Deta Rancak dan Tingkuluak Kreasi Permata Hati Merambah Nusantara dan Dunia, Ibu Welly: Alhamdulillah..
Oleh: Dinda Dwi Putri
Hati Ibu Welfrydha mantan pegawai honor di Pustaka SDN 24 Perupuk Tabing ini berbunga-bunga. Niatnya untuk memperkenalkan deta (destar – Pen) dan tingkuluak ke seantero nusantara akhirnya tercapai. Kepercayaan yang diberikan BLK Kota Padang untuk tampil di arena Job Fair Nasional dan Festival Pelatihan Vokasi di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta selama 27-30 Oktober lalu membuat Bu Welly, demikian panggilannya, jadi leluasa menunjukkan produk deta dan tingkuluak ciptaannya.
Ditemui di rumah sekaligus bengkel deta dan tingkuluak Permata Hati di Komplek Buddy Harry Sembada Tabing, Buk Welly yang baru pulang dari Jakarta tampak sumringah menceritakan kebanggaannya terhadap apa yang baru dilakukannya di Jakarta.
“Saya betul-betul bahagia. Apa yang menjadi cita-cita dan keinginan saya, sedikitnya bisa tercapai di arena Job Fair JIE Kemayoran itu,” ujarnya.
Dijelaskannya, keberangkatannya mengikuti Job Fair dan Festival Pelatihan Vokasi itu adalah berkat kepercayaan BLK Padang yang memilih ia dan satu lagi teman UMKM lainnya. Meski tanpa dikomando bagaimana di Jakarta, namun Ibu Welly bisa memanfaatkan lokasi dan suasana di ruang festival vokasi itu. Terbukti ia mendapatkan tempat yang strategis dan gampang dicari siapa pun yang datang ke lokasi.
Itu pula sebabnya ia dengan mudah memajang semua produk-produk karyanya sendiri berupa deta, tingkuluak, scraf (syal) dari batiak tanah liek dan aneka souvenir bernuansa Minangkabau lainnya. Stand tempat ia berpameran yang strategis membuat ribuan orang yang hadir harus melewati dan memalingkan wajah untuk melihat stand Buk Welly.
“Begitu banyak yang bertanya, apa barang yang ada di stand pameran saya. Soalnya bagi pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Jakarta serta peserta pelatihan vokasi yang datang dari seluruh Indonesia, pajangan deta dan tingkuluak di stand saya cukup memikat. Itulah yang membuat banyak yang bertanya, coba memakai dan membeli deta saya,” ujarnya.
Tak hanya itu, para peserta pelatihan vokasi yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti ketentuan awal, dipersilahkan untuk bertanya dan belajar tentang produk apa yang mereka lihat di lokasi pameran itu. Alhamdulillah produk deta rancak serta tingkuluak kreasi Ibu Welly banyak diminati para peserta untuk dipelajari. Itulah yang membuat Buk Welly kemudian diminta untuk menjadi tutor pembuatan deta dan tingkuluak oleh para peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
“Jujur, inilah kebahagiaan terbesar saya sebagai pelaku UMKM dan pembuat produk deta rancak Permata Hati ini. Bahkan tak terbayangkan oleh saya akan menjadi guru atau tutor pembuatan deta ini bagi banyak orang yang berasal dari berbagai daerah dan suku itu. Apalagi beberapa di antara peserta itu ada yang berhasil membuat deta dan tingkuluak. Benar, buatan tangan mendadak dari peserta itu belum maksimal. Tapi saya melihat itu tinggal pemolesan saja sehingga menjadi rancak,” tambah Ibu Welly.
Tak hanya itu, sejumlah peserta pelatihan juga tidak segan-segan meminta nomor telepon, WA dan email Ibuk Welly. Mereka juga tak malu meminta Buk Welly untuk mau mengajarkan pembuatan deta ini secara online. Bahkan tak hanya satu dua orang, namun ada beberapa orang yang berkeinginan belajar secara online itu.
Hal itu pulalah yang membuat Buk Welly kemudian mendapat tawaran dari Pimpinan BLK Padang untuk membuka pelatihan membuat deta di BLK Padang. Namun tentang itu Buk Welly masih belum memberi jawaban. Pasalnya ia belum sempat berkonsultasi dengan suaminya yang saat itu juga sedang berdinas di Kota Bogor.
“Bagaimana pun semua yang kita lakukan tentu sebaiknya setelah mendapat izin dari suami. Kalau memang diizinkan, In Shaa Allah saya siap,” ujarnya.
Produk Kreasi
Menyinggung soal deta dan tingkuluak yang diproduksinya, Buk Welly mengatakan bahwa itu tidak meniru bentuk atau motif dari deta siapa pun atau dari daerah mana saja di Sumatera Barat. Hal itu karena deta dan tingkuluak Buk Welly adalah produk kreasi dan tidak meniru deta dan tingkuluak mana pun. Jadi dengan sendirinya ia juga tidak takut kalau ada komplain dari perusahaan deta lain atau dari sebuah daerah di Sumatera Barat.
“Bagaimana pun produk deta dan tingkuluak saya tidak meniru produk deta lain yang ada di Padang atau pun deta-deta dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Sebab produk saya prinsipnya deta dan tingkuluak kreasi. Jadi ya, pasti berbeda dengan deta-deta lain,” tegasnya.
Sejauh ini menurutnya sejumlah pejabat nasional dan Sumatera Barat sudah pernah memakai deta produksinya. Sebutlah di antaranya Menparekraf Sandiaga Uno, Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono, Wakil Gubernur Audy Joinaldy serta banyak lagi. Tak hanya itu sejumlah detanya juga sudah ada yang terbang ke berbagai Negara di dunia seperti Jepang, Thailand, Australia, Belanda, Inggris dan lain-lain.
Menjawab pertanyaan soal latar belakang keinginannya memproduksi deta dan tingkuluak kreasi serta mengembangkannya ke nusantara dan dunia, menurut Buk Welly, hal itu tak lain karena kecintaan dan kebanggaannya terhadap Sumatera Barat. Ia ingin tak hanya kuliner rendang saja yang dikenal orang, namun juga berbagai produk khas lainnya, harus mendunia.
“Saya rasa tentu bukan hanya deta dan tingkuluak yang pantas kita bawa ke dunia internasional. Namun banyak sekali aksesoris khas nusantara yang pantas untuk itu. Sebagaimana halnya deta, mungkin beberapa penutup kepala dari daerah lain seperti tanjak, tudung dan lain-lain juga sangat pantas untuk mendunia. Juga berbagai atribut khas nusantara lain,” ujar Ibu Welly yang juga Pimpinan di Permata Hati Grup yang sebelumnya bergerak di bidang pertunjukan tari, lalu juga memproduksi rendang, pembuatan pakaian tari dan sprei serta banyak lagi produk yang lain.
Karena itu pula Buk Welly sangat menghargai upaya dari beberapa Kepala Daerah di Sumbar yang sudah memasalkan pemakaian deta baik untuk anak sekolah maupun untuk para pegawai dan pejabat di berbagai acara resmi. Ia juga ingin suatu saat Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah juga akan menjadikan deta atau tingkuluak akan menjadi atribut khas pejabat Sumatera Barat baik di acara-acara resmi di Sumatera Barat maupun di luar daerah.
“Sebab kalau bukan kita yang bangga dengan produk kita sendiri, siapa lagi,” tambah Nenek satu cucu ini mengakhiri.
Di akhir perbincangan dengan majalahintrust.com, isteri dari seniman dan wartawan Nofrialdi Nofi Sastera ini berpesan agar kita semua mencintai produk dalam negeri dan buatan sendiri. Sebab berbagai kreasi dari produk-produk kita tidak kalah hebat dan tidak kalah indah dibanding produk-produk luar negeri.
“Percayalah, kalau kita serius, tekun dan mau untuk melakukan, In Shaa Allah apa yang kita cita-citakan akan bisa kita raih,” pungkasnya. ddp
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.