Padang- PSP Padang tak mengakui hasil pertandingan menghadapi PSKB Bukittinggi, pada laga semifinal Liga 3 Tingkat Sumatera Barat, yang dilaksanakan di Stadion Sungai Sariak Padang Pariaman, Senin (6/12/2021).
Hal tersebut disampaikan Manejer PSP Padang Irwan Afriadi didampingi Sekretaris PSP Haris Hidayat, Direktur Teknik Joni Efendi, Pelatih Kepala PSP Delfi Adri dan sejumlah pengurus lainnya, dalam jumpa pers Selasa (7/12/2021).
Irwan menegaskan, pertandingan antara tim nya dengan PSKB Bukittinggi tak ada izin keramaian dari kepolisian setempat. Hal tersebut Ia ketahui setelah manajemen tim PSP Padang minta surat tersebut dari Panitia Pertandingan setempat dan Ketua Pelaksana Liga 3 Tahun 2021
Ia menanyakan hal itu, karena penonton yang menyaksikan pertandingan PSP dan PSKB mencapai ribuan orang. Bahkan mirisnya, penonton sudah berjubel hingga ke pinggir lapangan. Padahal PSP sendiri tidak membawa suporter dari Padang.
“Padahal dalam technical meeting disepakati bahwa penonton tidak boleh lebih dari 299 orang. Sebelum main, kami sudah bertanya kepada Match Commisioner, kenapa penonton sampai sebanyak ini. Mana surat izin keramaiannya, ini sudah melanggar kesepakatan technical meeting. Tapi Match Commisioner menjawab sudah ada izin keramaiannya,”terang Irwan.
Setelah babak pertama selesai kata Irwan, ia kembali mempertanyakan hal serupa, sehingga laga pertandingan sempat terhenti beberapa waktu.”Match Commisioner kembali meyakinkan kami bahwa suratnya ada tanpa memperlihatkan surat yang kami minta,”tuturnya.
Irwan pun mengakui bahwa PSP dibuat kecele, setelah pertandingan berlanjut dan seluruh pemain PSP onfire dalam keadaan tertinggal, malah dihentikan oleh wasit Farizon yang memimpin jalannya pertandingan.
“Kenapa pertandingan dihentikan oleh wasit, padahal tim kami sedang onfire. Disamping itu juga tidak ada kerusuhan, perkelahian, atau insiden lain di lapangan. Kemudian saya sendiri diminta untuk berunding terkait peristiwa ini. Anehnya disana ada Walikota Bukittinggi beserta 5 orang lainnya. Ada apa ini? Apa urusannya Walikota ikut berunding. Kami curiga ada apa dibalik ini semua,”tegasnya mempertanyakan.
Oleh karena itu, manajemen PSP ditegaskan Irwan tidak mengakui hasil pertandingan yang telah terlaksana, sehingga melaporkan kejadian ini kepada Asprov PSSI Sumbar dan Ketua PSSI Pusat
“Kami tak bisa menerima kejadian ini. PSP sangat dirugikan. Kami sudah surati PSSI Sumbar dan PSSI Pusat agar pertandingan kedua tim terlaksana kembali. Kami minta wasitnya diganti jika pertandingan diulang. Berdasarkan catatan kami, wasit Fairizon ketika memimpin pertslandingan PSKB selalu berpihak ke PSKB dan merugikan tim lawan. Wasitnya penuh kontroversi,”pintanya.
Sedangkan Sekum PSP, Haris Hidayat Dt Rajo Batuah merasa ada kejanggalan yang dilakukan Asprov PSSI Sumbar. Apa pun keinginan PSKB selalu diakomodir, contohnya tiga tim semifinalis setuju bertanding di Stadion H. Agus Salim, Padang atau di Sijunjung. Namun, pihak PSKB menolak ditempat netral tersebut.
“Kami jadi heran, kenapa tiga tim kalah suara dengan PSKB. Jadi wajar kami merasa ada keanehan dengan pihak panitia pelaksana,” jelas Alumni ITB tersebut menimpali.
Sementara itu, Direktur Tekhnik PSP, Joni Efendi menilai pihak penyelenggara sudah melanggar regulasi PSSI. Fatalnya, adalah soal prokes dan tidak adanya izin dari kepolisian.”Jadi kami menilai pelaksanaan pertandingan tersebut ilegal dan hasilnya pun ilegal,” jelas mantan pemain PSP dan Semen Padang era-90-an itu. (Ridho)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.