Madinah, majalahintrust.com – Di bawah naungan Masjid Nabawi, Bupati Solok terpilih, Jon Firman Pandu (JFP), mengadakan pertemuan yang penuh makna dengan mahasiswa asal Kabupaten Solok yang sedang menuntut ilmu di Madinah. Pertemuan ini menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antara pemerintah daerah dan generasi muda, yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan di masa depan.
Dalam pertemuan tersebut, empat mahasiswa Solok yang hadir menyambut dengan hangat kedatangan JFP, yang membawa visi baru untuk masa jabatannya pada 2025–2030. Dalam suasana yang penuh keakraban, mereka berdiskusi tentang berbagai tantangan sosial di Kabupaten Solok, termasuk pergeseran nilai moral yang semakin dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
“Generasi kita saat ini tengah menghadapi tantangan besar. Pergeseran nilai moral akibat dampak media sosial dan teknologi telah membuka pintu bagi perilaku yang menyimpang, seperti LGBT. Ini merupakan ancaman nyata bagi identitas kita sebagai masyarakat yang berpegang pada adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,” tegas JFP.
Menurutnya, solusi dari permasalahan ini terletak pada pendidikan agama yang kokoh. “Hanya dengan ilmu agama yang kuat, kita dapat memperbaiki keadaan. Ilmu agama memberikan panduan untuk menjaga akhlak dan membangun peradaban. Oleh karena itu, peran mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di tanah suci sangat penting, mereka adalah penerus yang akan membawa perubahan menuju masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Selain berbicara mengenai tantangan, JFP juga mengungkapkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan generasi muda dengan menyebutkan program makan siang gratis yang telah dilaksanakan di beberapa daerah. Menurutnya, program ini tidak hanya menjamin kebutuhan gizi anak-anak, tetapi juga meningkatkan kualitas pembelajaran mereka.
JFP juga mengumumkan kabar menggembirakan, yaitu program hadiah haji bagi mahasiswa asal Kabupaten Solok yang sedang belajar di Madinah. Langkah ini merupakan wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap generasi muda yang tengah mendalami ilmu agama.
“Kami berkomitmen untuk menghajikan mahasiswa Solok yang berada di Madinah. Ini bukan hanya bentuk penghargaan atas perjuangan kalian, tetapi juga motivasi untuk terus menjaga nilai-nilai agama dan adat,” kata JFP.
Program ini disambut antusias oleh para mahasiswa, salah satunya Khatami Lubis, yang mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya. “Program ini adalah perhatian luar biasa dari pemerintah. Hadiah haji ini bukan hanya meringankan beban finansial, tetapi juga menjadi penghargaan atas usaha kami. Kami berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik bagi Solok,” ungkapnya.
Dengan biaya ibadah haji yang berkisar antara 5.000 hingga 9.000 Riyal Saudi (sekitar Rp25 juta–Rp38 juta), program ini tidak hanya memberikan manfaat finansial, tetapi juga memberikan kesempatan langka bagi mahasiswa untuk menjalankan ibadah haji.
JFP menutup pertemuan dengan pesan penting mengenai pentingnya kolaborasi lintas generasi untuk membangun Kabupaten Solok. “Pembangunan daerah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tugas bersama. Kita harus bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, mantan pemimpin, dan generasi muda yang akan meneruskan perjuangan ini. Hanya dengan kebersamaan kita dapat membangun Solok yang lebih sejuk, damai, dan bermartabat,” tegasnya.
Beliau juga memberikan nasihat khusus kepada mahasiswa yang hadir. “Sebagai mahasiswa, kalian adalah penerus harapan bangsa. Ingatlah filosofi hidup kita, ‘Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.’ Ini bukan sekadar kata-kata, melainkan prinsip hidup yang harus dijunjung tinggi. Di Madinah, meski kalian akan menemukan budaya yang berbeda, tetaplah membawa nilai-nilai luhur sebagai orang Minang. Jaga hubungan baik dengan masyarakat setempat, hormati adat dan budaya mereka, dan tetaplah menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. Jadilah pribadi yang bijaksana dan selalu membawa nama baik tanah air serta menjaga kearifan lokal yang telah diwariskan leluhur kita,” pungkasnya.
Pertemuan ini tidak hanya mempererat silaturahmi antar mahasiswa, tetapi juga menginspirasi mereka untuk terus bersemangat menghadapi tantangan global. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, para mahasiswa bertekad menjadi ujung tombak perubahan dan memperkuat identitas lokal berbasis agama dan adat istiadat.(*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.