Pastikan Rekam Jejak Pasangan Calon
Padang – Debat kandidat putaran Ke – 2 kandidat calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Sumatera Barat, yang dilaksanakan di hotel Inna Muara dan live di TV One pada Kamis 3 Desember 2020 cukup menarik untuk disimak.
Ketua PKB Sumbar Febby Dt Bangso mengatakan, dengan Tema ‘SDM dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik’, akhirnya tanpa disadari memunculkan rekam jejak kandidat , baik itu kejadian masa lalu saat menjadi kepala daerah , pejabat negara atau jabatan lainnya para Cagub dan Cawagub.
“Semua terbuka dan terang benderang rekam jejak masing masing calon pada debat tersebut,” ucap Febby.
Seperti diutarakan Mulyadi dan Ali Mukhni menyampaikan secara tegas kepada Mahyeldi, perihal laporan Ombudsman tentang Mall Pelayanan Publik di Padang yang rapornya masih merah dan masalah masalah lainnya yg belum selesai.
Lalu Mulyadi – Ali Mukhni sorot Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Padang rendah bahkan di bawah Kota Payakumbuh. Bagaimana Mahyeldi akan memimpin Sumbar kalau begitu keadaannya.
Belum lagi intervensi partainya terhadap birokrasi dan ASN seperti berita yang viral minggu ini, salah satu kepala kantor diduga terlibat mensponsori sewa posko Mahyeldi Audy di Jalan A.Yani Padang senilai Rp 150 juta , dimana bukti transfer pembayaran dan bukti percakapannya beredar di sosmed dan ini juga digaungkan pertama kali oleh ketua DPD Gerindra Sumbar di group whats app.
Lalu ada juga pendapat dari Cawagub Indra catri yang mempertanyakan implementasi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dengan kondisi kekinian adat salingka nagari yang tidak bisa dijawab Mulyadi secara lugas seperti yang diharapkan Nasrul Abit dan Indra Catri.
Sementara itu pasangan Fakhrizal – Genius juga mempertanyakan komitmen pelestarian lingkungan dan transparansi pembangunan untuk Nasrul Abit. Sebagai contoh kasus hutan manggrove yang dirusak untuk membuat villa dan pembangunan RSUD Painan yang terbengkalai pada zaman Nasrul Abit memimpin Pessel.
Hal senada juga disampaikan Mulyadi yakni mempertanyakan perihal 18 tahun masyarakat Linggai Kabupaten Pessel yang tidak mendapat perhatian dan kurangnya pembangunan akses jalan yang sangat diperlukan masyarakat sekitar.
“Kemana saja Pak Nasrul Abit selama 1 kali menjadi wakil bupati , 2 kali menjadi bupati dan 1 periode sebagai wakil gubernur,”ucap Mulyadi dalam debat dan diungkapkan kembali oleh Febby.
Ali Mukhni juga mendapat pertanyaan bagaimana kabarnya Proyek Tarok City dengan segala persoalannya, serta APBD naik di jalan yang akhirnya juga tidak mampu dijawab Ali Mukhni.
“Akhirnya kembali kepada masyarakat , apakah memilih karano rancak dilabuah atau mengeksplorasi dengan baik rekam jejak para kandidat. Jan sampai tapiliah kuciang dalam karuang,” saran Febby dengan Bahasa Minang.
Ia mengatakan, memilih dengan bertanggung jawab, memastikan dengan baik dan benar siapa calon yang akan dipilih, sebagai bentuk rasa cinta kepada kampung halaman.
“Selamat memilih, jangan salah pilih dan jaga kesehatan dengan cara tetap mematuhi 3 M , Menjaga Jarak , Mencuci Tangan dan Memakai Masker,”ajak Febby.(*)