Ekowisata Desa Matotonan: Potensi dan Tantangan
Oleh : Faaiz Naufal Syahputra Reviewer : Dr. Retnanintyas Santi, S.Ant, M.Sc
Kepulauan Mentawai, majalahintrust.com – Ekowisata telah menjadi tren global dalam beberapa tahun terakhir sebagai alternatif pariwisata yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Salah satu desa yang mulai menarik perhatian dalam hal ini adalah Desa Matotonan, yang terletak di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.
Desa ini terkenal dengan keindahan alamnya yang masih alami serta budaya lokal yang kuat. Ekowisata di Desa Matotonan tidak hanya berpotensi untuk melestarikan lingkungan, tetapi juga dapat menjadi sumber penghidupan yang penting bagi masyarakat setempat. Namun, penerapannya juga menghadapi berbagai tantangan.
Salah satu manfaat terbesar dari ekowisata di Desa Matotonan adalah pelestarian alam (Susanti 2020). Hutan hujan tropis yang mengelilingi desa ini merupakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna endemik yang terancam punah, seperti orangutan Mentawai.
Melalui ekowisata, wisatawan diajak untuk menghargai dan menjaga kelestarian alam tersebut. Selain itu, pendapatan dari kegiatan pariwisata dapat dialokasikan untuk program konservasi, sehingga lingkungan tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Selain manfaat lingkungan, ekowisata juga memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat lokal. Penduduk desa dapat terlibat dalam berbagai kegiatan wisata, seperti menjadi pemandu wisata, menyediakan akomodasi, atau menjual kerajinan tangan khas Mentawai. Dengan demikian, ekowisata mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa merusak alam yang menjadi tumpuan hidup mereka.
Meskipun memiliki banyak potensi, ekowisata di Desa Matotonan tidak terlepas dari tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur (Susanti 2020). Akses menuju desa ini masih cukup sulit karena letaknya yang terpencil. Selain itu, fasilitas penunjang seperti penginapan dan transportasi masih minim, sehingga menyulitkan wisatawan untuk berkunjung.
Tantangan lainnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat lokal tentang konsep ekowisata. Beberapa penduduk masih menganggap ekowisata sama dengan pariwisata massal yang sering kali merusak lingkungan. Padahal, ekowisata justru bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara wisata dan pelestarian alam. Oleh karena itu, edukasi mengenai pentingnya ekowisata dan cara mengelolanya secara berkelanjutan perlu ditingkatkan.
Contoh Keberhasilan dan Peluang Masa Depan
Walaupun demikian, Desa Matotonan memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi ekowisata yang sukses. Contohnya, beberapa wisatawan yang telah berkunjung menyatakan kepuasan mereka terhadap pengalaman otentik yang mereka dapatkan, mulai dari treking di hutan tropis hingga mengenal kehidupan masyarakat adat Mentawai. Ini menunjukkan bahwa jika dikelola dengan baik, Desa Matotonan dapat menjadi contoh model ekowisata yang berkelanjutan (Susanti2020).
Ke depan, pemerintah daerah dan masyarakat lokal perlu bekerja sama untuk mengatasi hambatan yang ada. Peningkatan infrastruktur, seperti jalan akses dan fasilitas wisata, serta pelatihan bagi masyarakat dalam mengelola ekowisata, adalah langkah-langkah yang harus diambil.
Dengan demikian, Desa Matotonan dapat terus berkembang sebagai destinasi ekowisata yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga kekayaan alam dan budaya lokal.
Kesimpulan
Ekowisata di Desa Matotonan menawarkan peluang besar bagi pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Meski demikian, pengembangan ekowisata ini masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga kurangnya pemahaman masyarakat.
Dengan adanya komitmen untuk mengatasi tantangan tersebut, Desa Matotonan memiliki potensi untuk menjadi salah satu destinasi ekowisata terbaik di Indonesia, sekaligus menjaga kekayaan alam dan budayanya yang unik.
Daftar Pustaka :
Susanti, R., Suprina, R., & Gantina, D. (2021). Pelatihan Pengelolaan Homestay Di Desa Muntei, Madobag dan Matotonan, Kec Siberut Selatan, Kab. Kep. Mentawai. Jurnal Pemberdayaan Pariwisata, 3(1), 45.
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.