Jakarta – Gonjang Ganjing Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang dikeluarkan baru baru ini, membuat Sumbar, khususnya kalangan MUI Sumatera Barat dan Para Pemangku Adat di Ranah Minang gerah.
Ketua Gerakan Masyarakat Minang Peduli Pendidikan (GMMPP) H. Febby Dt Bangso yang akrab disapa FDB meminta Mas Menteri Nadiem Makarim, agar datang ke Sumatera Barat untuk berdialog dengan para pemangku adat dan ulama.
Febby Dt Bangso yang juga Pimpinan FDB Institute mengatakan, sebaiknya kebijakan nasional ini bisa juga memperhatikan ruh dan jiwa lokal wisdom di Ranah Minang yang selama ini dikenal dengan daerah yg berbasiskan adat basandi syarak , syarak basandi kitabullah.
“Tentunya agar Mas Menteri bisa mempertimbangkan kembali SKB 3 Mentri untuk Wilayah Sumatera Barat, agar hal ini tidak membuat gaduh disaat ekonomi sulit di masa pendemi covid 19,” ujar Febby.
Febby menyebut, apa yang disampaikan Mas Menteri dengan SKB secara bernegara memang tidak ada salahnya. Tapi memperhatikan masalah lokal dengan kearifan nya jauh lebih penting.
“Jadi dengan diskusi serta saling mendengar antara Mas Menteri yang yang akan menjelaskan alasan penerbitan SKB 3 Menteri, disertai masukkan para pemangku adat dan ulama di Sumatera Barat menjadi pertimbangan ke depannya,” jelas Febby.
Febby berujar, dalam keadaan ekonomi sulit , seharusnya Mendikbud bisa menambah quota bidik misi untuk mahasiswa yang orang tuanya terkena dampak covid 19. Intruksi dari Menteri juga bisa membuat para rektor memberikan keringanan, agar jangan sampai mahasiswa tidak bisa mendapat KRS sebelum membayar uang kuliah nya.
Selain itu juga SOP Kegiatan Belajar Mengajar di masa pendemi covid harus diperhatikan betul, supaya siswa dan para guru bisa aman dan orang tua juga tidak was-was.
“Fasilitas cuci tangan , pembatasan jarak , dan lainnya walaupun kelihatan sepele wajib di perhatikan. Ditambah bagaimana langkah antispasi dengan penyemprotan desinfektan dan tindakan apa jika ada siswa atau guru yg terpapar covid 19 saat kegiatan belajar,” pungkas Febby. (*)