Sawahlunto, intrust – Program National Urban Water Supply Project (NUWSP) atau pemenuhan akses layanan air minum untuk masyarakat di Kota Sawahlunto telah mulai dikerjakan dan saat ini pengerjaan telah berjalan 21 persen.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumbar Kusworo Darpito pada Rabu 29 Maret 2022 tadi mengatakan program NUWSP dari Direktorat Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementrian PUPR itu direalisasikan di Sawahlunto dalam kegiatan pembangunan dan pemasangan infrastruktur untuk optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
“Untuk optimalisasi SPAM di Kota Sawahlunto ini, dibantu oleh program NUWSP dengan biaya Rp 27 miliar. Pengerjaannya telah berjalan, progresnya sekarang terpantau baik,” kata Kusworo.
Kusworo Darpito berpesan agar semua pihak dapat mendukung pekerjaan optimalisasi SPAM tersebut karena sangat berarti dalam mengatasi kendala penyediaan dan penyaluran air minum untuk masyarakat.
“Begitu juga saat pekerjaan ini selesai nanti, tentu butuh peran kita bersama dalam merawat apa yang telah dibangun dan dipasang. Sehingga dapat berumur panjang dan manfaatnya maksimal dirasakan masyarakat,” kata Kusworo.
Program NUWSP ini menurut Wali Kota Sawahlunto Deri Asta menjawab pertanyaan dan keluhan masyarakat selama ini terhadap kinerja atau pun pelayanan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kota itu.
“Belum maksimalnya kinerja dan pelayanan PDAM Kota Sawahlunto selama ini disebabkan karena keterbatasan infrastruktur, dimana dalam memperbaiki atau membangunnya menggunakan APBD kita terkendala karena biayanya sangat tinggi sementara APBD kan terbatas. Alhamdulillah permohonan kita pada pemerintah pusat disetujui, kini infrastruktur penyediaan dan distribusi air minum dibangun dengan program NUWSP yang nilai bantuannya begitu besar yaitu Rp27 miliar,” kata Wali Kota Deri Asta.
Wali Kota mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi PDAM Kota Sawahlunto selama ini, yaitu keterbatasan infrastruktur jaringan dan topografi wilayah.
“Contohnya pada Kecamatan Barangin itu jaringannya banyak yang putus di tengah jalan, kemudian di Kecamatan Lembah Segar itu masih menggunakan jaringan lama sehingga tingkat kebocoran tinggi mencapai 39 persen, sehingga hanya 61 persen yang didistribusikan pada masyarakat. Kendala lainnya kita tidak mempunyai sumber air dengan elevasi dari ketinggian,” kata Wali Kota.
Wali Kota Deri Asta menyebut terutama bagi masyarakat di daerah ketinggian itu sering terkendala distribusi sehingga ada keluhan air masuk ke rumah mereka hanya sebanyak dua kali dalam seminggu.
“Biaya air di Sawahlunto ini tinggi, karena untuk pompa dan listrik itu mahal, setelah itu biaya distribusi air juga mahal. Mengatasi hal itu Pemkot membantu dengan memberikan subsidi, sehingga air bisa dijual kepada masyarakat dengan harga dibawah harga produksi,” kata Wali Kota.
Wali Kota Deri Asta mengatakan menghadapi permasalahan itu dibutuhkan solusi yang komprehensif dan anggaran yang besar.
“Sekali lagi kita sangat bersyukur bisa memperoleh bantuan NWUSP dalam optimalisasi SPAM ini sehingga ke depan kinerja dan pelayanan PDAM Kota Sawahlunto bisa lebih baik dan keluhan masyarakat dapat teratasi,” kata Wali Kota. (htr)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.