Padang, Intrust – Gubernur Sumatera Barat Buya Mahyeldi membuka secara resmi Festival Madu Tingkat Provinsi Sumbar Tahun 2022, dalam rangka hari jadi Sumbar ke-77 sekaligus mempromosikan produksi hasil hutan khususnya madu dari berbagai daerah di Sumbar, Minggu (2/10/2022).
Festival yang dipusatkan di halaman gedung kantor Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Jl. Raden Saleh, Kota Padang, ini akan berlangsung hingga 3 Oktober, dan diikuti 130 stand kelompok tani hutan maupun swadaya perorangan yang memproduksi madu murni baik dari jenis madu kelulut (galo-galo) maupun madu jenis apis.
Dalam sambutannya gubernur meminta agar dinas terkait terus menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak guna meningkatkan produksi madu dan standarisasi produk madu di Sumbar.
Khususnya penelitian dan pengembangan mengenai cara untuk penambahan jumlah ratu madu galo-galo sehingga jumlah koloni madu yang ramah (tidak menyengat) dan mudah dipelihara itu, semakin banyak. Sehingga meningkatkan produksi madu galo-galo yang bernilai ekonomis tinggi.
“Banyak sekali khasiat dan manfaat madu untuk kesehatan dan pemulihan. Madu juga solusi stunting. Saya minta, pastikan makanan tambahan untuk ibu hamil dan bayi, adalah madu,” kata gubernur.
“Karena itu ke depan, permintaan pasar akan semakin tinggi. Dinas terkait harus kerjasama dengan perguruan tinggi, bagaimana cara supaya makin banyak ratu madu sehingga bertambah koloni dan meningkat produksi madu,” lanjut Buya Mahyeldi.
Kadis Kehutanan Provinsi Sumbar, Yozarwardi, menyebut, festival madu diikuti oleh Kelompok perhutanan sosial dan kelompok tani hutan. Kegiatan ini juga sekaligus wujud dukungan terhadap visi dan misi meningkatkan nilai tambah dan produktivitas kehutanan.
“Festival ini juga merupakan tindak lanjut dari pencanangan minum madu asli oleh Gubernur Sumbar awal tahun lalu di Sawahlunto.
“Yang dipamerkan adalah produk hasil kehutanan khususnya madu, dan juga turunannya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan petani hutan dan ajang promosi berbagai ptoduk unggulan madu dan turunannya seperti propolis, sabun, dan lainnya,” ujar Yuzarwardi.
Lebih lanjut menurut Pak Yos – sapaan akrab Kadis Kehutanan – hingga saat ini pihaknya telah berhasil mendistribusikan sekaligus memberdayakan petani hutan dengan beternak madu kelulut gingga mencapai 4500 stup atau kotak sarang.
Hingga 5 tahun kedepan, pihaknya menargetkan bisa mengembangkan hingga 15 ribu kotak. Selain itu, juga akan mendorong pertumbuhan petani hutan yang beternak lebah madu secara swadaya.
Usai membuka festival, gubenur bersama sejumlah kepala OPD lingkup Provinsi Sumbar, diantaranya Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan serta Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, meninjau stand pameran madu yang ada. Berbagai rasa, warna dan khasiat madu tersedia lengkap di festival ini. Mulai dari rasa manis, asam, pahit, hingga aneka rasa buah, tergantung tumbuhan atau buah yang dikonsumsi lebah.
Para pengunjung pun dapat mencicipi setiap jenis madu sebelum membeli. Tersedia berbagai ukuran madu yang ditawarkan, mulai dari ukuran botol kecil, hingga ukuran berat satu kilogram. ns-ps
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.