Padang – Persaingan memilih peserta grand final lomba tari virtual se Sumatera yang bertajuk KOTA EMAS (Kompetisi Tari Etnis Modern Antar Sumatera) ternyata tidak segampang yang diperkirakan.
Untuk memilih 10 finalis dari 31 peserta yang berasal dari 6 provinsi itu, ternyata juga membuat debat juri yang dilaksanakan secara zoom meeting tidak begitu mulus. Tidak kurang, setelah 3 kali mengadakan pertemuan virtual, baru juri memutuskan ke 10 peserta yang lolos ke grand final.
“Harus diakui banyak peserta yang bagus. Memang tidak semuanya, tapi ternyata persaingan angka nilai mereka berlangsung ketat,” ujar Ajeng Dominica, Founder AJD Sahabat Budaya yang menjadi inisiator lomba ini.
Pemilik nama asli Dr. Dominica Diniafiat, ST, MM ini mengatakan, sesuai petunjuk tekhnis dari panitia, semua peserta diharapkan agar meniru semua gerakan yang ada di video asli milik panitia. Namun kenyataannya, ada grup yang penampilannya bagus tapi karena merubah pola lantai dari gerakan yang telah dicontohkan maka terpaksa mereka dinyatakan gagal lolos ke final.
“Itu satu contoh kasus perdebatan juri. Namun dari sisi lain, ada pula peserta yang membuat sendiri gerakan tarinya. Tentu saja ini juga tidak lolos ke final. Tapi secara umum, kualitas peserta yang ikut, banyak yang bagus dan berbakat,” tambah Ajeng.
Sebagai founder dan inisiator lomba ini Ajeng juga merasa bangga dengan cukup banyak peserta yang ikut dan dari 6 provinsi pula. Acara yang menurutnya bagian dari Program AJD yakni Sahabat Budaya dan Sahabat Sanggar ini menurutnya juga dikagumi banyak daerah lain di luar Sumatera. Karena itu ia juga sudah merencanakan sebuah kegiatan lomba yang lain dan nantinya akan berjudul KOTA ELOK dan dilaksanakan untuk semua provinsi di Pulau Kalimantan.
“Mungkin tidak lomba tari virtual seperti KOTA EMAS ini lagi. Tapi mungkin kita mengadakan lomba tentang budaya tradisional di daerah-daerah di Kalimantan, yang menurut Kami akan sangat elok dan indah untuk dilombakan. Tapi bagaimana kritera dan apa materi rinci lombanya, masih kita rencanakan dan susun,” tambah Ajeng.
Ketua Panitia Pelaksana KOTA EMAS Nofrialdi Nofi Sastera menyebutkan acara puncak atau malam final pemilihan juara KOTA EMAS direncanakan akan berlangsung pada malam tanggal 25 Mei 2021 di Aula Museum Adityawarman Padang. Sementara gelar juara yang diperebutkan adalah Juara I, II, III serta Harapan I dan Harapan II. Sedang grup favorit penilaiannya dilakukan secara terbuka di youtube. Dimana tim yang paling banyak like-nya akan dinyatakan sebagai pemenang favorit.
Ditambahkan Nofi, untuk kerahasiaan nama peserta, terutama dalam rangka memberi keleluasaan pada juri saat menilai, maka semua peserta tetap tampil dengan kode nama yang telah ditentukan panitia. Misalnya kode nama peserta itu BCD, XYZ, IJK, dan lain-lain. “Harapannya, agar juri tetap bertindak fair dalam memberikan penilaian,” tambah Nofi.
Adapun 10 grup peserta yang lolos ke final adalah 5 grup dari Sumatera Barat, 2 grup dari Kepulauan Riau, 2 grup dari Lampung dan 1 grup dari Sumsel. Nama 10 Grup Finalis dan asal peserta itu adalah ;
1. BCD – (Kepri)
2. IJK – (Kepri)
3. PQR – (Lampung)
4. NOP – (Lampung)
5. MNO – (Sumsel)
6. STU – (Sumbar)
7. VWX – (Sumbar)
8. ZAB – (Sumbar)
9. ZAC – (Sumbar)
10. XYZ – (Sumbar)
(*)