalaman di DPRD Sumbar dengan 10 kursi PKS tidak memiliki alat kelengkapan dewan. Bisa tidak karena PPP sudah bulat akan mendukung Audy bersama Mahyeldi , kecuali ada tangan lain yang bisa saja membuat putusan berubah lagi.
Ini juga menarik bagi Audy untuk memikir ulang karena dengan gencarnya partai Gelora di Sumbar yang notabene nya juga warga PKS yang hijrah dan belum tentu juga Kader PKS saat ini akan bergerak dengan infaq untuk Pilkada. Karena mereka juga sudah mulai realistis bahwa Pilkada ini bukan Jihad dan mereka juga masih memiliki nilai nilai kejujuran, tidak ingin pemimpin pembohong dan merasakan yang menikmati kemenangan itu masih terbatas di kelompok itu saja.
Keberadaan Poros Baru sedang ditunggu siapa yang akan dicalonkan untuk menghadang 3 pasangan yg sudah mulai mengerucut .
Selamat mencari Pemimpin Baru untuk Sumatera Barat. (***)