Perenang Sumbar, Abrian Adi Nyoman yang baru saja meraih emas pada nonor 100 meter gaya kupu-kupu tidak menyangka dapat bonus spontan sebesar Rp 5 juta dari Ketua KONI Sumbar, langsung diberikan Syaiful usai menerima medali di Porwil X bertempat di kolam renang Raflesia, Bengkulu, Minggu (4/11).
Segepok lembaran seratus ribu tak beramplop itu dia genggam, maklum namanya spontanitas tentu tanpa amplop. Besarnya bonus tersebut sama dengan PON XVII Riau peraih medali emas. Itulah KONI Sumbar, meski anggaran kecil karena diacak-acak penguasa, perhatian terhadap atlet tidak berkurang. Bandingkan dengan provinsi tetangga Riau, meski didanai puluhan miliar rupiah bonusnya cuma Rp 1 juta. “Kita dapat bonus spontan dari KONI Rp 1 juta,” ujar pelatih Kempo Riau, Ria Bahardawaya.
Kesombongan KONI Sumbar memberikan bonus atlet patut dipertanyakan oleh intitusi yang selama ini menganggarkannya. Karena, dana kecil buat atlet kok bisa juga berlagak seperti daerah kaya raya. Apalagi dokumen RAB KONI Sumbar sengaja dibocorkan ke publik agar semua pengurus malu. Dengan kucuran APBD pas-pas an masih juga berlagak.
Kontingen Sumbar boleh saja tergolong pra sejahtera, namum tidak membuat atletnya patah arang demi mengharumkan nama kampungnya. Rupanya, uang bukanlah ukuran. Ini terbukti, loyalitas atlet pada daerahnya jangan ditanya lagi. Berapa banyak atlet yang menangis di arena pertandingan karena gagal meraih kemenangan.
“Saya sangat bangga dengan perjuangan atlet, mereka mengetahui dan menyadari apa yang terjadi sebelum kita bertolak ke Porwil,” ujar Ketua KONI Sumbar, Syaiful dengan mata berkaca-kaca usai menyerahkan bonus di kolam renang, Raflesia Bengkulu.
Motivasi Ketua bersama pengurus KONI Sumbar lainnya, membuat atlet tampil maksimal mengerahkan segenap kemampuannya. KONI Sumbar diam-diam telah siapkan bonus spontan dengan tingkatan medali emas sebesar Rp 5 juta, Perak Rp 3 dan Perunggu Rp 1,5 juta. (*/sp)