Oleh drg. Popy Sandra, Sp.Perio
Karies gigi adalah salah satu masalah kesehatan mulut yang paling sering dialami anak. Menurut WHO lebih dari 60% anak usia sekolah dasar pernah mengalaminya tanpa disadari karena prosesnya tidak menimbulkan nyeri pada tahap awal.
Di Kota Padang, data Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar anak sekolah dasar memiliki karies yang cukup parah, kondisi yang mengkhawatirkan karena dapat menurunkan kualitas hidup, mengganggu konsentrasi belajar, dan memengaruhi rasa percaya diri.
Karies terjadi ketika bakteri memecah gula dan menghasilkan asam yang merusak enamel gigi, sehingga kebiasaan menyikat gigi yang tidak teratur, sering mengonsumsi makanan manis, dan penumpukan plak menjadi faktor pemicu utamanya.
Pada tahap awal, karies biasanya tampak sebagai bercak putih pada permukaan gigi, kemudian berkembang menjadi lubang kecil berwarna cokelat atau hitam yang lama-kelamaan dapat membesar dan menimbulkan rasa ngilu atau sakit. Anak-anak yang mengalami karies sering mengeluhkan makanan terselip di gigi, bau mulut, dan kesulitan makan. Jika tidak ditangani, karies dapat menyebabkan infeksi dan membuat gigi tanggal sebelum waktunya, sehingga pencegahan dan deteksi dini sangat penting dilakukan.
Penyebab Karies
Pada anak-anak sekolah dasar, karies gigi sering muncul karena empat faktor utama yang saling berkaitan. Pertama, konsumsi makanan manis dan lengket seperti permen, cokelat, biskuit, dan jajanan sekolah yang tinggi gula membuat sisa makanan mudah menempel di permukaan gigi.
Kedua, plak gigi yang tidak dibersihkan dengan baik mengandung bakteri penghasil asam yang merusak enamel. Pemeriksaan pada siswa SD menunjukkan banyak anak yang masih menyikat gigi hanya sekali sehari, sehingga plak menumpuk tanpa disadari. Ketiga, semakin lama sisa gula menempel di gigi, semakin banyak asam yang terbentuk dan mempercepat proses terbentuknya karies.
Terakhir, enamel gigi anak umumnya masih lebih rentan, terutama bila jarang terpapar fluoride dari pasta gigi atau tidak rutin periksa ke dokter gigi. Kombinasi kebiasaan jajan manis, teknik sikat gigi yang kurang tepat, dan lemahnya perlindungan alami gigi membuat anak SD lebih berisiko mengalami karies lebih cepat.

Cara Mencegah Karies
Pencegahan karies pada anak sekolah dasar sebenarnya dapat dilakukan melalui langkah-langkah sederhana, mulai dari menyikat gigi dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur, menggunakan pasta gigi berfluoride, hingga membatasi konsumsi makanan manis.
Dalam kegiatan penyuluhan di SD Telkom Padang, penulis bersama dokter gigi lainnya memberikan edukasi langsung mengenai teknik menyikat gigi yang benar, termasuk bagaimana mengarahkan bulu sikat ke gusi dengan sudut 45 derajat serta membersihkan seluruh permukaan gigi depan, belakang, dan area kunyah.
Mahasiswa preklinik yang turut mendampingi membantu memeriksa satu per satu apakah anak-anak sudah mempraktikkan teknik yang diajarkan dengan tepat. Selain itu, siswa juga diingatkan untuk mengurangi jajanan manis, memilih air putih sebagai minuman utama, dan rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi minimal setiap enam bulan.
Edukasi langsung di lapangan ini memberikan pengalaman praktis bagi anak, sehingga mereka lebih memahami cara menjaga kesehatan gigi secara mandiri
Pemeriksaan pada Siswa SD
Pemeriksaan karies dini di SD Telkom Padang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan memeriksa setiap siswa secara individual, termasuk para kader kesehatan sekolah atau “dokter kecil” yang juga menjadi sasaran identifikasi.
Pemeriksaan meliputi penilaian kebersihan mulut, keberadaan plak, serta pengecekan lubang gigi pada seluruh permukaan gigi. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui bahwa hanya sekitar 10% siswa yang tidak memiliki lubang gigi, sementara sebagian besar lainnya sudah menunjukkan tanda-tanda karies, mulai dari bercak awal hingga lubang yang lebih besar.
Temuan ini menunjukkan betapa tingginya kebutuhan edukasi kebersihan mulut dan deteksi dini karies di lingkungan sekolah agar kerusakan gigi dapat dicegah lebih awal.
Dampak Program dan Harapan untuk Masa Depan Kesehatan Gigi Anak
Program deteksi dini dan penyuluhan kebersihan mulut di SD Telkom Padang memberikan dampak positif yang jelas terlihat pada siswa. Setelah mendapatkan edukasi, banyak anak mulai memahami bahwa gigi sehat membuat mereka lebih percaya diri untuk tersenyum, lebih mudah makan, berbicara lebih jelas, serta lebih fokus dalam belajar.
Sebaliknya, anak yang mengalami karies sering mengeluh sakit gigi, sulit makan dan tidur, malas berbicara, hingga terpaksa absen sekolah. Melalui pemeriksaan karies dan pendampingan teknik menyikat gigi penulis bersama dokter gigi lainnya dan mahasiswa preklinik, siswa dapat mempraktikkan cara membersihkan gigi dengan benar.
Untuk memperkuat pemahaman mereka, leaflet edukasi karies gigi juga dibagikan sebagai panduan sederhana agar anak-anak dan orang tua dapat mengulang kembali langkah-langkah kebersihan gigi di rumah. Harapannya, kegiatan edukasi seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga kebiasaan menyikat gigi yang benar bisa tertanam sejak dini. Dengan kolaborasi antara sekolah,orangtua,dan tenaga kesehatan, anak-anak dapat tumbuh dengam gigi lebih kuat, sehat, dan kualitas hidup yang lebih bahagia.(***)