PADANG – Banjir yang menggenangi Kota Padang membuat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang berupaya keras untuk mengantisipasinya. Beberapa tindakan strategis dilaksanakan, demi mengurangi titik banjir yang terjadi di seantero Kota Bingkuang ini.
“Untuk drainase yang dikerjakan tahun ini yaitu berupa pelebaran drainase, pengerukkan sedimen, dan pembuatan drainase baru,”ungkap Kepala Bidang (Kabid) SDA Dinas PUPR Padang Nico Lesmana kepada media.
Nico menyampaikan, ada beberapa titik di Kota Padang yang terkendala dalam konektivitas saluran drainase. Meskipun demikian, pihaknya terus berupaya melakukan hal terbaik demi kelancaran saluran air disetiap drainase yang ada.
“Ada beberapa titik memang bermasalah dengan saluran drainase ini yang membuat kami belum bisa berbuat apa-apa. Namun, kami akan terus upayakan supaya drainase tetap lancar dan aman ke depannya,” tuturnya
Sementara itu, untuk pekerjaan drainase yang dibangun tahun ini kata Nico,beberapa titik pengerjaan drainase yang sudah selesai yaitu di kawasan Alang Laweh, Gunung Pangilun, Kampung Pondok, Air Pacah, dan di Kawasan Siteba. Selebihnya, saat ini masih dalam pengerjaan dan ada yang akan selesai di Oktober dan sisanya pada November.
“Sebenarnya Oktober ini selesai, namun ada yang kontraknya hingga November. Yang jelas pengerjaan tidak ada kendala dan aman terkendali. Namun jika hujan deras maka beberapa waktu akan terhenti sementara,” ujarnya lagi.
“Ada yang baru dibuat saluran drainasenya, bahkan ada yang diperlebar. Selain itu kami juga tiap tahun terus melakukan pengerukan sedimen. Pengerukan ini juga dilakukan secara berkala sesuai dengan ukuran dan lokasinya,” ucapnya menambahkan.
Sementara untuk pekerjaan normalisasi sungai dan pekerjaan irigasi jelas Nico, ada dua paket pekerjaan masing masingnya dan kesemuanya sudah rampung 100 persen. U<span;>ntuk normalisasi sungai tahun ini ada dua lokasi yaitu di Lubuk Kilangan dan Nanggalo, sementara untuk irigasi juga ada di dua titik yaitu di Batu Gadang dan Lubuak Gajah Pisang.
“Khusus untuk normalisasi dan irigasi di masing-masing dua lokasi sudah selesai bulan lalu. Sementara untuk pengerjaan drainase ada yang selesai, dan masih ada yang sedang dikerjakan. Kami targetkan paling lama November semua sudah tuntas,” kata Nico.
Ditempat terpisah, Ketua Komisi III DPRD Kota Padang Osman Ayub menyebutkan, banjir terjadi karena konektivitas antar saluran tidak berjalan dengan baik. Untuk mengkoneksikan saluran air ini perlu pembaharuan tata ruang di Kota Padang.
“Tata ruang Kota Padang ini sudah berusia tua. Sejak Kota Padang berdiri 352 tahun silam, tata ruang Kota Padang tidak pernah berubah. Padahal pembangunan di Kota Padang sangat pesat, dan tidak sesuai lagi dengan tata ruang yang lama,”ucap pria yang juga politisi Nasdem ini.
Faktor lainnya yang membuat Kota Padang langganan banjir, karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Masih ada juga masyarakat, yang membuang sampah ke selokan masing-masing, sehingga saluram air tersumbat.
“Percuma saja Pemko Padang membuat berbagai program dalam menanggulangi sampah, ataupun membuat infrastruktur air yang baru, jika kesadaran masyarakat tak kunjung ada. Untuk itu, dihimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di selokan. Jagalah lingkungan masing masing, agar banjir tidak terjadi,”tutupnya. (*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.