Padang – Di masa pandemi COVID-19 , banyak muncul para “pahlawan” dari tenaga kesehatan (nakes). Mereka harus menghadapi risiko terpapar COVID-19 di garda terdepan, terpisah dengan keluarga, namun tetap enjoy dengan tugasnya karena menganggap merawat dan melayani pasien sebagai bagian dari ibadah.
Sosok Nurussyamsi Walqamari, AMd.Kep, perawat di Semen Padang Hospital (SPH), merupakan salah satu tenaga kesehatan yang menganggap pekerjaannya saat ini adalah sebagai ibadah. “Saya senang bisa mendapat amanah merawat pasien COVID-19. Karena bagi saya, pekerjaan ini bagian dari ibadah,” kata nakes yang akrab disapa dengan Ola ini.
Selama tujuh bulan ditempatkan sebagai nakes yang melayani COVID-19, Ola mengaku sangat dekat dengan pasien. “Ketika pasien itu sembuh menjadi sesuatu yang luar biasa yang dirasakan di dalam hati dan menjadi kepuasan tersendiri,” tutur wanita kelahiran Pariaman, 23 Mei 1990.
Meski begitu, ia harus melakukan pengorbanan yang luar biasa untuk kepentingan pribadinya.“Kita harus jauh dari suami dan keluarga. Ada rindu yang menyesak yang biasanya bertemu setiap hari , sekarang harus dikarantinadi tempat yang disediakan rumah sakit. Dan selama dinas harus memakai hazmat yang bila kita memakainya tentu akan terasa panas dan sesak,” ungkapnya.
Selama berdinas di instalasi COVID, Ola banyak mendapat pengalaman yang berkesan. “Rata-rata semua berkesan tapi yang paling mengharukan adalah ketika merawat seorang nenek-nenek yang pikirannya kembali seperti anak kecil yang sangat kangen dengan anaknya. Sang nenek ketika berkomunikasi hanya bisa pakai telepon. Beliau selalu ingin pulang dan menangis membuat hati kita terenyuh. Kalo makan harus kita suapi, dibujuk-bujuk dan dirayu-rayu agar mau makan dan minum obat dan sampai beliau mengatakan bila dia sembuh dia ingin memberikan sebahagian tanah warisannya kepada saya dan teman-teman, dan membuat kami tertawa dan bercanda dengan beliau,” ungkap Ola.
Menjawab apakah ada rasa takut melayani pasien COVID-19? Ola mengaku tidak. “Alhamdulillah kami tidak takut. Karena selain diberikan APD lengkap, kita juga merasa itu adalah sebuah amanah dan kewajiban kita sebagai seorang perawat,” ulasnya.
Sebagai perawat, Ola menyadari bahwa dia harus siap ditempatkan dimanapun berada . Tidak terkecuali ketika diminta bertugas di bagian isolasi pasien penyakit menular. “Tapi memang dibutuhkan ketulusan, keikhlasan dan percaya kepada Allah untuk mengemban tugas ini. Dan yang paling penting mengganggap pasien adalah keluarga kita sendiri,” ungkapnya.
Menjawab banyaknya mantan pasien COVID yang sembuh banyak dikucilkan di masyarakat, Ola mengatakan, COVID-19 bukanlah aib. Penyakit ini bisa mengenai siapapun , tidak terkecuali kita karena semua yang terjadi di alam ini adalah kehendak-Nya. “Jadi jangan mengucilkan siapapun. Karena di mata Allah kita sama. Bila terkena COVID-19 tentu harus diobati sebelum virus menyerang. Pencegahannya, lakukanlah protokol kesehatan dengan benar,” ungkapnya.
Ditanya resep menjaga agar tidak terkena COVID-19, Ola menyampaikan sejumlah tips, di antaranya, menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan selalu berfikir positif. Mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air atau handrub berbasis alkohol. Juga memakai masker, hindari berpergian ketempat umum, hindari menyentuh mata , hidung dan mulut sebelum mencuci tangan. Lalu menunda berpergian keluar kota dimana virus di temukan di sana, apalagi jika merasa kurang sehat
“Kemudian selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat,” kata wanita yang memiliki motto hidup, selalu bepikiran positif dan jangan lupa dengan Allah ini. (*)