Padang, majalahintrust.com – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang gelar acara dengan tema “Balai Gadang Annual International Conference on Islamic Economies and Sciences Ke-2” di Hotel Pangeran Beach Padang, 27-07-2023. Acara ini langsung dihadiri oleh Rektor Prof.Dr.Hj.Martin Kustati, M.Pd.
Dekan FEBI UIN IB Padang, Ahmad Wira, M.SI, Ph. D., dalam laporannya mengatakan, bahwa pilihan Balai Gadang yang disebutkan dalam coference internasional ini dilakukan untuk kajian akademis bermuatan lokal yang berwawasan internasional. Pilihan ini menjadikan Balai Gadang yang disebutkan dalam salah satu dari kegiatan International Conference on Islamic Economies and Sciences tersebut tidak bisa terlepas dari gerakan dan pokok utama pengembangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Ahmad Wira berharap kegiatan yang menghadirkan narasumber dari Australia, Philipina, dan Malaysia memberikan berkontribusi bagi Sumatera Barat terkait dengan produk industri halal, sebagai mana yang telah dicitakan oleh Presiden RI untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat Industri halal. Sumatera Barat dijadikan sebagai daerah pusat pengembangan industri halal di Indonesia karena didukung oleh dua hal, pertama adalah penduduknya mayoritas muslim, dan kedua adalah filosofi orang Sumatera Barat yaitu “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”. Kemudian lebih penting lagi adalah bahwa kegiatan ini juga mendukung program Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syari’ah (KNEKS), serta Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syari’ah (KDEKS), imbuhnya.
Rektor UIN IB Padang Prof.Dr.Hj.Martin Kustati, M.Pd. dalam sambutan mengatakan bahwa Indonesia saat ini menghadapi beberapa tantangan dalam industri halal yaitu; peran pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia tahun 2024, kurangnya perusahaan bersertifikat halal, rendahnya daya saing produk lokal, kontrol, dan logistik, serta produk industri halal yang harus diakui standar internasional
Kemudian Rektor juga mengatakan bahwa, sebagai indikator ekonomi Indonesia terus membaik, dan salah satu negara konsumen produk halal terbesar di dunia ekonomi syariah terus membaik dan menunjukkan perkembangan yang mengembirakan. Pertumbuhan ekonomi syariah juga semakin kuat didukung oleh beberapa penggerak utama, antara lain penduduk muslim yang besar, meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai etika Islam terkait dengan kosumsi produk halal dan thoyyib.
Berikutnya ia bahwa, sektor makanan halal, Indonesia merupakan konsumen terbesar kedua di dunia, sedangkan pada sektor kosmetik halal meduduki konsumen terbesar keempat di dunia, tentunya dengan potensi demografi yang besar ini pemerintah juga akan mendorong masyarakat Indonesia, selamat melaksanakan kegiatan konferensi semoga dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi untuk membantu pengembangan perekonomian di Indonesia, ucapnya bersemangat.
Terakhir sambutan Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Asisten Adminitrasi Umum Andri Yulika, SH, M.Hum., mengungkapkan terima kasih kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN IB Padang serta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk menjadikan Provinsi Sumatera Barat sebangai pusat pengembangan industri halal, merupakan tantangan bagi pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Keseriusan pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam menindaklanjuti kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat, untuk menghadapi tantangan tersebut dengan memanfaatkan peluang yang ada yaitu kearifan lokal adat basandi syarak’, syara’ basandi kitabullah dan masyarakat Sumbatera Barat yang beragama Islam, serta adanya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2022.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada kunjungan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa, Sumatera Barat sudah maju selangkah dibanding provinsi lainnya dalam pengembangan ekonomi syariah dalam sektor pengembangan industri halal dan salah satu dalam RPJMD 2021-2026 terwujudnya Sumatera Barat yang madani dan berkelanjutan. Melalui Keputusan Gubernur telah ditetapkan beberapa objek wisata halal di Provinsi Sumatera Barat dan sudah memiliki infrastruktur pendukung produk halal seperti rumah potong hewan bersertifikat halal, lembaga halal.
Halal bukan lagi sebagai label, tetapi juga sudah memenuhi standar kesehatan, kualitas barang dan jasa serta kosumsi. Label halal tidak saja bagi negara muslim, tapi juga negara non muslim. Salah satu penyebabnya industri halal identik dengan kesehatan. Banyak negara yang berambisi menjadi pusat industri halal seperti; Korea, Jepang, Taiwan, Malaysia, dan negara lainnya. Indonesia tentunya lebih berpeluang besar sebagai pusat industri dunia,”tutupnya. (*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.