Padang, majalahintrust.com – Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Peribahasa itu lah yang pas disematkan untuk Kelompok Tani Hutan Sungai Gayo yang berada di RT03, RW06, Kelurahan Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumbar.
Baru sebulan lebih membudidayakan madu galo-galo, kelompok tani yang berada di bawah binaan Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat itu, akan segera menuai hasil atas kerja keras mereka dalam budidaya madu galo-galo tersebut.
“Rencananya, awal November mendatang kami sudah bisa panen perdana madu galo-galo,” kata Ketua Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat Dahrulsyah, saat ditemui di lokasi budidaya madu galo-galo Kelompok Tani Hutan Sungai Gayo, Selasa (25/10/2023) siang.
Dahrulsyah menyebut bahwa pihaknya optimis hasil panen perdana madu galo-galo ini akan sesuai dengan harapan. Apalagi saat ini, sekitar 15 stup dari 40 stup yang disediakan Forum Nagari Bandar Buat dalam budidaya madu galo-galo sudah berisi madu.
“Jadi, saat ini kami menunggu semua stup sudah berisi madu. Menurut penyuluh dari Dinas Pertanian Kehutanan Sumbar yang mendampingi kami dalam membudidayakan madu galo-galo ini, disampaikan bahwa awal November mendatang, semua stup ini sudah berisi madu,” ujarnya.
Dahrulsyah menceritakan ide budidaya madu galo-galo. Kata dia, ide ini diawali setelah diskusi panjang tentang kondisi perekonomian masyarakat Bandar Buat yang masih jauh dari kata sejahtera, khususnya masyarakat yang tinggal di RT03, RW06.
Dalam diskusi tersebut, ada warga yang mengusulkan agar Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat yang merupakan perpanjuangan tangan masyarakat untuk program Basinergi Mambangun Nagari (BMN) CSR PT Semen Padang, dapat memfasilitasi warga untuk membudidayakan madu galo-galo.
Selanjutnya, ide itu dibahas dalam Musyawarah Kito (Muskito) Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat. Setelah disetujui, ide itu kemudian disampaikan ke PT Semen Padang, dan pihaknya pun berharap agar ide itu masuk dalam program BMN. Karena, prospek madu galo-galo sangat menjanjikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Alhamdulillah, Semen Padang menyetujui usulan tersebut. Karena, budidaya madu galo-galo ini juga selaras dengan arahan Semen Padang dalam memberdayakan masyarakat. Kemudian, Semen Padang langsung mengucurkan anggaran CSR-nya untuk penyediaan 40 stup madu galo-galo,” ujar Dahrulsyah.
Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat kemudian membentuk kelompok tani dengan nama Kelompok Tani Hutan Sungai Gayo. Setelah itu, dipilihlah Taman Obat Keluarga (TOGA) seluas lebih kurang 2000 meter persegi di RT03, RW06 sebagai tempat budidaya madu galo-galo.
“Taman TOGA ini kami manfaatkan untuk budidaya madu galo-galo, karena hampir semua tanaman obat-obatan yang ada di sekitar Taman TOGA merupakan tanaman yang memiliki bunga. Ada sekitar 287 jenis yang tanaman obat yang ada di Taman TOGA ini,” bebernya.
Dalam budidaya madu galo-galo ini, tambah Dahrulsyah, Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat melibatkan penyuluh dari Dinas Kehutanan Sumbar sebagai pendamping. “Penyuluh dari dinas dilibatkan, karena Kelompok Tani Hutan Sungai Gayo masih awam tentang cara budidaya madu galo-galo,” pungkasnya.(*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.