Padang – Jelang 9 Desember di Minggu terakhir yang menentukan, empat paslon yang bertarung di Pilgub Sumatera Barat terus bergerak menyasar masyarakat.
Namun demikian, tim sukses masing masing pasangan calon sudah mulai kelabakan kalau dianalisa dan dilihat dari statement yang terlontar di media sosial.
“Laporan dugaan tindak pidana pemilu dan dugaan dugaan lainnya yang sampai ke Bawaslu dan Gakkumdu, merupakan cerminan kepanikan dari team sukses agar jagoannya menang,” kata Nofri Perdana Ario , Tim Analis FDB Institute di Bukittinggi Selasa (01/12)
Kata Nofri, setiap Paslon dengan lembaga survei yang mereka bayar menyatakan, mereka yang tertinggi elektabilitasnya. Ada yang ngaku 49.5 persen dan ada yang merasa keterpilihannya 56 persen. “Malah ada juga ada yang merasa runner up di Pilgub Sumbar 2020,” herannya.
Faktanya kata Nofri, di lapangan hari ini kekuatan berimbang , masing masing kandidat berkisar 20 hingga 21 persen, dalam artian baru sekitar 84 persen suara masyarakat untuk 4 Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur yang sudah tentukan pilihan.
“Kesemuanya masih rata rata air. Tidak ada yang menonjol menembus 31 persen, walau sudah melakukan upaya propaganda opini survey tertinggi untuk mendapatkan tambahan logistik atau dukungan suara. Artinya masih ada sekitar 16 persen suara yang diperebutkan oleh para kandidat 4 paslon gubernur ini,” bebernya.
Ia menyarankan kepada tim sukses agar santai saja, jangan kebakaran jenggot, out of control, tetap jaga kesantunan dan kedepankan rasa pilkada badunsanak untuk mendapatkan simpatik swing votter.
Paling penting lagi, harus siap mental kalau hasil akhir tidak sesuai impian. Sebab bisa kejadiannya, menang di survei tapi kalah di TPS .
Pilkada di tengah Pendemi Covid 19 ini ungkapnya memang tidak normal. Semuanya penuh keterbatasan. Tapi jangan telat mikir. Tim sukses harus mampu menyambungkan komunikasi dengan konstituen. Tentu bisa saja dengan menggunakan IT via zoom meeting. Tapi ini kurang dilakukan oleh 4 paslon. Akhirnya siapa yang bisa menyapa konstituen lebih banyak, program serta visi misinya menguntungkan untuk orang banyak mungki lebih berpeluang.
Pendidikan gratis, layanan kesehatan prima dan gratis bagi warga tidak mampu, satu rumah satu sarjana, bantuan keuangan khusus untuk LKAAM, guru ngaji , kader Posyandu, kemudahan KUR untuk petani, solusi atasi kelangkaan pupuk dan pasca panen merupakan program yang paling banyak disukai dan dipilih masyarakat
“Pemimpin berpengalaman, perhatian pada masyarakat dan keluarga yang harmonis, merupakan sesuatu yang mutlak untuk calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar,” tambahnya.
Lebih jauh ia mengungkapkan, masyarakat lebih menyenangi ketemu langsung dengan kandidat dibandingkan hanya tim sukses yang hadir. Lain daripada itu, debat kandidat juga ikut mempengaruhi masyarakat merubah pilihannya.
Pasangan kandidat cerdas, berani mengungkapan fakta dan solusi menjadi alasan mereka merubah pilihan. Rekam jejak menjadi catatan penting bagi masyarakat dalam menentukan pilihannya.
“Selamat memaksimalkan putaran akhir, seminggu menjelang hari H. Gunakan waktu semaksimal mungkin. Yang pasti, kuatkan imunnya serta tetap patuhi Protokol kesehatan,” tutup Nofri. (*)