Jakarta – Segenap pimpinan dan jajaran aparatur sipil negara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut berduka cita atas wafatnya Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie pada Rabu, 11 September 2019 dalam usia 83 tahun. Jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Kamis, 12 September 2019.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengenang mendiang BJ Habibie sebagai pribadi yang penuh semangat. Sekitar sebulan sebelum tutup usia, Menteri Basuki berkisah sempat bertemu dengan BJ Habibie di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
“Saat itu, adik saya tengah dirawat di rumah sakit yang sama. Kebetulan, ruang rawat inapnya bersebelahan dengan tempat Pak Habibie dirawat. Awalnya saya mendatangi Pak Habibie namun sedang di kamar kecil, namun setelahnya justru Pak Habibie yang datang menghampiri saya dan kami berbincang panjang di depan teras ruang rawat adik saya,” kenang Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, BJ Habibie menilai pemerataan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan saat ini sudah tepat. Konsep “Membangun dari Pinggiran” perlu dilakukan agar pembangunan tidak hanya fokus pada wilayah tertentu saja.
“Beliau bercerita bagaimana arah pembangunan Indonesia ke depan dan menurutnya pembangunan dengan konsep Indonesia Sentris sudah tepat. Semangat beliau untuk membangun Indonesia itu yang harus kita contoh,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki mengatakan sebenarnya berencana menemui BJ Habibie untuk melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke negara Republik Demokratik Timor Leste pada 29-31 Agustus 2019 lalu dalam rangka peringatan 20 tahun Jajak Pendapat.
Lawatan le Timor Leste, Menteri Basuki juga menghadiri peresmian jembatan yang dibangun Pemerintah Timor Leste dengan nama Jembatan BJ Habibie karena masyarakat Timor Leste menghormati sosok Presiden ke-3 Indonesia itu.
Namun karena mendengar kabar bahwa kondisi BJ Habibie kian menurun, rencana tersebut diurungkan menunggu kondisi kesehatan beliau membaik. Namun takdir berkata lain hingga BJ Habibie tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto.
Kiprah BJ Habibie tidak hanya dalam bidang teknologi pesawat terbang namun juga turut menorehkan karya di bidang infrastruktur PUPR. Salah satunya adalah Jembatan Barelang di Provinsi Kepulauan Riau.
Jembatan Barelang yang merupakan singkatan dari Batam, Rempang dan Galang dibangun pada era kepemimpinan BJ Habibie menjabat sebagai Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Batam pada dekade 90-an.
Jembatan yang saat ini menjadi ikon pariwisata Kota Batam tersebut merupakan proyek besar yang melibatkan ratusan insinyur. Selaku pemrakarsa, BJ Habibie sama sekali tak mempekerjakan tenaga ahli asing pada saat itu sehingga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
Jembatan Barelang terdiri dari enam buah jembatan dengan nama yang berbeda yang menghubungkan Batam dengan enam pulau lainnya, yakni Pulau Tonton, Nipah, Setokok, Rempang, Galang dan Galang Baru.
Diketahui, satu yang terbesar dan terpanjang adalah Jembatan Tengku Fisabilillah atau yang dikenal juga sebagai Jembatan I yang pada tahun 2017 telah dilakukan rehabilitasi/pemeliharaan berkala oleh Kementerian PUPR. (*)