Tanah Datar, majalahintrust.com – Bupati Tanah Datar Eka Putra memberikan apresiasi kepada warga masyarakat Nagari Situmbuak Kecamatan Salimpaung yang telah sukses melaksanakan prosesi Satu Nagari Satu Event yaitu Situmbuak Art and Culture.
Apresiasi itu disampaikan Eka Putra waktu Pembukaan Situmbuak Art and Culture Festival dengan tema Maantaan Padi jo Mangubang yang juga dihadiri Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Arkadius Dt. Intan Bano, Ketua DPRD Tanah Datar H. Rony Mulyadi Dt. Bungsu, Bupati Tanah Datar periode 2005-2015 M. Shadig Pasadigoe, anggota DPRD kabupaten Tanah Datar, Ketua TP PKK Tanah Datar Ny. Lise Eka Putra, Ketua IKA DPRD Kabupaten Tanah Datar Ny. Afrida Rony Mulyadi.
Juga hadir Kepala OPD, Camat beserta Forkoimca, Wali Nagari se Kecamatan Salimpaung, angku-angku, niniak mamak, cadiak pandai, alim ulama, bundo kanduang, tokoh masyarakat, pemuda dan undangan lainnya itupun berjalan sukses dan lancar Sabtu (19/8/2023) di Lapangan Bola Kaki Nagari Situmbuak Kecamatan Salimpaung
Bupati Eka Putra juga merasa haru meski hujan sejak pagi namun ribuan masyarakat sangat antusias menyaksikan pembukaan even ini. Karena itu Bupati mengajak seluruh masyarakat Nagari Situmbuak untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan serta bersama-sama membangun nagari dan kabupaten Tanah Datar lebih baik lagi ke depannya.
“Di momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78 ini, Saya mengajak segenap masyarakat untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan serta membangun kabupaten yang kita cintai ini untuk lebih baik lagi,” ujarnya.
Bupati Eka juga menyampaikan apresiasi kepada Ketua dan seluruh anggota panitia Situmbuak Art Culture Festival beserta seluruh masyarakat yang telah ikut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan ini.
“Inilah tujuan program Satu Nagari Satu Event. Yang mana melalui program ini tradisi yang sudah lama akan muncul kembali sehingga para generasi muda kita bisa mengenal tradisi-trasisi yang sudah lama ditinggalkan,” katanya.
Program unggulan Satu Nagari Satu Event juga sebagai ajang mentransfer ilmu dari para niniak mamak kepada generasi muda dan juga akan membangkitkan kembali sanggar-sanggar kesenian yang ada di nagari. Sehingga efeknya akan dirasakan oleh pelaku UMKM yang ada di nagari. Karena itu ia mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program unggulan Pemerintah agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Mari bersama-sama kita sukseskan program-program unggulan yang sudah kami janjikan. Mudah-mudahan dengan bantuan dan doa dari seluruh masyarakat program-program ini bisa dirasakan oleh masyarakat di Tanah Datar khususnya di Nagari Situmbuak,” ajaknya.
Kepada seluruh generasi muda ia meminta untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan masyarakat tempo dulu yang saat ini sudah mulai memudar.
“Mulai saat ini mari kita bersama-sama lestarikan. Mari kita tampilkan dihadapkan publik. Kita tampilkan di saat ada tamu atau wisawatan, supaya budaya kita tetap ada dan lestari,” pungkasnya.
Ketua pelaksana acara Amril Bustian mengatakan bahwa Situmbuak Art Culture Festival akan berlangsung selama 3 hari sampai tanggal 21 Agustus mendatang. Rangkaian kegiatannya dimulai dengan pawai adat dan budaya, penampilan parade dengan tema Maataan Padi jo Mangubang, berbagai penampilan kesenian anak nagari.
Selain itu juga ada penampilan kesenian Randai Puti Bungo Awan, lomba lagu Minang, permainan tempo dulu, dan ditutup dengan kegiatan gerak jalan sehat. Sebelumnya juga ada atraksi mangalamai dan mangubang yang biasa dilakukan oleh warga masyarakat setempat diwaktu sebelum dan sesudah menggelar pesta pernikahan.
Manggalamai, menurut warga setempat ialah prosesi memasak galamai yang nantinya akan digunakan untuk pesta pernikahan. Sementara, mangubang dilakukan pada hari ke tiga setelah pesta pernikahan. Biasanya untuk mangubang pihak sumandan membawakan air mentah ke rumah pengantin perempuan yang selanjutnya air tersebut digunakan untuk kebutuhan memasak.
Kebiasaan ini di masa dahulunya dilakukan oleh nenek moyang mereka karena kondisi air di daerah tersebut sulit. Jadi pasumandan mengambil air dari pincuran yang letaknya jauh dari pemukiman warga. Namun demikian, walau kondisi saat ini sudah berbeda, tetapi tradisi mangubang ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat setempat.
Dalam pembukaan tersebut juga ditampilkan tari kolosal Panggilan Bumi yang dibawakan oleh anak Nagari Situmbuak mulai dari siswa SD sampai SMA sederajat dan tari kolosal Panggilan Bumi. Ini menggambarkan kehidupan sehari-hari warga masyarakat Nagari Situmbuak. M.Dt
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.